Ini yang Dimaksud Abruptio Plasenta dan Cara Mengatasinya
Halodoc, Jakarta – Abruptio plasenta adalah kondisi ketika terjadinya pemisahan antara plasenta dari lapisan uterus. Kondisi ini biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamilan, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa terjadi setelah minggu ke-20 masa kehamilan. Kondisi abruptio plasenta ini ditandai oleh beberapa peristiwa seperti perdarahan di Miss V, nyeri rahim, kontraksi yang berlangsung cepat, sakit perut, dan abnormalitas detak jantung janin.
Setiap perdarahan yang berlangsung di Miss V pada trimester ketiga harus didiskusikan dengan dokter. Pasalnya, kondisi ini bisa diakibatkan oleh hal lain berupa plasenta previa, yaitu sebagian atau keseluruhan plasenta menutupi mulut rahim.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Jika Ingin Bayi Tabung
Ketika dokter memeriksa kondisi ibu apakah memang ada kemungkinan mengalami abruptio plasenta, biasanya ada beberapa kondisi yang harus ibu amati seperti:
- Kapan ibu mengalami gejala yang diuraikan sebelumnya.
- Berapa banyak perdarahan yang dialami.
- Apakah ibu bisa merasakan gerakan bayi.
- Pernahkah ibu mengalami cairan keluar dari Miss V.
- Pernah mengalami mual, muntah, dan kepala terasa ringan.
- Seberapa intens kontraksi yang ibu alami.
Apa Sebenarnya Abruptio Plasenta?
Plasenta adalah bagian dari sistem pendukung kehidupan bayi. Plasenta berfungsi mentransfer oksigen dan nutrisi ke bayi. Ketika plasenta terpisah dari lapisan uterus sebelum persalinan, ini dapat mengganggu jalannya transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi.
Ada beberapa metode yang bisa dilakukan untuk mendeteksi apakah kehamilan sedang mengalami abruptio plasenta atau tidak. Beberapa metode yang dilakukan adalah:
- USG.
- Evaluasi oleh dokter tentang gejala yang dirasakan pasien seperti perdarahan dan nyeri.
- Tes darah.
- Pemantauan janin.
Untuk penanganan dan pengobatan sendiri, biasanya tergantung pada tingkat keparahan dari pemisahan plasenta tersebut, lokasi pemisahan, dan usia kehamilan. Pasalnya, pemisahan plasenta bisa terjadi secara parsial atau lengkap. Derajat keduanya juga memberikan perbedaan terhadap jenis perawatan yang direkomendasikan.
Biasanya, abruptio plasenta parsial bisa ditangani dengan istirahat total di tempat tidur dan pemantauan secara ketat terhadap kondisi janin. Sedangkan, abruptio plasenta total atau lengkap biasanya akan dilakukan tindakan persalinan normal atau caesar, tergantung pada kondisinya. Sejauh ini, tidak ada perawatan yang dapat menghentikan plasenta untuk terlepas atau pun pemasangan plasenta kembali pada tempatnya.
Baca juga: Ini yang Dilarang Dilakukan Ibu Hamil di Trimester Ketiga
Faktor Risiko
Walaupun penyebab utamanya belum diketahui, tetapi ada beberapa risiko yang dapat membuat ibu hamil rentan mengalami terhadap abruptio plasenta. Beberapa kondisinya adalah sebagai berikut:
- Kebiasaan merokok sebelum atau pun saat hamil.
- Mengonsumsi obat-obatan terlarang.
- Berusia lebih dari 35 tahun.
- Mengidap preeklampsia atau pun hipertensi.
- Sedang mengalami kehamilan kembar.
- Pernah mengalami kondisi abruptio plasenta sebelumnya.
- Merasakan trauma berat pada perut.
- Memiliki kelainan pada uterus.
- Pernah mengalami terjatuh telungkup.
- Tendangan anak yang sedang digendong dan mengarah ke perut.
- Kehamilan dengan tali pusar pendek.
- Kekurangan asam folat.
Kondisi yang terbaik untuk ibu berkonsultasi dengan dokter adalah saat mengalami perdarahan di trimester ketiga kehamilan. Ini dilakukan supaya dokter segera melakukan diagnosis yang tepat mengenai penyebab perdarahan. Penanganan yang cepat dapat mencegah kondisi semakin buruk yang berakibat pada kondisi yang semakin parah.
Kalau ibu ingin tahu lebih banyak mengenai abruptio plasenta serta penanganan yang tepat untuk kondisi tersebut, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.