Inilah 5 Cara Mengatasi Preeklamsia pada Ibu Hamil
Halodoc, Jakarta - Preeklamsia adalah suatu kondisi yang terjadi hanya selama kehamilan. Beberapa gejala preeklampsia yang mungkin terjadi adalah tekanan darah tinggi dan protein dalam urine. Hal ini umumnya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan.
Preeklamsia sering berhubungan dengan hipertensi gestasional. Walaupun tekanan darah tinggi selama kehamilan tidak selalu mengindikasikan preeklampsia, gejala tersebut mungkin merupakan tanda terjadinya penyakit lain. Preeklamsia memengaruhi setidaknya 5 hingga 8 persen kehamilan.
Preeklamsia sebelumnya disebut sebagai "toksemia", yang dapat menyebabkan kerusakan organ, retensi air, sakit pada perut, dan komplikasi kehamilan serius tertentu. Maka dari itu, semua wanita yang hamil disarankan untuk mempelajari tanda-tanda terjadinya preeklamsia agar dapat mengatasi hal tersebut secara dini.
Preeklamsia dapat menjadi gangguan yang sangat serius dan berbahaya selama kehamilan. Seiring dengan peningkatan tekanan darah wanita hamil. Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ vital, termasuk hati, otak, ginjal dan plasenta, dan malformasi serius pada bayi yang belum lahir.
Baca Juga: 5 Cara Cegah Preeklamsia Usai Persalinan
Faktor Risiko Terserang Preeklamsia
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengidap preeklamsia:
- Baru pertama kali hamil.
- Pernah mengidap hipertensi gestasional atau preeklamsia.
- Mempunyai keluarga yang pernah mengidap gangguan ini.
- Telah melahirkan banyak anak.
- Wanita yang berusia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 40 tahun.
- Memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit ginjal sebelum hamil.
- Mengalami obesitas.
Gejala Preeklamsia
Gejala dari preeklamsia terbagi menjadi dua, yaitu:
- Preeklamsia ringan: Gejala-gejala ketika terjadinya preeklamsia ringan adalah tekanan darah tinggi, retensi air, dan terdapat protein di dalam urine.
- Preeklamsia berat: Gejala dari gangguan ketika hamil yang dapat terjadi adalah sakit kepala, penglihatan kabur, sulit untuk mentolerir cahaya terang, kelelahan, mual atau muntah, nyeri pada perut kanan atas, sesak napas, dan mudah untuk mengalami memar. Jika kamu mengalami hal tersebut ketika hamil, coba diskusikan dengan dokter.
Baca Juga: Waspadai 4 Ciri-Ciri Preeklampsia pada Ibu Hamil Ini
Cara Mengatasi Preeklamsia
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi preeklamsia yang terjadi. Hal tersebut tergantung pada seberapa dekat tanggal kelahiran yang telah diperkirakan. Apabila sudah sangat dekat dengan tanggal kelahiran dan bayi sudah cukup matang, para ahli medis mungkin akan berusaha untuk melahirkan bayi tersebut sesegera mungkin.
Apabila kamu mengidap preeklamsia ringan dan bayi yang dikandung belum mengalami perkembangan penuh, dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa cara untuk mengatasi gangguan yang dapat menyebabkan banyak masalah tersebut. Antara lain:
- Perbanyak istirahat dan cara berbaring yang benar adalah ke sisi kiri untuk mengambil beban dari bayi.
- Lebih sering untuk memeriksa kehamilan.
- Mengonsumsi makanan dengan garam yang sedikit.
- Minum air putih paling tidak 8 gelas per hari.
- Lebih banyak mengonsumsi makanan yang kaya akan protein
Apabila kamu mengidap preeklamsia berat, dokter mungkin akan mencoba untuk memberikan obat tekanan darah, agar sang ibu dapat melahirkan dengan aman. Hal tersebut juga dibarengi dengan istirahat yang cukup, perubahan pola makan, dan konsumsi suplemen.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Preeklamsia dalam Kehamilan bisa Terulang
Itulah beberapa cara mengatasi preeklamsia yang dapat terjadi pada ibu yang sedang hamil. Jika ibu mempunyai pertanyaan lebih lanjut perihal gangguan yang dapat membahayakan wanita hamil ini, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan