Inilah Mitos dan Fakta seputar Masa Subur Wanita
Halodoc, Jakarta – Siklus menstruasi dimulai pada hari pertama menstruasi dan berlanjut hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Masa subur atau ovulasi terjadi ketika sel telur dilepaskan dari ovarium dan biasanya terjadi 12 hingga 14 hari sebelum menstruasi berikutnya dimulai. Ini adalah masa kemungkinan besar kehamilan akan terjadi.
Terkait masa subur ini, ada banyak mitos yang beredar dan mengaburkan informasi mengenai masa subur wanita. Makanya supaya jangan salah lagi, simak di sini mitos dan fakta masa subur wanita!
Baca juga: Baru Hamil, Ketahui 4 Tipe Bumil Ini
Mitos: Kesuburan Wanita Mulai Menurun pada Usia 35 Tahun
Masa subur wanita berada di rentang usia 20-an. Namun, kesuburannya mulai menurun pada akhir usia 20-an dan awal 30-an dan lebih cepat lagi setelah usia 35 tahun. Seorang wanita sehat berusia 30 tahun memiliki peluang 20 persen untuk hamil ketika melakukan hubungan seks dalam rentang satu bulan, tetapi peluang tersebut turun menjadi 5 persen untuk wanita berusia 40 tahun. Kebanyakan wanita tidak bisa hamil ketika mereka mencapai usia pertengahan 40-an, beberapa tahun sebelum menopause.
Mitos: Wanita Tidak Bisa Hamil saat Menstruasi
Meskipun seorang wanita kemungkinan besar akan hamil dengan melakukan hubungan seksual beberapa hari sebelum dan selama ovulasi, kehamilan masih mungkin terjadi selama dia menstruasi. Sperma dapat bertahan hidup di dalam rahim hingga lima hari, dan jika kamu berhubungan seks menjelang akhir haid, ada kemungkinan sperma dapat membuahi sel telur setelah dilepaskan saat ovulasi. Secara keseluruhan, kejadian ini jarang terjadi, tetapi lebih mungkin terjadi pada wanita dengan siklus menstruasi yang lebih pendek.
Mitos: Wanita Paling Subur pada Hari ke-14 Siklus Menstruasi
Tidak semua wanita memiliki panjang siklus yang sama. Faktanya adalah wanita paling subur pada hari-hari menjelang menstruasi dan pada hari ovulasi ketika ovarium melepaskan sel telur. Ovulasi dapat terjadi kapan saja antara 11 dan 21 hari setelah haid terakhir seorang wanita.
Baca juga: Tekanan Sosial pada Ibu Hamil, Hati-Hati Picu Stres
Berhubungan seks dalam jangka waktu lima hari menjelang ovulasi dan hari ovulasi memberikan peluang terbaik untuk hamil. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa melakukan hubungan seks bahkan saat tidak subur dapat meningkatkan peluang untuk hamil ketika berhubungan seks di waktu berdekatan dengan ovulasi.
Mitos: Rata-Rata Pasangan Hamil dalam Waktu Tiga Bulan setelah Mencoba
Kemampuan untuk hamil bervariasi di antara pasangan. Banyak faktor yang memengaruhi konsepsi, termasuk usia dan kesuburan kesehatan pria dan wanita. Sekitar 59 persen pasangan yang mencoba hamil akan berhasil dalam tiga bulan, dan sekitar 85 persen akan berhasil dalam satu tahun mencoba.
Jika kamu tidak kunjung hamil dalam waktu satu tahun, buatlah janji dengan dokter spesialis. Kamu bisa buat janji bertemu dokter di rumah sakit pilihan dengan menggunakan Halodoc. Tanpa perlu repot antre, kamu hanya perlu datang di waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Mitos: Telur Dapat Dibuahi Hingga Dua Hari setelah Dilepaskan
Meskipun sperma dapat bertahan hingga lima hari di dalam rahim wanita, sel telur hanya dapat dibuahi 12-24 jam setelah dilepaskan dari ovarium. Untuk hamil, sperma hidup harus berada di dalam rahim dalam jangka waktu singkat dari masa ovulasi seorang wanita.
Mitos: Tanda-Tanda Ovulasi Selalu Jelas
Ada banyak cara untuk melacak atau mencoba mendeteksi ovulasi, seperti grafik suhu tubuh basal, pengamatan lendir serviks, tes prediktor ovulasi, banyak lagi. Untuk beberapa wanita, satu atau beberapa metode ini sempurna, dan mereka tidak mengalami kesulitan untuk menggunakannya.
Baca juga: Ibu Hamil Sering Emosional? Atasi dengan 4 Langkah Ini
Meski begitu, bagi sebagian lainnya pengukuran suhu basal tubuh tidak akan berfungsi. Baik itu karena jadwal tidur yang tidak teratur atau tidak ingat untuk mengambil dan mencatat suhu tubuh secara konsisten setiap pagi. Bagi sebagian wanita, pelacakan lendir serviks itu mudah, dan bagi yang lainnya tidak. Alat tes ovulasi yang disinyalir dapat memberikan tanda ovulasi pun bisa jadi tidak mudah untuk dilakukan.