Inilah Indikasi Seseorang Mengidap Imposter Syndrome
Halodoc, Jakarta – Pernah dengar tentang imposter syndrome? Seseorang yang mengidap imposter syndrome atau sindrom penipu selalu meragukan pencapaian dan kemampuan dirinya sendiri. Sindrom ini memang bisa menyerang siapa pun, tetapi biasanya lebih rentan dialami oleh orang-orang yang berprestasi.
Gejala imposter syndrome tidak muncul setiap waktu. Misalnya, gejalanya hanya muncul ketika pengidapnya menjalani pekerjaan baru di minggu-minggu pertama. Lantas, seperti apa ciri-ciri orang yang mengidap imposter syndrome? Ini yang perlu kamu ketahui.
Baca juga: Selalu Enggak Puas, Sindrom Imposter Buat Orang Takut Kelihatan Gagal
Tanda Seseorang Alami Imposter Syndrome
Seseorang yang mengidap imposter umumnya selalu ragu-ragu atau khawatir terhadap persepsi orang tentang pencapaian dan kemampuannya. Pengidap imposter syndrome sangat menjaga citra dirinya di depan orang lain. Tanda lainnya adalah:
- Khawatir dengan Performa Kerja
Pengidap imposter syndrome mungkin takut bahwa kolega dan bosnya mengharapkan usaha yang lebih dari dirinya dan mereka takut tidak berhasil menjalankannya. Rasa takut dan khawatir yang terlalu besar ini membuat pengidap imposter syndrome menahan diri untuk mengeluarkan potensinya demi menghindari kesalahan. Mereka takut bahwa kesalahan yang mereka lakukan bisa merusak kinerjanya.
- Menghindari Tanggung Jawab
Seseorang yang punya imposter syndrome biasanya lebih fokus dengan tugas yang sudah ada dan enggan mengambil tugas tambahan yang sebenarnya bisa meningkatkan nilai kinerja mereka. Alasan mengapa mereka justru menghindari tugas tambahan karena takut mengganggu atau merusak kualitas tugas mereka yang lain.
- Meragukan Diri Sendiri
Kesuksesan justru bisa menimbulkan keraguan pada diri pengidap imposter syndrome. Ketika pengidap meraih pencapaian yang bagus pun, mereka mungkin tidak dapat mengenali pencapaiannya. Alih-alih merayakan pencapaiannya, pengidap imposter syndrome justru khawatir tidak dapat mempertahankan pencapaiannya tersebut.
Baca juga: Sering Merasa Cemas Menjadi Tanda Terjadinya Gangguan Jiwa
- Menyangkal Potensinya
Pengidap imposter syndrome mungkin menyangkal kompetensi yang mereka miliki karena merasa bahwa kesuksesannya disebabkan oleh faktor atau peluang dari luar. Demikian pula ketika terjadi kesalahan karena alasan eksternal, pengidap mungkin menyalahkan dirinya sendiri.
- Tidak Puas dengan Kinerja
Dalam beberapa kasus, pengidap imposter syndrome mungkin tidak merasa cukup tertantang dalam pekerjaannya. Namun, ketakutan akan kegagalan juga bisa menghentikan mereka untuk meraih prestasi lebih atau tanggung jawab tambahan. Melansir dari Healthline, hasil studi pada 2014 menunjukkan bahwa orang yang mengidap sindrom penipu cenderung tetap pada posisinya, karena mereka tidak percaya bahwa mereka bisa berbuat lebih baik.
- Menghindari Promosi
Akibat terlalu meremehkan keterampilan dan kemampuan yang mereka miliki, pengidap sindrom penipu sering kali mencari jalan aman dengan menghindari promosi atau tanggung jawab lebih. Mereka melakukan ini karena merasa tidak percaya bahwa mereka pantas mendapatkannya.
Bahaya Sindrom Imposter Terhadap Kesehatan Mental Pengidapnya
Ketakutan akan ketidakmampuan ini bisa menimbulkan masalah mental dpad pengidap imposter syndrome. Mereka mungkin rentan merasa gelisah, depresi, frustasi, kurang percaya diri dan malu. Namun, sejauh ini para ahli tidak menganggap sindrom penipu sebagai kondisi kesehatan mental.
Baca juga: Mengidap Gangguan Kecemasan, Ini Dampaknya pada Tubuh
Masih punya pertanyaan lain tentang imposter syndrome? Kamu bisa menghubungi psikolog lewat aplikasi Halodoc untuk bertanya-tanya lebih dalam. Tidak perlu repot keluar rumah, hanya dengan smartphone kamu dapat menghubungi psikolog kapan dan di mana pun kamu inginkan.