Halodoc, Jakarta – Frustasi adalah rasa kecewa ketika seorang gagal mencapai sesuatu. Kondisi ini berkaitan erat dengan stres. Pasalnya, stres bisa membuat seseorang frustrasi, begitu juga sebaliknya, situasi yang membuat frustrasi seringkali memicu stres. 

Frustrasi bisa berlangsung dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Jika dibiarkan, masalah tersebut bisa berkembang menjadi depresi. Itu sebabnya, kenali tanda-tanda frustrasi supaya efeknya bisa diminimalisir.

Tanda-Tanda Frustrasi

Tanda frustrasi serupa dengan stres, seperti mudah tersinggung dan susah fokus. Gejala lainnya, yaitu:

• Hilang kesabaran alias mudah marah.
• Gerakan tubuh seperti orang cemas, seperti menggigit-gigit bibir atau menghentak-hentakan kaki berulang-ulang.
• Gampang menyerah ketika dihadapkan sebuah kesulitan.
• Merasa sedih atau galau.
• Kurang percaya diri.
• Sulit tidur.
• Menyengsarakan diri, seperti tidak mau makan sampai kelaparan atau makan berlebihan.

Bila terus dibiarkan, bukan tidak mungkin masalah diatas berpengaruh pada kondisi fisik dan mental seseorang.

Dampak Negatif Mengalami Frustrasi

Frustrasi dapat menimbulkan efek jangka panjang ketika akar masalahnya tidak dibenahi. Alhasil, orang yang frustrasi rentan mengalami sederet efek negatif berikut ini:

• Rentan mengalami agresi, yaitu tindakan menyakiti atau melukai  diri sendiri maupun orang lain, baik secara fisik atau verbal.
• Rasa kecewa berkepanjangan dapat menyebabkan depresi.
• Hilangnya kepercayaan diri.
• Perubahan perilaku yang merugikan, seperti konsumsi alkohol, obat-obatan, makanan dan lain-lain.
• Insomnia atau kesulitan tidur.
• Menurunnya sistem kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit.
• Tidak ada hasrat seks.
• Kenaikan atau penurunan berat badan secara signifikan.
• Sering sakit kepala
• Haid atau menstruasi tidak teratur.
• Disfungsi ereksi pada pria, di mana mereka tidak mampu mempertahankan ereksinya saat berhubungan intim.
• Kehilangan minat untuk melakukan aktivitas yang tadinya disukai.
• Mengalami masalah kulit  seperti berjerawat
• Rambut rontok akibat stres.
• Enggan bersosialisasi dengan orang lain atau mengisolasi diri.

Cara Menghadapi Rasa Frustrasi

Karena frustrasi dan stres saling berkaitan, kamu perlu belajar mengatasi stres dengan mencari koping terbaik. Koping ini bisa berupa melakukan hobi yang kamu senangi, menghindari konflik atau sekedar menghabiskan waktu dengan kerabat dekat.

Supaya siklusnya tidak berulang, kamu juga perlu mencari akar masalah yang memicu frustrasi. Entah itu masalah pekerjaan, finansial atau masalah dalam rumah tangga. Jangan menghindarinya atau membiarkannya berlarut-larut. Cari solusi yang tepat atas masalah-masalah tersebut. Sejumlah tips yang bisa kamu coba, antara lain:

• Ungkapkan perasaan yang kamu alami dengan orang yang kamu percayai. Tujuannya untuk mengurangi beban yang kamu rasakan. Syukur-syukur mereka bisa memberikan solusi dan nasehat untuk masalah yang tengah kamu hadapi.
• Olahraga menghasilkan endorfin, yaitu hormon yang memicu perasaan senang. Jika dilakukan secara rutin, aktivitas ini berdampak positif pada suasana hati.
• Lakukan hobi yang kamu sukai, misalnya membaca buku, bercocok tanam, memancing atau bermain game. Dengan begitu, perasaan stres bisa sedikit berkurang.
• Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater jika frustrasi masih berlarut. Mereka bisa memberikan solusi dan terapi atas kondisi yang tengah kamu alami.

Bila kamu butuh saran dari psikolog atau psikiater, buat janji temu melalui aplikasi Halodoc saja. Jangan tunda sebelum kondisinya makin memburuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

WebMD. Diakses pada 2022. Signs of Frustration.

Verywell Mind. Diakses pada 2022. How to Deal With Frustration.