Inilah Tanda Kapalan yang Berbahaya bagi Tubuh
Halodoc, Jakarta – Kapalan sebenarnya adalah kondisi yang wajar dan jarang berbahaya. Namun, ada kondisi tertentu yang bisa membuat kondisi harus diwaspadai dan sebaiknya segera mendapat pertolongan medis. Lantas, apa saja tanda kapalan yang mulai berbahaya? Apakah kondisi ini bisa memicu komplikasi?
Kapalan alias callus ditandai dengan kulit yang menebal atau mengeras. Selain itu, kulit yang mengalami kapalan juga biasanya akan lebih kering dan berwarna agak putih kekuningan. Semua bagian kulit bisa mengalami kapalan, tapi gangguan ini paling sering terjadi di telapak kaki, jari-jari kaki, tumit, telapak tangan, serta jari-jari tangan.
Baca juga: Begini 4 Cara Mencegah Kapalan di Kaki
Kapan Harus Pergi ke Dokter?
Umumnya, kapalan bukanlah kondisi yang berbahaya. Namun, ada beberapa kondisi yang bisa membuat gangguan ini harus diwaspadai dan harus segera dibawa ke rumah sakit. Kapalan perlu diobati saat mulai menimbulkan rasa tidak nyaman serta mengganggu penampilan. Kapalan yang tidak kunjung menghilang dalam jangka waktu panjang juga harus segera ditangani.
Kapalan yang berbahaya juga bisa memicu rasa nyeri yang parah, keluar nanah, berdarah, serta mengganggu aktivitas. Jika itu yang terjadi, jangan tunda pengobatan. Selain itu, kapalan yang terjadi pada pengidap diabetes atau gangguan peredaran darah juga harus diwaspadai. Sebab, kapalan bisa menimbulkan luka yang berbahaya dan bisa memicu infeksi.
Kapalan biasanya disebabkan oleh tekanan atau gesekan yang berlebihan dan berulang pada satu area kulit tertentu. Hal itu menyebabkan kulit bereaksi dengan cara memperkuat jaringan yang mengalami gesekan dan tekanan tersebut. Kondisi ketika jaringan kulit menebal untuk berlindung disebut dengan istilah hiperkeratosis.
Ada beberapa kegiatan yang bisa memicu tekanan dan gesekan yang berulang serta berlebih. Hal itu bisa meningkatkan risiko munculnya kapalan, seperti menulis, memainkan alat musik, mengangkat beban berat, serta mengenakan sepatu yang tidak nyaman dan tidak mengenakan kaus kaki saat menggunakan sepatu.
Baca juga: Sering Dianggap Sama, Apa Beda Kapalan dan Mata Ikan?
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko kapalan, di antaranya:
- Kebiasaan tidak mengenakan sarung tangan, terutama saat menggunakan peralatan atau mengoperasikan mesin.
- Berjalan dengan postur atau cara yang tidak normal. Kapalan bisa terjadi pada orang yang lebih sering menumpukan berat badan hanya pada bagian kaki tertentu, misalnya tumit.
- Memiliki riwayat hammer toe atau jari kaki yang melengkung seperti cakar.
- Mengidap bunion atau benjolan pada sendi pangkal jempol kaki.
- Mengidap penyakit osteofit pada jari tangan atau telapak kaki.
Gejala khas dari kondisi ini adalah muncul penebalan pada area kulit tertentu, terutama yang sering tergesek atau tertekan. Meski bisa terjadi di mana saja, kapalan paling sering ditemukan di telapak tangan dan jari-jari tangan. Kapalan juga sering terjadi pada telapak kaki, terutama tumit dan bagian telapak dekat jari-jari kaki, lutut, bagian sisi atas, samping, serta sela-sela jari kaki.
Saat mengalami kapalan, ada perubahan yang bisa terjadi dan dirasakan, seperti kulit menebal, mengeras, dan terasa kasar. Kapalan juga menyebabkan kulit menjadi kering dan pecah-pecah. Pada beberapa pengidapnya, kapalan juga bisa menyebabkan rasa nyeri, terutama saat kapalan semakin tebal.
Baca juga: 5 Cara Mudah Usir Kulit Kaki Kapalan
Cari tahu lebih lanjut seputar kapalan dan tanda bahaya yang harus diwaspadai dengan bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call atau Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google play!
Referensi:
American Diabetes Association. Diakses pada 2020. Foot Complications.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Calluses.
Web MD. Diakses pada 2020. Understanding Corns and Calluses The Basics.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan