Inilah Jenis-Jenis Skizofrenia yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Ditandai dengan gangguan pikiran, perilaku abnormal, dan antisosial, skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan yang membuat pengidapnya sulit membedakan antara kenyataan dan khayalan. Awalnya, gangguan kejiwaan ini terbagi menjadi 5 jenis. Namun, pada 2013 lalu, dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition (DSM-V), para ahli dari American Psychiatric Association (APA) menganjurkan untuk menghapus 5 jenis itu, dan hanya menggunakan satu sebutan, yaitu skizofrenia.
Baca juga: Ini Alasan Orang dengan Skizofrenia Bisa Bertindak Nekat
Penghapusan jenis-jenis skizofrenia itu didasarkan pada keputusan para ilmuwan dari APA, bahwa kesimpulan terdahulu tentang gangguan kejiwaan ini memiliki stabilitas diagnostik yang terbatas, validitas yang buruk, dan reliabilitas yang rendah. Berikut 5 jenis skizofrenia yang klasifikasinya sempat dijadikan acuan oleh para ahli dahulu:
1. Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia jenis ini merupakan yang paling sering muncul gejalanya, termasuk di antaranya adalah delusi dan halusinasi. Pengidap skizofrenia paranoid biasanya menunjukkan perilaku yang tidak normal seakan ia sedang diawasi, sehingga ia kerap menunjukkan rasa marah, gelisah, bahkan benci terhadap seseorang. Namun, mereka yang mengalami skizofrenia jenis ini masih memiliki fungsi intelektual dan ekspresi yang tergolong normal.
2. Skizofrenia Katonik
Skizofrenia katonik ditandai dengan adanya gangguan pergerakan. Pengidap skizofrenia jenis ini cenderung tidak bergerak atau justru bergerak hiperaktif. Pada beberapa kasus juga ditemukan sama sekali tidak mau berbicara, atau senang mengulangi perkataan orang lain. Pengidap skizofrenia katonik juga sering kali tidak memedulikan kebersihan dirinya, serta tidak mampu menyelesaikan aktivitas yang dilakukan.
Baca juga: Pengidap Skizofrenia Sulit Melakukan Interaksi Sosial
3. Skizofrenia Tidak teratur
Skizofrenia tidak teratur merupakan jenis yang memiliki kemungkinan paling kecil untuk disembuhkan. Pengidap skizofrenia jenis ini ditandai dengan ucapan dan tingkah laku yang tidak teratur dan sulit dipahami. Terkadang mereka bisa tertawa tanpa alasan jelas, atau terlihat sibuk dengan persepsi yang mereka miliki.
4. Skizofrenia Diferentiatif
Skizofrenia jenis ini merupakan yang paling sering terjadi. Gejala yang ditimbulkan adalah kombinasi dari beragam subtipe dari skizofrenia lainnya.
5. Skizofrenia Residual
Pengidap skizofrenia residual biasanya tidak menunjukkan gejala umum dari skizofrenia seperti berkhayal, halusinasi, tidak teratur dalam berbicara dan berperilaku. Mereka baru mendapat diagnosis setelah satu dari empat jenis skizofrenia lain telah terjadi.
Itulah beberapa jenis skizofrenia yang pernah ada dan dijadikan acuan. Perlu diketahui bahwa orang dengan skizofrenia biasanya tidak menyadari jika mereka memiliki kondisi ini dan membutuhkan pengobatan. Itulah sebabnya jika kamu mencurigai orang terdekat menunjukkan gejala-gejala skizofrenia, segera ajak orang tersebut untuk ke psikolog/psikiater. Agar lebih mudah, download saja aplikasi Halodoc dan gunakan untuk buat janji dengan psikolog/psikiater di rumah sakit.
Baca juga: Pikiran Negatif Memicu Gangguan Mental, Kok Bisa?
Hal-Hal yang Dapat Sebabkan Skizofrenia
Hingga saat ini, penyebab pasti dari skizofrenia masih sulit untuk diketahui. Namun, ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya gangguan ini, yaitu:
- Ketidakseimbangan senyawa kimia di otak. Kadar seratonin dan dopamine dalam otak yang tidak seimbang diduga bisa menyebabkan penyakit ini.
- Perbedaan dalam struktur otak. Perbedaan dalam struktur otak dan sistem saraf pusat orang dengan skizofrenia. Meski belum ada penelitian yang menjelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi, gangguan kejiwaan ini diduga terkait dengan penyakit otak.
- Genetik. Skizofrenia juga mungkin diwariskan di dalam keluarga. Jadi, jika salah satu keluarga memiliki riwayat penyakit ini, kamu juga memiliki risiko untuk mengalami hal yang serupa.
- Faktor lingkungan. Faktor ini termasuk infeksi virus dan kekurangan beberapa nutrisi ketika masih dalam kandungan.
- Obat-obatan tertentu. Penyalahgunaan obat-obatan terlarang seperti narkotika, dapat membuat risiko terjadinya skizofrenia meningkat.
Selain beberapa hal yang disebutkan tadi, stres juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami skizofrenia. Namun, perlu diingat bahwa sebenarnya tidak ada penyebab pasti dari gangguan kejiwaan ini. Berbagai hal yang disebutkan tadi hanyalah hal-hal yang berpotensi memicu saja.