Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Mengalami Spondilosis Servikal
Halodoc, Jakarta - Penyakit yang berkaitan dengan tulang sudah pasti harus segera mendapatkan penanganan medis. Jika tidak, berbagai komplikasi yang buruk bisa terjadi dan sudah pasti sangat membahayakan kesehatan. Spondilosis servikal adalah salah satunya. Sebenarnya, apa itu spondilosis servikal? Apakah penyakit ini berbahaya? Simak pembahasannya di sini!
Spondilosis servikal merupakan kondisi ketika terjadi kerusakan pada ruas tulang leher berikut bantalannya. Kerusakan ini akan mengakibatkan tekanan pada saraf tulang belakang yang membuat bahu, leher, dan kepala terasa nyeri. Penyakit ini memiliki nama lain artritis leher atau osteoarthritis servikal.
Osteoarthritis sendiri menjadi penyebab terjadinya spondilosis servikal yang paling sering dijumpai. Masalah ini memang rentan terjadi seiring dengan usia yang semakin bertambah. Osteoarthritis yang menyerang leher akan mengakibatkan tulang dan bantalan leher mengalami kerusakan jaringan yang berujung pada tekanan di bagian saraf tulang belakang.
Baca juga: 4 Kebiasaan Ini Bisa Menyebabkan Spondilosis Servikal
Spondilosis servikal memang rentan terjadi pada orang-orang berusia 60 tahun ke atas. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa gangguan kesehatan ini tidak terjadi pada orang yang lebih muda. Beberapa kasus spondilosis servikal yang terjadi di usia muda disebabkan karena cedera pada area kepala dan leher.
Inilah Gejalanya
Spondilosis yang terjadi pada tubuh akan mengakibatkan penyempitan pada saluran tubuh belakang yang membuat saraf tulang belakang mengalami tekanan berlebihan. Beberapa gejala yang bisa kamu amati ketika tubuh mengalami spondilosis servikal, yaitu:
- Leher menjadi kaku dan terasa sakit, terutama ketika kamu batuk, berdiri, duduk, atau bersin.
- Cara berjalan yang tampak seperti tersentak.
- Nyeri yang muncul pada bagian kepala, bahu, lengan, hingga jari tangan.
- Mengalami kesulitan berjalan dan koordinasi gerak.
- Bagian lengan atau tangan mengalami kaku dan kesemutan.
- Terjadi spasme atau gerakan yang tidak disadari pada bagian tungkai.
- Beberapa kondisi spondilosis servikal terjadi dengan gangguan keseimbangan dan hilangnya kemampuan untuk menahan buang air besar maupun kecil.
Baca juga: Sering Pegal, Ini Bedanya Sakit Leher dan Leher Kaku
Meski begitu, ada pula kondisi spondilosis yang terjadi tanpa diikuti dengan gejala. Biasanya karena kerusakan pada bagian belakang leher berikut bantalannya tidak terlalu buruk atau mengakibatkan penekanan berlebihan pada saraf tulang belakang.
Jadi, jika kamu pernah atau sedang mengalami gejala tersebut, segera lakukan pengobatan di rumah sakit terdekat. Terlebih jika kamu pernah mengalami cedera pada leher sebelumnya. Penanganan dini bisa membuat kamu terhindar dari komplikasi yang lebih buruk. Jangan lupa, agar lebih nyaman ketika berobat ke rumah sakit, buat janji dulu dengan aplikasi Halodoc, ya!
Sebenarnya, Apa Saja Komplikasi Spondilosis Servikal?
Jika penanganan tidak segera dilakukan atau bahkan dibiarkan tanpa pengobatan, spondilosis servikal akan berujung pada komplikasi yang serius. Beberapa di antaranya seperti:
- Hilangnya kemampuan untuk menggerakkan anggota gerak tubuh bagian bawah. Kondisi ini disebut dengan paraplegia.
- Infeksi yang terjadi berulang pada bagian dinding dada.
- Hilangnya kemampuan untuk menggerakkan anggota gerak tubuh secara keseluruhan, termasuk kaki, tangan, maupun tungkai.
- Kerusakan yang bersifat permanen pada bagian sumsum tulang belakang.
Baca juga: Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Spondilosis Servikal
Pastikan tubuhmu tetap aktif bergerak dengan rutin berolahraga. Tidak hanya mencegah terjadinya spondilosis servikal, olahraga teratur juga melindungi tubuh dari bahaya gangguan kesehatan lainnya.
Referensi:
The Johns Hopkins University. Diakses pada 2021. Cervical Spondylosis.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Cervical Spondylosis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Cervical spondylosis.
Healthline. Diakses pada 2021. Cervical Spondylosis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan