Perlu Tahu, Ini Tanda dan Gejala PTSD yang Sering Terjadi

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   27 Agustus 2024

“Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pasca trauma menjadi salah satu jenis penyakit mental yang umum terjadi. PTSD dapat muncul setelah seseorang mengalami suatu kejadian traumatis seperti kecelakaan, kekerasan, pelecehan, perang, atau bencana alam.”

Perlu Tahu, Ini Tanda dan Gejala PTSD yang Sering TerjadiPerlu Tahu, Ini Tanda dan Gejala PTSD yang Sering Terjadi

DAFTAR ISI

  1. Bagaimana Ciri Seseorang yang Mengalami PTSD?
  2. Apakah PTSD Dapat Disembuhkan?

Halodoc, Jakarta – Post-Traumatic Stress Disorder atau PTSD adalah gangguan mental yang terjadi setelah mengalami suatu trauma. Trauma memang dapat memengaruhi seseorang dengan cara yang berbeda, tetapi tidak semua orang yang mengalami trauma akan mengembangkan PTSD. 

Secara umum, gejalanya mirip dengan depresi, tetapi PTSD lebih cenderung terjadi karena pengalaman traumatis yang mengganggu secara emosional dan fisik. Selain itu, PTSD juga bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang. 

Akan tetapi, tidak ada yang tahu pasti mengapa beberapa orang mengembangkan kelainan ini setelah mengalami trauma, sedangkan yang lain tidak.

Meski begitu, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gangguan ini. Misalnya riwayat trauma masa kecil, ketidakstabilan mental sebelumnya, dan kurangnya dukungan sosial setelah kejadian traumatis.

Bagaimana Ciri Seseorang yang Mengalami PTSD?

Gejala dari gangguan stres pascatrauma dapat bervariasi antara setiap orang.

Penting untuk mengenalinya karena terkadang gejalanya mirip dengan kelainan mental lain, seperti stockholm syndrome. 

Melalui artikel Beda Gejala PTSD dengan Stockholm Syndrome, kamu bisa mengetahui perbedaan keduanya.

Akan tetapi, umumnya gejala dari gangguan stres pascatrauma terbagi menjadi empat kelompok, yaitu:

1. Gangguan pada Ingatan (Intrusive Memory)

Pengidap PTSD sering mengalami ingatan yang mengganggu yang berhubungan dengan kejadian traumatis.

Selain itu, mereka mungkin mengalami kilas balik (flashback) yang intens, bahkan dalam mimpi. 

Ingatan yang kuat tentang kejadian traumatis ternyata dapat menyebabkan rasa cemas, ketakutan, rasa bersalah, dan curiga yang berlebihan.

Tak hanya itu, gejala ini juga dapat muncul bersama dengan sakit kepala, gemetar, detak jantung yang cepat, dan serangan panik.

2. Menghindar (Avoidance)

Kemudian, pengidap PTSD cenderung menghindari situasi, tempat, orang, atau aktivitas yang dapat mengingatkan pada kejadian traumatis.

Mereka mungkin berusaha untuk tidak memikirkan atau menghindari pembicaraan tentang kejadian tersebut. 

Bahkan, pengidap kelainan kesehatan mental ini juga kerap kali menghindari banyak orang secara umum, menarik diri dari pergaulan, dan merasa kesepian.

Tak heran jika pada akhirnya mereka mengalami depresi.

3. Perubahan cara berpikir

Setelah mengalami trauma, cara berpikir pengidap PTSD dapat berubah dengan cukup signifikan. Mereka sering kali memiliki pola pikir yang negatif terhadap diri sendiri dan orang lain. 

Tidak hanya itu, mereka juga mungkin merasa tidak memiliki masa depan, putus asa, dan mengalami gangguan daya ingat.

Hubungan dengan orang sekitar pun bisa terganggu, mengalami kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya menjadi hobi, sulit berpikir positif, dan kehilangan kepekaan emosional.

4. Perubahan pada reaksi fisik dan emosi

Pengidap PTSD cenderung lebih mudah terkejut atau takut. Inilah sebabnya, mereka selalu waspada dan curiga secara berlebihan.

Selain itu, mereka mungkin mengalami perubahan reaksi fisik dan emosi, seperti kecenderungan untuk melakukan perilaku yang membahayakan kesehatan. 

Ini termasuk penyalahgunaan alkohol, kesulitan tidur, kesulitan berkonsentrasi, mudah marah, dan sering merasa malu dan bersalah.

Lalu, berapa lama gejala dapat muncul setelah mengalami trauma? Gejala muncul setidaknya satu bulan setelah pengidap mengalami kejadian traumatis.

Namun, mereka juga dapat merasakan gejala tersebut selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelahnya.

Apakah PTSD Dapat Disembuhkan?

PTSD bisa dikelola dengan baik dengan terapi dan dukungan yang tepat.

Sebenarnya, PTSD dapat dikelola dengan baik melalui terapi dan dukungan yang tepat.

Meski beberapa gejala mungkin tetap ada, banyak orang yang mengalami perbaikan yang cukup signifikan dalam kehidupan sehari-hari mereka setelah mendapatkan perawatan yang sesuai.

Untuk info lebih lengkap mengenai PSTD, kamu bisa baca di sini: Post-Traumatic Stress Disorder – Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya.

Bagi pengidap PTSD, menjaga kesehatan mental adalah hal yang penting. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

  • Berolahraga secara teratur untuk melepaskan stres.
  • Menjaga pola tidur yang sehat dan teratur.
  • Menggunakan teknik relaksasi seperti meditasi dan pernapasan dalam.
  • Menghindari penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang.
  • Mencari dukungan dari keluarga dan teman yang bisa memberikan pemahaman dan dukungan emosional.

Selain itu, penting untuk mencari terapi atau konseling yang sesuai untuk mengatasi gejala.

Bekerja dengan profesional kesehatan mental dapat membantu pengidap memahami kondisi mereka dan belajar strategi yang efektif dalam menghadapi gejala yang muncul.

Cek segera rekomendasi psikolog dan psikiater dari Halodoc.

Referensi:
Anxiety And Depression Association Of America. Diakses pada 2024. Symptoms of PTSD.
Psych Central. Diakses pada 2024. Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) Symptoms.
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Post-traumatic stress disorder (PTSD).
WebMD. Diakses pada 2024. Symptoms of PTSD.