Ini Penyebab Terjadinya Osteochondroma pada Remaja
Halodoc, Jakarta - Penyakit yang berkaitan dengan tulang dan sendi, sebenarnya tak hanya menyoal osteoporosis atau osteoartritis saja. Sebab, ada juga osteochondroma yang perlu diwaspadai. Pernah mendengar penyakit ini?
Osteochondroma sendiri merupakan tumor tulang jinak yang kebanyakan berkembang pada anak-anak dan remaja. Umumnya, osteochondroma berkembang di ujung tulang panjang. Contohnya, tulang tulang paha, tulang kering, ataupun tulang lengan atas.
Dari 50 persen kasus osteochondroma, sekitar 30 persen di antaranya osteochondroma berkembang pada femur (tulang paha), dan 15–20 persennya pada tibia (tulang kering).
Lantas, seperti apa sih gejala dari osteochondroma?
Baca juga: Apakah Tumor Tulang Termasuk Penyakit Berbahaya?
Dari Benjolan hingga Rasa Nyeri
Sebenarnya dalam kebanyakan kasus osteochondroma tak menyebabkan gejala apa pun. Namun, gejalanya bisa muncul ketika tumor mulai berkembang. Osteochondroma sendiri paling sering didiagnosis pada mereka berusia 10–30 tahun.
Nah, berikut ini beberapa gejala osteochondroma yang mungkin dialami oleh pengidapnya menurut ahli di American Academy of Orthopaedic Surgeons.
-
Benjolan yang tidak terasa nyeri di dekat persendian. Lutut dan bahu paling sering mengalami kondisi ini.
-
Rasa nyeri ketika beraktivitas. Osteochondroma dapat ditemukan di bawah tendon (jaringan yang keras dan berserat yang menghubungkan otot ke tulang). Tendon dapat bergerak dan "membentak" tumor tulang, menyebabkan rasa sakit.
-
Mati rasa atau kesemutan. Osteochondroma juga bisa ditemukan di dekat saraf seperti belakang lutut. Andaikan tumor menekan saraf, akan muncul mati rasa dan kesemutan pada anggota badan yang terkait.
-
Perubahan aliran darah. Tumor yang menekan pembuluh darah dapat menyebabkan perubahan aliran darah secara berkala. Kondisi ini bisa menyebabkan hilangnya denyut nadi atau perubahan warna anggota gerak. Meski begitu, perubahan aliran darah akibat osteochondroma jarang terjadi.
-
Rasa nyeri mendadak. Dalam beberapa kasus cedera bisa menyebabkan tangkai osteochondroma pecah. Kondisi ini bisa langsung menyebabkan nyeri dan pembengkakan di area tumor.
Bila mengalami gejala-gejala di atas, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc.
Gejalanya sudah, bagaimana dengan penyebabnya?
Adanya Peran Genetik
Sampai kini penyebab osteochondroma belum diketahui pasti. Penyakit yang bisa menyerang pria dan wanita ini, tidaklah disebabkan oleh cedera. Menurut ahli di American Academy of Orthopaedic Surgeons, ada dugaan kuat osteochondroma berhubungan dengan gen yang disebut EXT 1.
Baca juga: 5 Jenis Tumor Tulang Jinak yang Perlu Diketahui
Tumor osteochondroma tunggal dan ganda ini disebabkan oleh mutasi pada dua gen. Khususnya mutasi kuman pada gen EXT1 dan EXT2. Gen ini terletak pada kromosom 8 dan 11.
Sayangnya, bagaimana cacat gen ini terjadi masih kurang dipahami. Oleh sebab itu, karena penyebab osteochondroma tidak diketahui, dokter pun belum bisa menemukan cara mencegah penyakit ini.
Hal yang perlu digarisbawahi, beberapa osteochondroma merupakan penyakit keturunan dominan autosomal. Artinya, hampir selalu diwariskan bila salah satu orangtua mengidap penyakit ini.
Selain itu, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko terjadinya osteochondroma. Misalnya, hereditary multiple exostoses (HME) atau aclasis diaphyseal. HME merupakan penyakit genetik langka yang ditandai oleh beberapa tumor tulang jinak yang ditutupi oleh tulang rawan.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Referensi:
Healthline (2019). Bone Tumors
American Academy of Orthopaedic Surgeons (2019). Diseases & Conditions Osteochondroma
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan