Inilah Pemeriksaan Fisik untuk Diagnosis Lichen Sclerosus
Halodoc, Jakarta – Menjaga kesehatan kulit adalah hal yang perlu dilakukan untuk menghindari berbagai penyakit kulit yang dapat menyerang. Tidak hanya pada area kulit dari tubuh yang terpapar matahari atau bagian tubuh yang terbuka, pada area genital juga dapat mengalami gangguan penyakit kulit seperti lichen sclerosus.
Baca juga: Wanita Menopause Lebih Rentan Kena Lichen Sclerosus, Mengapa?
Penyakit lichen sclerosus adalah gangguan kulit kronis yang sering menyerang bagian genital pria maupun wanita. Namun, kondisi ini lebih banyak menyerang wanita. Penyakit lichen sclerosus menyebabkan pengidapnya merasakan kondisi yang tidak nyaman seperti gatal-gatal pada area genital.
Wanita lebih sering mengalami kondisi ini khususnya wanita yang memasuki masa menopause. Meskipun menyerang area genital seseorang, penyakit ini tidak menular dan tidak menyebar melalui hubungan seksual.
Baca juga: Awas, Nyeri Saat Berhubungan Intim Bisa Jadi Idap Vaginismus
Gejala Penyakit Lichen Sclerosus
Gejala yang muncul dari penyakit ini beragam dan sesuai dengan tingkat keparahan. Umumnya, kondisi lichen sclerosus yang ringan tidak menunjukkan gejala pada pengidapnya. Ketahui jenis lain dari lichen sclerosus berdasarkan gejala yang dialami oleh pengidap lichen sclerosus, yaitu:
1. Lichen Sclerosus Vulva
Bagian genital wanita dikenal dengan istilah vulva. Jenis lichen sclerosus vulva hanya dialami oleh wanita saja. Pada bagian vulva wanita muncul penyakit lichen sclerosus, namun jika tidak segera diatasi, kondisi ini menyebar menuju bagian anus.
Lichen sclerosus vulva ditandai dengan rasa gatal pada area sekitar vagina. Rasa gatal yang muncul semakin parah ketika malam hari. Tidak hanya itu, muncul memar, luka lepuh, dan luka setelah bagian yang gatal digaruk. Kondisi lichen sclerosus vulva juga menyebabkan seseorang mengeluarkan urine yang berbau.
2. Lichen Sclerosus Ekstra Genital
Jenis lichen sclerosus ini juga menyerang wanita. Namun, kondisi bercak putih yang muncul biasanya terdapat pada bagian paha, bokong, punggung bawah, perut, bawah payudara, leher dan ketiak. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala lain seperti kulit yang kering, muncul memar, dan kulit yang luka.
3. Lichen Sclerosus Penis
Jenis ini tentu hanya muncul pada pria dengan gejala bercak putih yang muncul pada bagian ujung penis atau bagian kulup. Kondisi yang mengalami lichen sclerosus juga mengalami jaringan parut yang membuat uretra menyempit. Dampaknya, pengidap lichen sclerosus penis mengalami fimosis dan nyeri ketika buang air kecil.
Jika mengalami gejala di atas, tidak ada salahnya bertanya langsung mengenai kondisi kesehatan area genital lewat aplikasi Halodoc. Gunakan Voice/Video Call atau Chat dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan kamu.
Lakukan Pemeriksaan Fisik untuk Mengobati Lichen Sclerosus
Kekurangan hormon estrogen pada wanita dapat menjadi penyebab berkembangnya kondisi ini. Sedangkan pada pria, kondisi ini disebabkan adanya penyumbatan saluran urine pada bawah kulup penis. Namun, sebelum melakukan pengobatan, seseorang yang mengalami gejala penyakit lichen sclerosus memerlukan pemeriksaan fisik, seperti biopsi.
Pemeriksaan biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan untuk diperiksa menggunakan mikroskop. Jika dipastikan adanya kondisi lichen sclerosus, tentu kamu bisa menggunakan salep kortikosteroid sebagai pengobatan.
Sebaiknya lakukan pencegahan terhadap penyakit ini dengan menjaga kebersihan area genital dan juga rutin mengonsumsi makanan sehat yang dapat menjaga kesehatan bagian area genital.
Temukan informasi kesehatan lainnya seputar area genital di Halodoc. Segera download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga, ya!
Baca juga: Jenis-Jenis Lichen Sclerosus yang Perlu Diketahui