Ini Perbedaan Siklus Menstruasi yang Normal dan Tidak

16 menit
Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   18 Desember 2024

Siklus menstruasi normal biasanya terjadi pada interval waktu yang sama setiap bulannya, sedangkan siklus abnormal tidak.

Ini Perbedaan Siklus Menstruasi yang Normal dan TidakIni Perbedaan Siklus Menstruasi yang Normal dan Tidak

Artikel ini telah di-review oleh dr. Enrico Hervianto SpOG

DAFTAR ISI


Siklus menstruasi adalah serangkaian perubahan yang dialami tubuh wanita setiap bulan sebagai persiapan untuk kemungkinan kehamilan. Setiap bulan salah satu indung telur melepaskan sel telur yang dikenal dengan istilah ovulasi. 

Pada saat yang sama, perubahan hormonal mempersiapkan rahim untuk kehamilan. Saat ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi, endometrium dikeluarkan dari vagina dan proses ini disebut dengan siklus menstruasi. 

Sebelum membahas lebih lanjut, ketahui Tahapan Siklus Menstruasi dan Hormon yang Berpengaruh.

Cara Menghitung Siklus Menstruasi

Selain untuk merencanakan kehamilan, melacak siklus menstruasi penting dilakukan oleh setiap wanita yang sudah masuk masa pubertas. Gunanya adalah untuk mengetahui apakah siklus mereka normal atau tidak.

Sebenarnya siklus haid dimulai dari kapan? Nyatanya, setiap wanita memiliki siklus haid yang berbeda-beda.

Siklus haid yang normal terjadi pada interval waktu 21-35 hari dan bisa berlangsung selama 2-7 hari. Namun, tidak semua wanita memiliki siklus yang normal. 

Ada beberapa faktor yang memengaruhi, seperti kondisi kesehatan, pola makan, olahraga, stres, dan berat badan.

Jika kamu mengalami menstruasi yang tidak teratur, cari tahu cara untuk mempercepat menstruasi melalui artikel ini “Ladies, Mau Tahu Cara Agar Cepat Menstruasi? Ini 9 Tipsnya”

Meskipun jarang menandakan masalah serius, tetapi terkadang siklus menstruasi yang tidak teratur menandakan adanya masalah kesehatan. Yuk, kenali tanda siklus haid yang normal dan tidak berikut ini!

Durasi Siklus Haid yang Normal

Berikut beberapa tanda siklus menstruasi normal, yaitu:

  • Siklus menstruasi normal biasanya terjadi pada interval waktu yang sama setiap bulannya. Kondisi ini berlangsung selama 24-38 hari dengan volume darah yang keluar sekitar 30-80 ml.
  • Siklus dianggap tidak teratur jika lebih pendek dari 24 hari atau lebih lama dari 38 hari. Siklus menstruasimu mungkin juga tidak teratur jika panjangnya bervariasi lebih dari 20 hari dari bulan ke bulan. 

Selama siklus haid, terdapat perubahan hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada lapisan rahim.

Jika sel telur tidak dibuahi, maka lapisan rahim akan luruh dan keluar bersamaan dengan darah menstruasi.

Tanda siklus menstruasi tidak normal

Siklus menstruasi tidak normal terjadi ketika menstruasi terjadi secara tidak teratur atau tidak konsisten setiap bulannya.

Sebenarnya menstruasi yang datang sedikit terlambat atau sedikit lebih cepat dari siklus, masih dianggap normal atau teratur.

Namun, siklus menstruasi dianggap normal bila:

  • Menstruasi yang terjadi kurang dari 21 hari atau jarak waktu antara satu siklus ke siklus lainnya lebih dari 35 hari.
  • Tidak menstruasi selama tiga periode atau lebih berturut-turut.
  • Aliran menstruasi (perdarahan) yang jauh lebih berat atau lebih ringan dari biasanya.
  • Menstruasi yang berlangsung lebih lama dari tujuh hari.
  • Lamanya waktu antara siklus bervariasi lebih dari sembilan hari. Misalnya, satu siklus 28 hari, siklus berikutnya 37 hari, dan siklus berikutnya 29 hari.
  • Menstruasi yang datang bersamaan dengan nyeri hebat, kram, mual atau muntah.
  • Pendarahan atau bercak yang terjadi di antara periode, setelah menopause atau setelah berhubungan seksual.
  • Volume darah bisa memenuhi satu atau lebih tampon atau pembalut dalam satu jam.

Nah, Ini Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Teratur yang perlu kaum hawa ketahui.

Selain siklus yang tidak normal, keputihan yang terjadi pasca menstruasi juga perlu diwaspadai.

Penelitian Tentang Gangguan Siklus Menstruasi

Sebuah studi yang terpublikasi dalam Chinese medical journal, terdapat hubungan yang signifikan antara siklus menstruasi yang tidak teratur, terutama siklus yang lebih panjang, dengan risiko mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS). 

Analisis data dari wanita di komunitas dan rumah sakit, ditemukan bahwa wanita dengan PCOS cenderung memiliki siklus menstruasi yang lebih panjang dibandingkan dengan wanita sehat. 

Lebih lanjut, penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin panjang siklus menstruasi pada wanita dengan PCOS, semakin tinggi risiko mereka mengalami komplikasi seperti keguguran dan masalah pada lapisan rahim. 

Temuan ini menyoroti pentingnya memperhatikan siklus menstruasi sebagai salah satu indikator awal PCOS.

Selain itu, pemantauan kesehatan reproduksi yang lebih intensif pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur juga sangat penting.

Jenis siklus menstruasi tidak normal

Beberapa jenis siklus haid yang tidak normal antara lain sebagai berikut:

1. Menorrhagia

Kondisi ini terjadi saat darah menstruasi yang keluar berlebihan selama 7-10 hari atau lebih, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Ada beberapa tanda yang perlu kamu perhatikan saat mengalami menorrhagia, seperti:

  • Menggunakan pembalut lebih dari satu selama satu jam.
  • Sering terbangun pada malam hari untuk mengganti pembalut.
  • Perdarahan menstruasi lebih dari satu minggu.
  • Mengeluarkan gumpalan darah yang besar.
  • Kelelahan terus menerus.

Apakah Siklus Menstruasi Tidak Teratur? Saatnya Konsultasi ke Dokter Ini.

2. Polymenorrhea 

Polymenorrhea adalah kondisi ketika siklus haid terlalu pendek atau terjadi terlalu sering, yaitu kurang dari 21 hari. Siklus menstruasi yang normal berlangsung dari 24-38 hari. 

Kondisi ini bisa terjadi akibat kondisi tertentu, seperti tingkat stres yang tinggi, penyakit menular seksual, hingga endometriosis. Jika tidak teratasi dengan baik, kondisi ini juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan.

Mengalami pendarahan tiba-tiba? Pahami Ciri dan Perbedaan Pendarahan Implantasi dengan Darah Haid ini.

3. Oligomenorrhea 

Oligomenorrhea adalah kondisi siklus haid terlalu panjang atau terjadi terlalu jarang, yaitu lebih dari 35 hari. Biasanya, pengidap oligomenorrhea mengalami menstruasi yang tidak dapat diprediksi.

Pengidap gangguan ini bisa saja mengalami menstruasi hanya 6-8 kali dalam setahun. Ada beberapa kondisi yang berisiko memicu oligomenorrhea, seperti:

  • PCOS.
  • Cushing’s syndrome.
  • Diabetes.
  • Gangguan makan.

4. Amenorrhea 

Amenorrhea adalah menstruasi tidak datang sama sekali. Kondisi ini dapat terjadi pada wanita yang sedang hamil, menyusui, atau menopause.

Namun, bisa terjadi karena kondisi medis tertentu, seperti gangguan hormonal atau gangguan tiroid.

Nah, bila kamu mengalami siklus menstruasi tidak normal, kamu bisa Konsultasi ke Dokter Spesialis Kandungan ini untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Hormon yang Memengaruhi Fase Siklus Menstruasi

Ada beberapa hormon yang dapat memengaruhi fase siklus menstruasi, yaitu:

1. Hormon estrogen

Hormon ini memiliki peran yang cukup penting untuk proses ovulasi. Estrogen juga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perubahan tubuh ketika anak beranjak remaja dan memasuki masa pubertas.

Muncul bercak darah tiba-tiba? Ini 7 Penyebab Bercak Darah Saat Tidak Menstruasi yang perlu kamu ketahui.

2. Hormon progesteron

Progesteron bekerjasama dengan estrogen untuk mengoptimalkan siklus reproduksi serta mempersiapkan kemungkinan proses pembuahan.

3. Follicle stimulating hormone

Hormon ini dibuat dan dilepaskan oleh kelenjar pituitari. Hormon ini memiliki peran dalam perkembangan dan reproduksi seksual.

Adanya hormon ini dalam jumlah yang tepat memengaruhi kondisi ovarium, sehingga terkait dengan siklus menstruasi pada wanita.

4. Luteinizing hormone

Hormon ini dapat merangsang perubahan ovarium untuk mempertahankan siklus menstruasi dan menjaga kehamilan.

Lonjakan hormon ini membuat ovarium melepaskan sel telur yang matang selama siklus menstruasi.

5. Gonadotropin releasing hormone

Hormon inni secara tidak langsung akan merangsang estrogen dan progesteron dalam tubuh.

Di tengah siklus menstruasi, tubuh akan melepaskan estradiol yang memengaruhi peningkatan produksi gonadotropin releasing hormone.

Peningkatan hormon ini juga meningkatkan luteinizing hormon dan memicu penurunan follicle stimulating hormone. Adanya perubahan ini menyebabkan ovulasi pada tubuh.

Fase pada Siklus Menstruasi

Ada beberapa fase siklus menstruasi yang perlu kamu ketahui, yaitu:

1. Fase menstruasi

Fase ini bermula ketika sel telur dari siklus sebelumnya tidak melalui proses pembuahan. 

Kondisi ini membuat proses kehamilan tidak terjadi. Dengan begitu, hormon estrogen dan progesteron menurun.

Lapisan rahim yang menebal, sehingga tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Lapisan tersebut akan keluar melalui vagina dalam proses menstruasi. 

Selama menstruasi, kamu akan melepaskan kombinasi darah, lendir, dan jaringan dari rahim. Lalu, berapa lama siklus menstruasi yang normal? Umumnya, wanita akan mengalami siklus menstruasi selama 21-35 hari.

2. Fase folikuler

Tahap folikuler bermula pada hari pertama menstruasi. Fase ini juga membuat hormon perangsang folikel keluar dari kelenjar pituitari.

Hormon ini merangsang ovarium untuk mengeluarkan folikel. Umumnya, folikel mengandung telur yang belum matang.

Telur yang sehat akan matang. Sedangkan folikel yang tersisa akan kembali terserap ke dalam tubuh. Folikel yang matang memicu lonjakan estrogen yang mengentalkan rahim.

3. Fase ovulasi

Ketika estrogen meningkat, maka kelenjar pituitari akan melepaskan hormon luteinizing. Inilah yang memulai proses ovulasi.

Saat ovulasi, telur yang sudah matang berjalan menuruni tuba falopi menuju rahim untuk proses pembuahan. Fase ovulasi ini merupakan waktu di mana wanita bisa mendapatkan kehamilan.

Sel telur dapat dibuahi setelah 24 jam dikeluarkan. Setelah lebih dari satu hari, sel telur akan mati atau larut jika tidak melalui proses pembuahan.

4. Fase luteal

Fase luteal dikenal juga sebagai fase pramenstruasi. Setelah folikel melepaskan telurnya, maka folikel akan berubah menjadi korpus luteum. 

Kondisi tersebut membuat tubuh melepaskan hormon, terutama progesteron dan estrogen. Peningkatan kedua hormon tersebut membuat lapisan rahim kembali menebal dan siap menerima sel telur untuk pembuahan.

Jika kamu mengalami kehamilan, maka tubuh akan memproduksi human chorionic gonadotropin (hCG) yang bisa terdeteksi saat wanita mengalami kehamilan.

Sedangkan jika tidak hamil, maka estrogen dan progesteron kembali mengalami penurunan yang kembali memicu fase pertama, yaitu menstruasi.

Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Normal

Ada banyak hal yang menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak normal, mulai dari mengidap suatu kondisi medis hingga penggunaan obat-obatan tertentu.

1. Kondisi medis tertentu

Beberapa gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan siklus haid tidak normal, adalah:

  • Endometriosis. Terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh pada luar rahim.
  • PCOS. Ketika ovarium menghasilkan hormon androgen yang sangat besar, sehingga mencegah terjadinya ovulasi yang membuat menstruasi tidak teratur.
  • Radang panggul. Kondisi infeksi bakteri yang dapat memengaruhi sistem reproduksi wanita.
  • Kanker. Kanker rahim dan kanker ovarium menjadi salah satu penyebab siklus haid tidak normal.
  • Diabetes. Akibat adanya ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Bahkan, pada pengidap diabetes tipe 1 berisiko tinggi mengalami menopause dini.
  • Cushing syndrome. Siklus menstruasi tidak normal pada pengidap ini karena adanya penghambatan hiperkortisolemik pada tingkat hipotalamus.

2. Perubahan gaya hidup

Perubahan gaya hidup dapat berdampak pada siklus menstruasi. Ada beberapa gaya hidup yang memicu masalah ini, seperti:

  • Berada di situasi/lingkungan yang rentan memicu stres.
  • Penurunan atau kenaikan berat badan.
  • Olahraga yang berlebihan.
  • Pola makan yang tidak sehat.

3. Penggunaan obat-obatan tertentu

Penggunaan obat-obatan untuk mengatasi gangguan kesehatan juga bisa menjadi penyebab gangguan siklus menstruasi. Seperti penggunaan steroid atau pengencer darah.

4. Penyebab lainnya

Ada beberapa penyebab lainnya yang membuat siklus menstruasi terganggu, seperti:

  • Penggunaan pil KB.
  • Tindakan operasi pada area ovarium.
  • Riwayat keguguran.
  • Meningkatkan hormon prolaktin pada ibu menyusui.
  • Mengalami gangguan kesehatan mental.
  • Mengalami tanda menopause.

Ketika siklus menstruasi tidak normal, sebaiknya kamu berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebabnya dan mendapatkan perawatan yang tepat.

Jangan mengabaikan kondisi ini karena dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius di masa depan.

Cara Mengobati Gangguan Siklus Menstruasi

Pengobatan siklus haid yang tidak teratur tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Pilihan pengobatan mungkin termasuk:

  • Kontrol kelahiran hormonal: Pil KB dapat mengobati perdarahan menstruasi berat yang terjadi karena endometriosis, fibroid, dan PCOS.
  • Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD): IUD dapat menurunkan jumlah perdarahan menstruasi setiap bulan.
  • Gonadotropin-releasing hormone (GnRH): Hormon yang dapat mengurangi ukuran fibroid rahim dan membantu mengatur siklus menstruasi.
  • Manajemen nyeri: Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau naproxen dapat mengobati nyeri menstruasi yang menyakitkan. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai rejimen NSAID regular.
  • Terapi hormon: Pengobatan ini bisa membantu jika siklus menstruasi yang tidak teratur yang terjadi karena perimenopause. Ini juga dapat membantu gejala menopause lainnya seperti kekeringan vagina dan hot flashes.
  • Antibiotik: Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik jika penyebab perdarahan tidak teratur adalah karena infeksi.

Simak juga informasi mengenai cara agar haid cepat selesai melalui artikel ini Ini Berbagai Cara Agar Haid Cepat Selesai yang Aman Dilakukan.

Rekomendasi Obat Pelancar Haid

Jika kamu mengalami menstruasi tidak normal atau terlambat haid, ada beberapa rekomendasi obat yang bisa konsumsi. Berikut ini beberapa pilihannya: 

1. Borobudur Em 12 Kapsul

Borobudur Em 12 Kapsul merupakan obat herbal yang bisa bantu melancarkan haid sekaligus meredakan nyeri saat siklus bulanan ini datang. 

Di dalamnya mengandung anisi vulgaris fructus extract, curcumae rhizoma extract, hingga phyllanthi herba extract. 

Obat ini bisa diminum 2 kali sehari sebanyak 2 kapsul sebelum atau sesudah makan, dimulai 4-5 hari sebelum datang haid. Nantinya dosis bisa dikurangi atau ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan.

No registrasi BPOM: TR082383361

Rentang harga: RP20.300 – Rp50.000 per boks. 

Dapatkan Borobudur Em 12 Kapsul di Toko Kesehatan Halodoc.

2. Andalan Pil Kb 56 Tablet

Dalam beberapa kondisi, dokter akan meresepkan pil KB untuk mengatasi telat haid.  Andalan Pil Kb 56 Tablet mengandung levonorgestrel dan ethinylestradiol, yang bisa diminum untuk melancarkan menstruasi. 

Hal yang perlu ditegaskan, dosis dan penggunaan pil KB untuk melancarkan haid harus berdasarkan resep dan anjuran dokter. Selain itu, hati-hati terhadap efek samping obat berupa mual, pusing, muntah, hingga perubahan pada payudara. 

No registrasi BPOM: DKL0707917716A1

Rentang harga: Rp9.900 – Rp20.100 per boks. 

Dapatkan Andalan Pil Kb 56 Tablet di Toko Kesehatan Halodoc.

3. Velpo 12 Kapsul

Berikutnya ada Velpo 12 Kapsul yang bisa mengurangi nyeri saat haid, serta melancarkan menstruasi. Di dalamnya mengandung, bahan herbal seperti ekstrak biji persicae, corydalis rhizoma, dan glycyrrhizae radix, yang tak hanya melancarkan haid tetapi juga bisa menyehatkan tubuh. 

Obat ini masuk dalam kategori obat herbal, yang bisa kamu minum 3 kali sehari, sebanyak 3 kapsul sebelum makan dan menjelang tidur malam. 

Namun meski termasuk obat herbal, kamu tetap harus menggunakan obat ini berdasarkan aturan yang tertera pada kemasan, demi alasan keselamatan.

No registrasi BPOM: TR083392091

Rentang harga: Rp7.500 – Rp15.200 per botol.

Dapatkan Velpo 12 Kapsul di Toko Kesehatan Halodoc.

4. Tuntas 10 Kaplet

Tuntas merupakan obat pelancar haid yang mengandung berbagai bahan herbal, seperti Nigellae sativae semen (jinten hitam), Achillea millefolium folia (daun seribu), Blumea balsamifera folia (daun sembung), jahe, dan rimpang kunyit. 

Obat ini bisa dikonsumsi sebanyak 1 kali sehari, 2 kaplet. Kamu bisa meminumnya sejak hari pertama haid, selama tiga hari berturut-turut. 

Jika ragu dalam mengonsumsinya, kamu bisa coba konsultasikan diri ke dokter terkait dosis penggunaan Tuntas 10 Kaplet. 

No registrasi BPOM: TR152588261

Kisaran harga: Rp16.500 per boks.

Dapatkan Tuntas 10 Kaplet di Toko Kesehatan Halodoc.

5. Borobudur Em 60 Kapsul

Obat pelancar haid yang terakhir ada Borobudur Em kapsul, yang mengandung kombinasi berbagai herbal alami seperti ekstrak adas manis, ekstrak temulawak, serta ekstrak kayu manis. 

Kandungan tersebut tak hanya melancarkan haid, tetapi juga bisa meredakan gejala menstruasi yang umumnya menimbulkan ketidaknyamanan di tubuh. 

Obat ini bisa diminum 3 kali sehari sebanyak 2 kapsul. Borobudur Em Kapsul bisa diminum sesudah makan, dimulai 4-5 hari sebelum datang haid. Namun untuk keamanan, kamu bisa coba konsultasikan terkait dosis penggunaan ke dokter, ya. 

No registrasi BPOM: TR082383361

Kisaran harga: Rp74.200.

Dapatkan Borobudur Em 60 Kapsul di Toko Kesehatan Halodoc.

Hubungi Dokter Ini Siklus Menstruasi Tidak Normal 

Apabila kamu atau orang terdekat mengalami siklus menstruasi yang tidak normal, konsultasikan ke dokter obstetri dan ginekologi di Halodoc saja.

Mereka bisa mengidentifikasi penyebabnya serta meresepkan obat-obatan yang kamu perlukan. 

Nah, berikut ini terdapat beberapa dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 8 tahun.

Mereka juga telah mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.

Ini daftarnya:

Itulah berbagai daftar dokter spesialis obgyn yang bisa kamu hubungi. Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline

Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc. Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

Dapatkan produk kesehatan terbaik untuk siklus menstruasi normal dan tidak normal bersama toko kesehatan di Halodoc
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Abnormal Menstruation (Periods); Irregular Periods; Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH); Luteinizing Hormon; Follicle-Stimulating Hormone (FSH); Oligomenorrhea.
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Menstrual cycle: What’s normal, what’s not; Heavy Menstrual Bleeding.
VeryWell Health. Diakses pada 2024. Menstrual Disorders: Irregular Periods.
Healthline. Diakses pada 2024. Stages of the Menstrual Cycle; Polymenorrhea; How to Regulate Your Periods: 20 Tips and Tricks.
MSD Manual. Diakses pada 2024. Menstrual Cycle.
Chinese medical journal. Diakses pada 2024. Characteristics of abnormal menstrual cycle and polycystic ovary syndrome in community and hospital populations.
National Institute of Child Health and Human Development. Diakses pada 2024. What Causes Menstrual Irregularities?
The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism. Diakses pada 2024. Menstrual abnormalities in women with Cushing’s disease are correlated with hypercortisolemia rather than raised circulating androgen levels.