Inilah Penyebab Pneumotoraks Berdasarkan Jenisnya
Halodoc, Jakarta – Pneumotoraks adalah penyakit yang terjadi karena ada gangguan pada organ paru-paru. Secara umum, gangguan ini terjadi karena ada kumpulan udara pada rongga pleura. Rongga tipis ini dibatasi dua selaput pleura di antara paru-paru dan dinding ada. Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab penyakit ini, tergantung pada jenisnya.
Pneumotoraks dibagi menjadi dua jenis, yaitu pneumotorak primer dan sekunder. Selain itu, ada juga pneumotoraks yang disebut dengan pneumotoraks trauma. Berbeda jenis penyakitnya, maka akan beda pula penyebabnya. Lantas, apa saja perbedaan dan penyebab dari jenis penyakit ini? Simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut!
Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Pneumotoraks yang Bisa Berakibat Fatal
Jenis dan Penyebab Pneumotoraks
Pneumotoraks adalah penyakit yang terjadi karena ada kumpulan udara di rongga pleura. Kondisi ini terjadi karena ada celah yang muncul pada dinding dada, salah satunya diakibatkan oleh cedera. Selain itu, celah juga bisa terbentuk karena ada robekan pada jaringan paru-paru. Pneumotoraks merupakan kondisi gawat darurat, sehingga tidak boleh diabaikan begitu saja.
Semakin lama, udara yang menumpuk pada rongga tersebut bisa berakibat fatal karena menekan paru-paru. Kalau sudah begitu, risiko munculnya gangguan pada organ tersebut akan menjadi lebih tinggi. Semakin lama, tekanan bisa menyebabkan paru-paru mengempis atau mengalami kolaps. Lantas, apa saja penyebab pneumotoraks jika dilihat dari jenisnya?
1.Pneumotoraks Primer
Salah satu jenis pneumotoraks adalah pneumotoraks primer. Kondisi ini terjadi tanpa diketahui apa penyebabnya. Jenis pneumotorak ini bisa menyerang orang sehat tanpa didahului penyakit paru-paru terlebih dahulu.
2.Pneumotoraks Sekunder
Ada juga yang disebut pneumotoraks sekunder. Berbeda dengan pneumotoraks primer, kondisi ini terjadi akibat komplikasi yang disebabkan oleh penyakit paru-paru. Ada beberapa jenis penyakit paru-paru yang bisa menjadi pemicu kondisi ini, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi paru-paru, atau cystic fibrosis.
3.Pneumotoraks Trauma
Pneumotoraks juga bisa terjadi karena ada cedera pada dinding paru-paru atau dada. Pada kondisi tersebut, pneumotoraks disebut sebagai pneumotoraks trauma. Selain cedera aktivitas tertentu juga bisa menjadi pemicu kondisi ini, misalnya saat melakukan pendakian gunung.
Baca juga: Ketahui Penanganan Pneumotoraks Berdasar Tingkat Keparahannya
4.Pneumotoraks Non-Trauma
Tanpa cedera, pneumotoraks juga bisa menyerang seseorang. Kondisi ini disebut dengan pneumotoraks non-trauma. Jenis penyakit ini bisa terjadi secara spontan atau tanpa mengalami cedera sebelumnya.
Kondisi ini bisa menyebabkan muncul beberapa gejala akibat peningkatan tekanan dalam pleura. Pasalnya, kondisi ini bisa menghalangi paru-paru mengembang pada saat terjadi proses penarikan napas. Hal itu kemudian menyebabkan gejala berupa sesak napas, nyeri dada, keringat dingin, jantung berdebar, batuk dan lemas, hingga kulit berubah menjadi biru atau sianosis.
Seluruh jenis pneumotoraks sama sekali tidak boleh dianggap sepele, sebab bisa berakibat fatal. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa mengancam nyawa pengidapnya terutama jika sudah terjadi tension pneumotoraks. Tension pneumotoraks adalah kondisi ketika udara yang berkumpul di rongga pleura tidak dapat keluar. Padahal, udara terus saja masuk dari dinding dada dan paru-paru, sehingga tekanan yang terjadi bisa semakin parah, tidak hanya pada paru-paru tapi juga bisa memengaruhi jantung.
Baca juga: Ini Pengobatan untuk Pneumotoraks yang Perlu Diketahui
Jika mengalami gejala menyerupai pneumotoraks, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Kamu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk menyampaikan gejala awal dari penyakit yang dialami dan meminta saran pengobatan terbaik. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call atau Chat. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!