Inilah Cara Menyimpan ASI yang Benar
“Teknik penyimpanan dan persiapan ASI yang tepat dapat menjaga keamanan dan kualita ASI perah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti volume susu, suhu ruangan saat susu diperah, fluktuasi suhu dalam lemari es atau freezer, dan kebersihan lingkungan.”
Halodoc, Jakarta – Jika ibu menyusui bayi dengan ASI eksklusif dan hendak kembali bekerja, mungkin ibu akan mempertimbangkan untuk memompa ASI. Saat mulai menyiapkan persediaan ASI perah, penting untuk mengetahui cara menyimpan ASI yang benar. Teknik penyimpanan dan persiapan ASI yang tepat dapat menjaga keamanan dan kualita ASI perah.
Terdapat pedoman umum untuk menyimpan ASI perah pada suhu yang berbeda. Berbagai faktor pun bisa memengaruhi berapa lama ASI dapat disimpan dengan aman. Faktor-faktor tersebut juga meliputi volume susu, suhu ruangan saat susu diperah, fluktuasi suhu dalam lemari es atau freezer, dan kebersihan lingkungan.
Cara Menyimpan ASI yang Benar
Menyimpan ASI perlu dilakukan secara benar agar ASI yang sudah dipompa tidak rusak dan aman untuk dikonsumsi bayi. Berikut ini cara menyimpan ASI yang benar:
- Simpan ASI di Wadah yang Food Grade
Sebelum memompa atau memegang payudara, cuci tangan dengan sabun dan air. Kemudian simpan susu yang diperah dalam wadah kaca food grade yang bersih dan tertutup. Ibu juga bisa menggunakan wadah plastik keras, namun pastikan tidak terbuat dengan bahan kimia bisphenol A (BPA free) dan food grade.
Kantong plastik yang dirancang khusus untuk menyimpan ASI juga dapat digunakan, asalkan selalu memastikan kualitasnya food grade. Wadah penyimpanan ASI perah sebaiknya memiliki volume untuk sekali menyusui, misalnya 60 hingga 120 mililiter. Hindari menyimpan ASI dalam wadah botol sekali pakai atau kantong plastik yang dirancang untuk keperluan rumah tangga lainnya.
- Segera Masukan ASI Perah ke Freezer
Setelah memompa ASI, segera masukkan ke freezer dalam waktu kurang dari satu jam setelah dipompa dari payudara. Jangan isi botol atau kemasan plastik sampai penuh, karena ASI cenderung mengembang dalam keadaan beku. Namun jika ibu tidak memiliki akses ke lemari es atau freezer, simpan ASI sementara di dalam cooler bag atau pendingin berinsulasi dengan kompres es (cooler box).
- Beri Label pada Wadah ASI Perah
Tempelkan label yang sudah ditulisi tanggal dan penyimpanan pada setiap wadah, agar ibu mudah mengingat waktu penyimpanan. Dahulukan memberi ASI yang lebih dulu disimpan kepada bayi. Jika ibu menitipkan anak di fasilitas penitipan bayi, tambahkan nama bayi pada label agar tidak tertukar dengan bayi lainnya.
- Perhatikan Kebersihan Tempat Penyimpanan
Membersihkan tempat ASI juga sangat penting untuk mencegah masuknya kuman dan bakteri ke tubuh bayi. Bakteri berbahaya bisa berkembang cepat di dalam susu sehingga bisa membahayakan bayi.
Ingat, bayi yang berusia di bawah satu tahun masih belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang optimal sehingga mereka akan lebih mudah sakit. Jadi, upaya mensterilisasi tempat penyimpanan ASI dapat mencegah bayi terkena penyakit.
Berikut yang perlu ibu lakukan dalam menjaga kebersihan tempat penyimpanan ASI:
- Cuci tempat penyimpanan ASI dengan air hangat dan sabun khusus yang aman untuk bayi.
- Rebus tempat ASI yang sudah dicuci bersih dalam air mendidih selama 5-10 menit untuk membuatnya benar-benar steril. Kini juga sudah ada alat sterilisasi elektrik yang lebih praktis digunakan.
- Perhatikan daya tahan kemasan terhadap panas. Hindari merebus tempat berbahan plastik, karena hanya plastik yang berlabel BPA-free yang aman jika terkena panas. Hati-hati juga ketika melakukan sterilisasi pada botol kaca, karena mudah pecah.
- Durasi Penyimpanan ASI
Durasi penyimpanan ASI perah yang aman tergantung pada metode penyimpanannya. Pertimbangan pedoman umum berikut ini:
- Suhu Kamar. ASI yang baru diperah dapat disimpan pada suhu kamar hingga enam jam. Namun, sebaiknya gunakan atau simpan ASI dengan benar dalam waktu empat jam, terutama jika ruangannya hangat.
- Cooler Box. ASI yang baru diperah dapat disimpan dalam cooler box dengan kompres es hingga satu hari.
- Lemari Es. ASI yang baru diperah dapat disimpan di bagian belakang lemari es hingga empat hari dalam kondisi bersih. Namun, agar lebih optimal gunakan atau bekukan ASI dalam waktu tiga hari.
- Freezer. ASI yang baru diperah dapat disimpan di bagian belakang freezer hingga 12 bulan. Namun, agar lebih optimal, gunakan susu beku dalam waktu enam bulan.
Perlu diingat, bahwa penelitian menunjukkan bahwa semakin lama ibu menyimpan ASI (baik di lemari es atau freezer) semakin besar kemungkinan hilangnya vitamin C dalam susu.
Selain itu, ASI yang diberikan saat bayi baru lahir tidak akan sepenuhnya memenuhi kebutuhan bayi yang sama ketika ia beberapa bulan lebih tua. Pedoman penyimpanan ini mungkin berbeda untuk bayi prematur, sakit, atau bayi yang sedang dirawat di rumah sakit.
Untuk bayi dengan kondisi tertentu, ibu bisa bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc mengenai pedoman penyimpanan ASI yang tepat. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.