Inilah 8 Penyebab Servisitis yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Apa kamu pernah mendengar istilah servisitis? Kondisi ini merupakan peradangan yang terjadi pada serviks atau leher rahim. Serviks merupakan bagian paling bawah dari rahim yang terhubung dengan miss V. Servisitis juga dikenal sebagai infeksi serviks, pembengkakan, dan keadaan peradangan pada saluran serviks. Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi, jamur, atau parasit.
Gejala servisitis mungkin hampir mirip dengan vaginitis, gejala tersebut termasuk hubungan intim yang terasa sakit, gatal, dan keluar cairan yang tidak biasa dari miss V. Layaknya jaringan lain yang ada dalam tubuh, serviks juga dapat mengalami peradangan karena berbagai alasan, yaitu infeksi (misalnya infeksi menular seksual) dan faktor non-infeksi (misalnya iritasi atau alergi).
Jika servisitis tidak segera diobati, akan menyebabkan peradangan serviks yang akan berujung pada kondisi kronis. Peradangan ini dapat ditunjukkan dengan perdarahan dari miss V di luar waktu menstruasi, atau terasa nyeri pada saat berhubungan intim, serta keluarnya cairan abnormal dan berbau dari miss V. Servisitis dapat terjadi secara akut, dan terjadi dalam keadaan yang tiba-tiba dan langsung parah, atau secara kronis berkembang dalam waktu yang lama.
Jika kondisi ini tidak segera ditangani, servisitis yang terjadi karena infeksi dapat menyebar hingga ke rongga perut, menimbulkan gangguan kesuburan, mengurangi kekebalan rahim dan miss V, meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual, serta masalah pada janin bagi ibu yang sedang hamil. Servisitis terjadi dengan beberapa penyebab, antara lain:
-
Infeksi virus seperti herpes simpleks atau virus HPV yang menyebabkan herpes genital.
-
Reaksi alergi terhadap spermisida (zat yang dapat mematikan sperma) atau bahan lateks dari alat-alat kontrasepsi, serta produk-produk kewanitaan
-
Iritasi atau cedera pada miss V akibat dari pemakaian tampon.
-
Adanya bakteri baik yang tidak terkendali di dalam miss V.
-
Ketidakseimbangan hormon, yaitu kadar estrogen jauh lebih rendah dibanding dengan kadar progesteron. Akibatnya, kemampuan tubuh dalam mempertahankan kesehatan serviks akan terganggu.
-
Melakukan hubungan intim yang tidak aman, contohnya terlalu sering berganti pasangan dan melakukannya tanpa menggunakan pengaman.
-
Telah melakukan dan aktif berhubungan intim sejak usia muda.
-
Memiliki riwayat penyakit menular seksual.
Sebagian besar pengidap servisitis tidak merasakan gejala apa pun. Perhatikan gejala-gejala indikasi adanya servisitis pada diri kamu, antara lain:
-
Keluar cairan dari miss V yang tidak biasa dan dalam jumlah yang banyak. Cairan ini biasanya berwarna kuning pucat keabu-abuan, disertai dengan bau yang tidak sedap.
-
Buang air kecil yang sering dan terasa sakit.
-
Adanya perdarahan pada miss V setelah berhubungan intim.
-
Nyeri pada panggul disertai dengan demam.
-
Sakit pada bagian punggung atau perut.
Servisitis dapat menjadi parah jika berkembang lebih lanjut, yang ditandai dengan adanya luka yang terbuka atau keluarnya cairan dari miss V yang berupa nanah. Penanganan penyakit ini dilakukan berdasarkan penyebab dan tingkat keparahannya.
Untuk servisitis seperti iritasi terhadap pemakaian bahan, alat, atau suatu produk, hal yang perlu dilakukan adalah menghentikan pemakaian hingga sembuh. Sedangkan untuk servisitis akibat infeksi menular seksual, pemberian obat sangat dibutuhkan, baik pengidap maupun pada pasangannya. Tujuannya adalah untuk menghilangkan infeksi dan mencegah penularannya.
Sangat disarankan untuk segera berdiskusi dengan dokter apabila kamu menemui salah satu gejala servisitis pada organ intim kamu. Dengan Halodoc kamu bisa berdiskusi di mana pun dan kapan pun melalui Chat, Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga dapat membeli obat, dan akan diantar ke rumah kamu dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya segera!
Baca juga:
- 6 Penyebab Miss V Gatal
- Inilah 6 Arti Cairan Miss V yang Perlu Diketahui
- Cara Merawat Miss V Sesuai Usia