Ini yang Dimaksud Status Gizi Anak dan Cara Tepat Menilainya

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   25 Januari 2023

“Status gizi anak diukur dengan menggunakan Standar Antropometri Anak yang didasarkan pada parameter berat badan dan panjang/tinggi badan."

Ini yang Dimaksud Status Gizi Anak dan Cara Tepat MenilainyaIni yang Dimaksud Status Gizi Anak dan Cara Tepat Menilainya

Halodoc, Jakarta – Setiap orang tua tentu berharap agar anaknya bisa  tumbuh dengan sehat dan sempurna. Nah, agar Si Kecil bisa mengalami tumbuh kembang yang optimal, orang tua perlu memenuhi kebutuhan gizi anak setiap harinya.

Bila anak kekurangan gizi dalam 1000 hari pertama kehidupannya, maka mereka berisiko tinggi  mengalami masalah kesehatan. Misalnya, stunting dan wasting.

Itulah alasan penting bagi orang tua untuk memerhatikan status gizi anak dengan seksama dan mengetahui cara tepat menilainya. Untuk ulasan lengkapnya, simak informasi berikut ini!

Apa yang Dimaksud dengan Status Gizi Anak?

Status gizi anak adalah kondisi ketika ketika seorang anak mendapatkan asupan zat gizi dari makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukannya untuk metabolisme tubuh.

Jadi, dengan melihat status tersebut, orang tua bisa mengetahui apakah asupan gizi harian anak sudah tercukupi atau belum.

Anak-anak yang berusia mulai dari 0-18 tahun sedang mengalami masa pertumbuhan yang cepat.

Pemenuhan gizi anak bukan hanya bisa membantu mengoptimalkan tumbuh kembangnya, tapi juga bisa meningkatkan kecerdasan Si Kecil.

Ini juga bisa menjauhkan mereka dari berbagai macam penyakit serta membantu mereka untuk memiliki kesehatan mental yang baik. 

Status gizi anak bisa diukur melalui berbagai faktor, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan masih banyak lagi.

Cara Menilai Status Gizi Anak yang Tepat

Ada berbagai cara untuk menilai status gizi anak, salah satunya dengan metode antropometri.

Metode ini meliputi pengukuran berat badan berdasarkan usia, panjang badan (untuk anak kurang dari 2 tahun) atau tinggi badan (untuk anak di atas usia 2 tahun), lingkar kepala, dan masih banyak lagi.

Berikut cara menilai status gizi anak berdasarkan metode antropometri:

1. Berat badan

Berat badan merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat status gizi anak. Ini menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral yang terdapat dalam tubuh.

Berat badan digunakan sebagai parameter antropometri adalah karena perubahan berat badan mudah terlihat dalam waktu singkat dan bisa menggambarkan status gizi saat ini.

Melansir dari situs Kementerian Kesehatan RI, berikut rata-rata berat badan ideal anak:

  • 0-6 bulan: 3,3-7,9 kg.
  • 7-11 bulan: 8,3-9,4 kg.
  • 1-3 tahun: 9,9-14,3 kg.
  • 4-6 tahun: 14,5-19 kg.
  • 7-12 tahun: 27-36 kg.
  • 13-18 tahun: 46-50 kg.

2. Tinggi badan

Ukuran ini menggambarkan pertumbuhan massa tulang yang dipengaruhi oleh asupan gizi.

Karena itu, tinggi badan atau panjang badan digunakan sebagai parameter antropometri untuk menggambarkan pertumbuhan linier.

Melansir dari situs Kementerian Kesehatan RI, berikut rata-rata tinggi badan anak sebagai berikut:

  • 0-6 bulan: 49,9-67,6 cm.
  • 7-11 bulan: 69,2-74,5 cm.
  • 1-3 tahun: 75,7-96,1 cm
  • 4-6 tahun: 96,7-112 cm
  • 7-12 tahun: 130-145 cm
  • 13-18 tahun: 158-165 cm 

3. Lingkar kepala

Lingkar kepala juga bisa digunakan sebagai pengukuran status gizi pada anak. Ukuran pertumbuhan lingkar kepala menunjukkan pertumbuhan otak, walaupun tidak sepenuhnya berkaitan dengan volume otak.

Pengukuran lingkar kepala merupakan tolak ukur terbaik dalam melihat perkembangan syaraf anak dan pertumbuhan global otak dan struktur internal.

Menurut rujukan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bayi laki-laki yang baru lahir ukuran ideal lingkar kepalanya adalah 36 cm, dan pada usia 3 bulan menjadi 41 cm.

Sedangkan pada bayi perempuan ukuran ideal lingkar kepalanya adalah 35 cm, dan akan bertambah menjadi 40 cm pada usia 3 bulan.

Pada usia 4-6 bulan akan bertambah 1 cm per bulan, dan pada usia 6- 12 bulan pertambahan 0,5 cm per bulan.

Cara mengukur lingkar kepala dilakukan dengan melingkarkan pita pengukur melalui bagian paling menonjol di bagian kepala belakang (protuberantia occipitalis) dan dahi (glabella).

Penilaian Status Gizi Menurut Standar Antropometri Pemerintah

Di Indonesia, status gizi anak dinilai atau diukur berdasarkan Standar Antropometri Anak. Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020.

Standar Antropometri Anak mengacu pada WHO Child Growth Standards untuk anak usia 0–5 tahun dan The WHO Reference 2007 untuk anak usia 5–18 tahun.

Standar ini didasarkan pada parameter berat badan dan panjang/tinggi badan yang terdiri atas 4 indeks, antara lain:

1. Berat badan menurut umur (BB/U) 

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur berat badan sesuai dengan usia anak.

Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan berat badan kurang (underweight) atau sangat kurang (severely underweight), tapi tidak bisa digunakan untuk mengklasifikasikan anak gemuk atau sangat gemuk.

Status gizi anak berdasarkan BB/U, yaitu:

  • Berat badan sangat kurang: <-3 SD (Standar Deviasi).
  • Berat badan kurang: -3 SD SD <-2 SD.
  • Berat badan normal: -2 SD sd +1 SD.
  • Risiko berat badan lebih > +1 SD.

2. Panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U)

Indikator ini juga digunakan oleh anak usia 0-60 bulan. Tujuannya untuk mengukur pertumbuhan panjang atau tinggi badan anak berdasarkan umurnya. 

Indeks ini bisa mengidentifikasi anak-anak yang pendek (stunted) atau sangat pendek (severely stunted), yang disebabkan oleh gizi kurang dalam waktu lama atau sering sakit.

Status gizi anak berdasarkan PB/U atau TB/U, yaitu:

  • Sangat pendek: <-3 SD.
  • Pendek: -3 SD sd <-2 SD.
  • Normal: -2 SD sd +3 SD.
  • Tinggi: > +3 SD.

3. Berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB) 

Indikator yang digunakan untuk anak usia 0-60 bulan ini bertujuan untuk apakah berat badan anak sesuai terhadap pertumbuhan panjang/tinggi badannya.

Status gizi anak berdasarkan BB/PB atau BB/TB, yaitu:

  • Gizi buruk: <-3 SD.
  • Gizi kurang: -3 SD sd <-2 SD.
  • Gizi baik: -2 SD sd +1 SD.
  • Berisiko gizi lebih >+1 SD sd +2 SD.
  • Gizi lebih >+2 SD sd +3 SD
  • Obesitas >+3 SD

4. Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) 

Indikator untuk anak Usia 0–60 bulan ini bisa menentukan kategori gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih dan obesitas.

Status gizi anak berdasarkan IMT/U, yaitu:

  • Gizi buruk: <-3 SD.
  • Gizi kurang: -3 SD sd <-2 SD.
  • Gizi baik: -2 SD sd +1 SD.
  • Berisiko gizi lebih >+1 SD sd +2 SD.
  • Gizi lebih >+2 SD sd +3 SD.
  • Obesitas >+3 SD.

5. Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) anak usia 5–18 tahun

Sedangkan IMT/U untuk anak usia 5-18 tahun, antara lain: 

  • Gizi kurang: -3 SD sd <-2 SD
  • Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
  • Gizi lebih: +1 SD sd +2 SD
  • Obesitas >+2 SD

Itulah status gizi anak dan cara menilainya yang tepat. Untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, ibu juga bisa cek obat dan vitamin untuk anak dengan menggunakan aplikasi Halodoc.

Yuk, download Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play!

Referensi:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020. Diakses pada 2023. Standar Antropometri Anak.
Repository Poltekkes Denpasar. Diakses pada 2023. Status Gizi Anak Sekolah.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2023. Data Table of Infant Head Circumference-for-age Charts.