Ini Perbedaan Borderline Personality Disorder dan Gangguan Bipolar
“Borderline personality disorder memiliki gejala yang mirip dengan gangguan bipolar, misalnya perubahan suasana hati yang ekstrem. Bedanya, mood swing pada BPD cenderung tidak hilang dan muncul secara intens.”
Halodoc, Jakarta – Borderline personality disorder kerap disamakan dengan gangguan mental lain, salah satunya bipolar. Pasalnya, gejala kondisi ini memang mirip.
Padahal, ada perbedaan yang cukup mencolok antara keduanya. Perbedaannya terletak pada sifat gejala, pola perilaku, dan pengelolaannya.
Beda Borderline Personality Disorder dan Gangguan Bipolar
Supaya kamu tidak salah, kenali perbedaan kedua masalah kesehatan mental ini!
1. Borderline personality disorder
Pengidap borderline personality disorder memiliki pola pikir yang tidak stabil. Ketidakstabilan ini kemudian membuat mereka sulit untuk mengatur emosi.
Mereka juga cenderung tidak bisa memiliki hubungan yang stabil akibat emosi yang berubah-ubah. Namun, pengidap BPD umumnya berusaha keras agar tidak diabaikan oleh orang-orang di sekitarnya.
Pasalnya, mereka sangat takut diabaikan atau bahkan ditinggalkan. Selain itu, orang dengan gangguan mental ini biasanya punya masalah mental lainnya. Misalnya, seperti gangguan makan, citra tubuh, dan kecemasan.
Ciri khas lainnya, yaitu:
- Sangat takut dengan penolakan atau ditinggalkan seseorang.
- Selalu cemas, khawatir, dan depresi.
- Tidak bisa mempertahankan hubungan yang stabil.
- Suasana hati yang berubah drastis, misalnya dari cinta yang amat sangat berubah menjadi kebencian.
- Memiliki citra diri yang tidak stabil.
- Kesulitan merasakan empati terhadap orang lain.
- Bisa melakukan perilaku impulsif, seperti minum alkohol, berjudi, mengemudi sembrono, menyakiti diri sendiri bahkan menyalahgunakan obat-obatan.
- Mengalami paranoid.
- Mudah merasa bosan, hampa dan terasingkan.
Mau tahu apa saja obat-obatan untuk mengatasi bipolar? Baca di artikel ini: Ini Jenis-Jenis Obat Bipolar yang Biasa Diresepkan Dokter
2. Gangguan bipolar
‘Bipolar’ memiliki arti ‘dua kutub’. Seperti namanya, gangguan bipolar menggambarkan kondisi ketika seseorang memiliki atau menunjukkan 2 kutub emosi yang sangat berbeda.
Gangguan ini terdiri atas 2 fase, yaitu mania dan depresi. Saat mengalami fase mania, pengidapnya akan merasakan kebahagiaan yang meluap-luap.
Sebaliknya, saat merasakan fase depresi mereka akan sedih dan depresi yang berlebihan.
Fase Mania
Berikut gejala fase mania yang lebih spesifik:
- Tidak bisa diam, harus bergerak terus atau berjalan mondar-mandir.
- Merasakan kegembiraan yang meluap-luap.
- Lebih waspada terhadap lingkungan sekitarnya, mulai dari barang jatuh, sentuhan orang lain, hingga suara-suara yang didengarnya.
- Bicara sangat cepat tanpa arah yang jelas atau sulit dipahami.
- Tidak bisa tidur, begadang semalaman tapi tidak merasa mengantuk atau lelah di pagi hari.
- Bertingkah sembrono, misalnya belanja gila-gilaan, bertengkar dengan orang lain, mengundurkan diri dari perusahaan, mengemudi ugal-ugalan, atau mabuk minuman keras.
- Psikosis, yaitu tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya ada dalam pikirannya.
Fase Depresi
Sementara itu, ketika pengidap bipolar mengalami fase depresi, tanda-tandanya, yaitu:
- Menarik diri dari lingkungan dan orang terdekat.
- Kehilangan minat pada kegiatan yang sebelumnya ia sukai.
- Kehilangan tenaga dan energi secara drastis, biasanya pengidap tidak bisa meninggalkan tempat tidur hingga berjam-jam atau berhari-hari.
- Bicara sangat lambat, kadang seperti orang yang sedang melantur.
- Gangguan daya ingat, konsentrasi, dan nalar.
- Terobsesi terhadap kematian, ingin bunuh diri, atau percobaan bunuh diri.
- Perubahan pola makan secara drastis, entah nafsu makan hilang atau meningkat.
- Terus-terusan merasa diri bersalah, tidak berguna, atau tidak layak.
Jika kamu lihat sekilas, keduanya memiliki gejala yang mirip. Namun, pada pengidap borderline personality disorder, mood swing akan terus ada bahkan muncul secara intens.
Itu sebabnya, ada Metode yang Paling Efektif untuk Mengobati Borderline Personality Disorder untuk menangani gejala tersebut.
Sementara pada orang dengan gangguan bipolar, akan ada masa-masanya di mana mereka tidak akan merasakan gejala-gejala mania atau depresif sama sekali. Mereka akan tampak tenang seperti orang pada umumnya.
Jika kamu butuh penjelasan yang lebih mendalam terkait kedua kondisi di atas, jangan ragu menghubungi psikolog atau psikiater di aplikasi Halodoc.
Jangan tunda sebelum kondisinya kian memburuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!