Inilah yang Dialami Tubuh saat Terkena Toxic Shock Syndrome
Halodoc, Jakarta – Penggunaan pembalut sekali pakai masih menjadi pilihan para wanita ketika sedang mengalami masa menstruasi. Pembalut sekali pakai dinilai praktis dan terjamin kebersihannya. Sebenarnya banyak jenis pembalut yang bisa digunakan sesuai kebutuhan wanita ketika menstruasi, salah satunya adalah tampon.
Tampon merupakan salah satu alat penyerap darah haid yang berbentuk silinder. Selain bentuknya, nyatanya penggunaan tampon pun berbeda jauh dengan penggunaan pembalut sekali pakai.
Baca juga: Begini Penanganan untuk Kondisi Toxic Shock Syndrome
Toxic Shock Syndrome Efek Samping Penggunaan Tampon?
Bentuknya yang silinder tentu membuat wanita bertanya bagaimana cara penggunaan tampon. Penggunaan tampon diletakkan dalam lubang vagina sehingga tampon menyerap darah haid yang akan keluar melalui lubang vagina.
Penggunaan tampon mudah apabila kamu mengetahui cara penggunaan yang tepat. Ujung tampon didesain dengan benang untuk memudahkan kamu mengeluarkan tampon yang telah terpakai dari dalam lubang vagina.
Lalu, apakah penggunaan tampon memiliki efek samping? Salah satu dampak yang dapat terjadi akibat penggunaan tampon adalah toxic shock syndrome. Toxic shock syndrome adalah penyakit langka infeksi darah yang disebabkan karena paparan bakteri staphylococcus aureus atau streptococcus pyogenes melalui pembuluh darah dan menyerang darah. Kemudian, kedua bakteri penyebab toxic shock syndrome mengeluarkan racun yang dapat membahayakan pengidap.
Ada beberapa kondisi yang dialami oleh tubuh kamu ketika mengalami toxic shock syndrome seperti kondisi demam yang terjadi secara mendadak hingga suhu tubuh mencapai 39 derajat. Selain itu, tekanan darah menjadi rendah yang disertai dengan kondisi mual dan muntah, nyeri otot, linglung, mata memerah dan sakit kepala hebat. Terkadang, toxic shock syndrome menyebabkan kulit pada area vagina terasa panas.
Baca juga: Tes untuk Diagnosis Kondisi Toxic Shock Syndrome
Jika gejala yang kamu alami cukup mengganggu sebaiknya segera periksakan diri kamu ke rumah sakit terdekat untuk memastikan penyebab gejala yang kamu alami. Pemeriksaan lebih dini juga akan memudahkan pengobatan untuk kondisi toxic shock syndrome.
Ketahui Penyebab Toxic Shock Syndrome
Penyebab toxic shock syndrome yang utama karena adanya paparan bakteri staphylococcus aureus dan streptococcus pyogenes dalam darah. Kedua bakteri ini nyatanya akan mengeluarkan racun yang berbahaya untuk tubuh ketika berada dalam darah.
Penggunaan tampon dapat meningkatkan risiko wanita mengalami toxic shock syndrome karena serpihan tampon yang tertinggal dalam vagina dapat memicu pertumbuhan bakteri penyebab toxic shock syndrome. Tidak hanya itu, tampon yang menempel pada dinding vagina dalam waktu yang cukup lama nyatanya dapat menyebabkan iritasi.
Iritasi atau luka yang terjadi pada vagina menjadi jalan masuk bakteri menuju darah dan berkembang biak dalam tubuh. Jumlahnya yang terlalu banyak menyebabkan rusaknya jaringan dalam tubuh.
Tidak hanya penggunaan tampon, ada beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi toxic shock syndrome, seperti:
-
Memiliki luka terbuka;
-
Penggunaan alat kontrasepsi melalui vagina;
-
Memiliki luka bakar;
-
Infeksi setelah tindakan operasi.
Hindari toxic shock syndrome dengan melakukan pencegahan, seperti rajin mengganti pembalut atau tampon yang digunakan untuk menghindari perkembangan bakteri sekitar vagina. Jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah memasang tampon. Jaga kebersihan area vagina ketika masa menstruasi agar terhindar dari berbagai penyakit yang mengganggu kesehatan.
Baca juga: 4 Mitos Tentang Vaginismus yang Tak Perlu Dipercaya
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan