Inilah 4 Tipe Narsistik, Salah Satunya Mungkin ada di Sekitar
Halodoc, Jakarta - Data Google Trends menunjukan bahwa penggunaan kata "narsis" telah meningkat selama 10 tahun terakhir. Biasanya kata "narsis" sering digunakan sebagai candaan terhadap orang-orang yang gemar melakukan swafoto. Sebagian orang mungkin menganggapnya biasa dan bukan hal yang serius. Namun, perilaku narsistik ternyata bukan hanya sekedar gemar berswafoto lho.
Menurut psikolog, kebutuhan narsistik adalah normal dan universal. Perilaku narsistik semua orang muncul pertama kalinya saat dipuji orang tua atau pengasuh selama masa kanak agar dihargai sanak saudara lainnya atau teman-teman di kemudian hari. Jenis penghargaan khusus ini disebut validasi yang sangat penting dalam pengembangan harga diri.
Baca Juga: Narsisistik Lebih Dari Sekadar Suka Selfie, Ketahui Faktanya
Ketika seseorang tumbuh dewasa, perilaku narsistik dapat berkembang sehat atau malah sebaliknya. Sehat atau tidaknya perilaku narsistik umumnya dipengaruhi oleh pola pengasuhan tertentu.
Jika orang tua menilai terlalu tinggi atau meremehkan anak-anaknya, besar kemungkinan mereka akan mendambakan jumlah pujian atau validasi yang tidak normal secara terus-menerus. Pada akhirnya, perilaku narsistik tersebut menjadi gangguan narsistik yang selalu mendambakan pujian demi mendukung harga diri mereka.
Perilaku narsistik dibagi menjadi tipe positif dan negatif. Tipe positif disebut narsistik prososial, sedangkat tipe negatif disebut antisosial. Selain kedua tipe tersebut, narsistik juga memiliki subtipe lainnya, yakni narsistik ganas dan narsistik terselubung. Salah satu dari keempat tipe narsistik kemungkinan besar ada di sekitar kamu. Untuk lebih jelasnya, yuk kenali keempat tipe narsistik ini
1. Narsistik Prososial
Individu dengan perilaku narsistik prososial akan berusaha melakukan perbuatan baik dan suka tampil di depan umum untuk membuat orang lain senang dengan mereka. Dengan cara ini, mereka bisa memperoleh validasi yang sangat mereka butuhkan.
Ketika kamu memberikan reaksi berupa pujian kepada seseorang yang sedang membanggakan dirinya dan ia merasa sangat puas atas pujian yang diberikan, bisa dipastikan orang tersebut mengidap perilaku narsistik prososial. Ciri lainnya adalah mereka juga ingin dikenal dan dihargai oleh semua orang, sehingga pengidap narsistik ini rata-rata memiliki sifat yang cukup ramah.
Baca Juga : Enggak Mau Dengar Kritik, Ciri Gangguan Kepribadian Narsistik
2. Narsistik Antisosial
Sama seperti namanya, perilaku narsistik antisosial merupakan kebalikan dari narsistik prososial. Ciri dari perilaku narsistik ini yakni sering menyalahgunakan atau mengeksploitasi hubungan untuk keuntungan diri sendiri. Individu dengan perilaku narsistik ini seringkali egois yang mengharapkan kepuasan berlebihan dari orang lain dalam hidupnya.
Individu ini jauh dari empati, bahkan mereka akan menggunakan empatinya untuk mendengarkan apa yang seseorang sukai. Dengan cara itu lah mereka mendapatkan validasi.
3. Narsistik Ganas
Perilaku narsistik ini berpotensi merugikan orang-orang sekitarnya. Individu dengan narsistik ganas tidak akan melakukan apapun demi keuntungan orang lain. Bahkan, mereka tidak segan menyerang atau mencoba menghancurkan orang lain untuk menopang perasaan rapuh dirinya.
Orang-orang ini dapat membentuk hubungan jangka panjang, tapi perilaku mereka tidak stabil dan dapat menjadi agresif jika merasa terancam. Pengidap narsistik ganas akan bekerja keras untuk melindungi persepsi diri mereka yang muluk-muluk dan tidak merasa dibatasi oleh kebenaran.
Ucapan atau tindakan biasa, bahkan bisa dianggap sebagai serangan, jika mereka rasa hal tersebut menjadi ancaman. Mereka memandang lanskap sosial sebagai sesuatu, seperti kontes besar dan mereka akan melakukan apa saja untuk memenangkannya.
4. Narsistik Terselubung
Individu narsistik terselubung percaya bahwa mereka lebih unggul, tapi mereka menyimpan kepercayaan di dalam hatinya. Orang-orang narsistik terselubung sangat mementingkan diri sendiri dan percaya bahwa mereka berhak mendapat perhatian lebih. Karena itu, mereka merasa menjadi korban yang seolah-olah dunia gagal mengenali kecemerlangan atau keistimewaan mereka.
Dalam hal ini, narsistik terselubung menjadi rentan terhadap perasaan depresi. Para narsistik ini juga tidak memiliki empati, mereka mungkin sangat sensitif, tapi sensitivitas mereka tidak akan meluas ke perasaan orang lain.
Baca Juga: Orangtua Berpotensi Memunculkan Gangguan Kepribadian Narsistik pada Anak
Mungkin sulit untuk mempertahankan hubungan dengan orang-orang yang memiliki gangguan kepribadian narsistik ini. Mereka akan sering mengecewakan karena lebih memprioritaskan kebutuhan mereka sendiri ketimbang orang lain.
Mempelajari cara membedakan tipe-tipe ini dan bagaimana memahami tipe mana yang ada disekitarmu mungkin akan berguna. Hal ini bertujuan untuk menciptakan batasan yang lebih baik antara diri sendiri dengan individu narsistik.
Kalau kamu punya pertanyaan seputar gangguan narsistik, diskusikan saja dengan dokter Halodoc. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play! Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan