Inilah Langkah Diagnosis Solusio Plasenta
Halodoc, Jakarta – Sejak dalam kandungan bayi membutuhkan banyak nutrisi dan gizi untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan. Nutrisi dan gizi didapatkan janin dalam kandungan melalui plasenta. Plasenta adalah salah satu organ yang cukup penting selama masa kehamilan dan menempel pada dinding rahim.
Kenyataannya, ada kondisi kesehatan yang menyebabkan plasenta terlepas dari dinding rahim. Hal ini menyebabkan pendarahan pada ibu hamil dan mengancam keselamatan janin dalam kandungan, yang dikenal dengan kondisi solusio plasenta.
Solusio plasenta dapat terjadi secara tiba-tiba. Sebaiknya ibu mengerti gejala-gejala dini agar ibu bisa mendapatkan penanganan lebih dini sehingga menurunkan risiko terburuk dari Solusio plasenta.
Baca juga: Solusio Plasenta Bisa Sebabkan Syok Saat Persalinan
Solusio plasenta dialami oleh ibu hamil yang memasuki trimester ketiga dari usia kehamilannya. Biasanya ibu dengan solusio plasenta mengalami perdarahan yang cukup hebat dari Miss V. Selain itu, detak jantung janin juga mengalami perubahan.
Sebaiknya setiap hari ibu hamil perlu memeriksakan detak jantung bayi secara mandiri. Selain itu, nyeri punggung dirasakan oleh ibu hamil yang mengalami solusio plasenta. Kontraksi pada rahim juga dialami sehingga menyebabkan rasa nyeri pada perut. Selain memeriksa detak jantung bayi secara mandiri, ibu perlu memeriksa pergerakan janin dalam kandungan.
Tidak ada salahnya untuk mencatat setiap gerakan yang terjadi dalam perut, sehingga ketika ada perubahan pada gerakan janin, ibu bisa langsung mengetahui dan mengantisipasi dengan mendatangi tim medis.
Sebaiknya segera mendatangi tim medis agar dokter bisa mendiagnosis kondisi solusio plasenta. Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini seperti:
1. Ultrasonografi
Ultrasonografi atau USG dilakukan oleh dokter untuk mendeteksi plasenta dan kondisi janin.
2. CTG atau Cardiotocography
CTG atau cardiotocography adalah alat yang digunakan oleh dokter kandungan untuk memantau denyut jantung janin dan kontraksi rahim ketika bayi masih dalam kandungan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan kondisi ibu dalam masa kehamilan.
3. Tes Darah
Solusio plasenta menyebabkan perdarahan pada ibu hamil, sehingga tes darah akan dilakukan untuk melihat kadar hemoglobin dalam darah yang membawa oksigen bagi ibu dan janin.
Pencegahan solusio plasenta bisa dilakukan dengan menghindari kebiasaan gaya hidup yang buruk seperti merokok atau mengonsumsi alkohol. Beberapa penyakit seperti gangguan tekanan darah atau kekurangan gizi pada ibu hamil juga menjadi faktor yang menyebabkan ibu mengalami solusio plasenta.
Baca juga: 10 Faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Solusio Plasenta
Perawatan Solusio Plasenta
Perawatan kondisi solusio plasenta tergantung dari tingkat keparahan kondisi ini. Jika kondisi solusio plasenta termasuk dalam kondisi ringan dan usia kandungan di bawah 34 minggu, biasanya perawatan di rumah sakit menjadi pilihan untuk mengatasi kondisi solusio plasenta.
Jika kondisi solusio plasenta cukup parah, maka dokter bisa saja menyarankan untuk melakukan operasi caesar untuk menghindari bahaya yang terjadi pada bayi maupun ibu.
Sebaiknya konsumsi makanan yang banyak mengandung folat agar perkembangan bayi dan kesehatan ibu selalu terjaga. Tidak ada salahnya untuk selalu memeriksakan kandungan secara rutin agar bisa dilakukan penanganan lebih dini terhadap permasalahan kehamilan yang dihadapi oleh ibu. Ibu bisa bicarakan kesehatan ibu pada masa kehamilan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Baca juga: Pada Usia Kehamilan ke Berapa Solusio Plasenta Terjadi?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan