Inilah Nyeri Sendi yang Tidak Boleh Diabaikan
Halodoc, Jakarta - Tak hanya sebagai penghubung antar tulang, sendi memiliki fungsi penting, yaitu menunjang pergerakan. Itulah sebabnya ketika mengalami nyeri sendi, efek yang dirasakan tak hanya nyeri, tetapi juga berkurangnya keleluasaan gerak.
Penyebab nyeri sendi sangat beragam, karena kondisi ini bisa jadi gejala dari penyakit tertentu. Tingkat keparahannya juga bisa ringan hingga berat, serta bisa singkat (akut) atau berkepanjangan (kronis). Seperti apa nyeri sendi yang tidak boleh diabaikan? Simak dalam pembahasan berikut in.
Baca juga: 5 Olahraga yang Dapat Menyehatkan Sendi dan Tulang
Jangan Abaikan Gejala Nyeri Sendi yang Seperti Ini
Secara umum, nyeri sendi ditandai dengan keluhan seperti:
- Bengkak, kemerahan, dan nyeri saat area sendi disentuh.
- Area sendi terasa hangat.
- Kaku dan pergerakan di area sendi jadi terbatas.
Sebenarnya, sekecil apapun keluhan yang dirasakan sebaiknya dikonsultasikan ke dokter. Terutama yang mengganggu aktivitas, seperti nyeri sendi. Jika kamu atau orang terdekat ada yang mengalami berbagai gejala nyeri sendi seperti yang disebutkan tadi, gunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit segera.
Terutama jika gejala nyeri sendi tak kunjung membaik dalam 2 minggu, atau disertai dengan berbagai gejala berikut ini:
- Demam.
- Area di sekitar sendi yang nyeri tidak bisa digerakkan.
- Pembengkakan sendi meningkat dengan cepat.
- Sendi tampak berubah bentuk.
- Intensitas nyeri sendi meningkat, hingga tidak tertahankan.
- Berkeringat di malam hari.
- Berat badan turun drastis tanpa sebab.
Baca juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan Sendi
Pilihan Penanganan untuk Nyeri Sendi
Nyeri sendi yang masih tergolong ringan dapat ditangani di rumah dengan melakukan beberapa cara berikut ini:
- Istirahat yang cukup.
- Kompres sendi yang bengkak dengan kantong es selama 15-20 menit.
- Mandi air hangat untuk meredakan nyeri.
- Hindari aktivitas yang melibatkan sendi yang nyeri.
- Minum obat pereda nyeri seperti paracetamol.
Jika nyeri sendi tak kunjung reda, segera periksakan diri ke dokter. Untuk meredakan nyeri sendi, dokter dapat meresepkan obat-obatan tergantung kondisi yang dialami, seperti:
- Capsaicin atau menthol dalam bentuk krim, salep, gel, koyo, atau balsam, untuk dioleskan ke sendi yang nyeri.
- Obat golongan disease-modifying anti-rheumatic drugs (DMARD), misalnya methotrexate dan sulfasalazine.
- Obat golongan NSAIDs (Non-steroidal anti-inflammatory drugs).
- Obat kortikosteroid bentuk suntikan.
- Obat asam hialuronat bentuk suntikan.
- Antibiotik, jika ada indikasi infeksi bakteri.
Selain itu, dokter juga dapat merekomendasikan beberapa terapi untuk menangani nyeri sendi, seperti fisioterapi, terapi okupasi, psikoterapi, atau terapi lain berdasarkan kondisi yang dialami. Jika berbagai pengobatan yang dilakukan tak membuahkan hasil, dokter mungkin akan menyarankan operasi.
Baca juga: Gangguan Sendi yang Rentan Diidap Pegawai Kantoran
Prosedur operasi yang dapat dilakukan akan tergantung pada kondisi dan penyebab nyeri sendi yang dialami, seperti:
- Operasi pengeluaran cairan sendi (aspirasi).
- Operasi perbaikan sendi. Dilakukan untuk memperbaiki permukaan sendi dan mengaturnya ke posisi yang benar.
- Operasi penggantian sendi yang rusak, dan menggantinya dengan sendi buatan.
- Operasi fusi sendi (arthrodesis), untuk menyatukan tulang yang dihubungkan oleh sendi yang mengalami kerusakan.
Itulah sedikit penjelasan mengenai gejala nyeri sendi yang tidak boleh diabaikan, dan berbagai pengobatan yang dapat dilakukan. Untuk mencegah nyeri sendi, penting untuk menghindari gerakan atau aktivitas yang dapat menyebabkan tekanan berulang pada sendi.
Selain itu, jaga berat badan tetap ideal dan gunakan alat pelindung diri jika akan melakukan aktivitas yang rentan atau berisiko cedera. Lakukan juga pemeriksaan kesehatan rutin, jika memiliki kondisi yang meningkatkan risiko nyeri sendi, seperti arthritis atau penyakit asam urat.