Ini Penyebab Mata Minus pada Anak
Halodoc, Jakarta - Jika dokter mengatakan anak mengidap rabun jauh atau miopia, kemampuan matanya untuk melihat benda yang jaraknya jauh akan berkurang. Rabun jauh atau biasa disebut juga mata minus bisa menjadi lebih buruk selama masa kanak-kanak dan masa remajanya. Untungnya kondisi ini bisa diatasi dengan penggunaan kacamata berlensa minus. Jika anak memakai kacamatanya dengan benar dan resepnya akurat, ia bisa beraktivitas seperti anak yang memiliki mata normal.
Anak yang mengidap mata minus juga akan memiliki bola mata yang sedikit lebih panjang dari biasanya. Sinar cahaya, yang menyusun gambar yang dilihatnya, akan terfokus di depan retinanya, bukan tepat di retina. Alhasil, penglihatannya menjadi buram dan tidak jelas.
Baca juga: Mata Gempi Minus dan Silinder, Bagaimana Cara Mencegahnya?
Lantas, Apa Penyebab dan Gejala Mata Minus pada Anak?
Miopia progresif atau rabun jauh sebagian besar disebabkan oleh genetika. Anak-anak mewarisi kecenderungan miopia dari orangtua mereka. Cara seseorang menggunakan matanya juga dapat diduga dapat memengaruhi perkembangan miopia. Studi terbaru menghubungkan miopia dengan melakukan pekerjaan mendetail atau dari dekat, seperti membaca buku terlalu dekat.
Seorang anak dengan mata minus mungkin akan mengeluh sakit kepala, mata lelah, dan kelelahan saat harus fokus pada sesuatu yang lebih dari beberapa meter jauhnya. Paling sering, anak kecil dengan mata minus hanya mengeluh kesulitan melihat sesuatu yang jauh. Seorang anak dengan miopia dapat bergerak mendekati objek untuk melihat dengan jelas. Misalnya saat guru menulis di papan tulis, ia akan meminta untuk pindah duduk di baris paling depan, atau bahkan kerap melihat catatan temannya.
Jika anak mengeluhkan salah satu dari gejala ini, ibu bisa diskusikan dahulu dengan dokter di Halodoc melalui chat. Jika diperlukan, ibu juga bisa segera buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui Halodoc.
Baca juga: Mana yang Lebih Parah, Mata Minus atau Silinder?
Langkah Pengobatan dan Pencegahan Mata Minus pada Anak
Untuk menjaga kesehatan matanya, orangtua wajib mengajak anak untuk memeriksakan matanya sejak ia masih kecil. Ia bisa dibawa ke dokter mata pada tahun pertama kehidupan, pada usia tiga tahun, dan setiap dua tahun setelahnya, terutama jika ada riwayat keluarga rabun jauh yang progresif atau kondisi mata lainnya.
Hingga kini, anggapan bahwa miopia pada anak bisa diperlambat dengan metode tertentu masih menjadi kontroversial. Mengutip MedicineNet, beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan atropin yang dikombinasikan dengan bifokal terbukti bisa memperlambat perkembangan miopia.
Seorang anak dengan mata minus bisa memakai kacamata. Mereka juga bisa mulai memakai lensa kontak saat mereka cukup dewasa secara fisik untuk merawatnya. Namun, dokter mata jarang merekomendasikan lensa kontak sebelum seorang anak memasuki usia remaja.
Karena rabun jauh diwariskan, kondisi ini tidak bisa dicegah sepenuhnya. Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalkan efeknya. Pertama, pastikan anak diperiksa sejak dini, terutama jika ada riwayat keluarga rabun jauh yang progresif atau kondisi mata lainnya. Jika merasa tidak nyaman untuk bekerja atau menonton televisi dari jarak standar, anak mungkin sudah mengalami rabun jauh dan perlu pemeriksaan.
Baca juga: Ini 3 Cara Alami Sembuhkan Rabun Jauh Tanpa Harus Operasi
Orangtua juga bisa meminta anak mempraktikkan beberapa kebiasaan baik untuk mencegah mata minus, seperti misalnya:
- Mintalah anak untuk lebih banyak berpartisipasi pada aktivitas luar ruangan.
- Pegang bahan bacaan apapun dengan jarak 30 sentimeter dari wajah/mata dan bacalah selalu sambil duduk tegak.
- Duduklah setidaknya sejauh dua meter saat menonton televisi.
- Layar komputer harus ditempatkan sekitar 50 sentimeter dari mata dan disesuaikan untuk meminimalkan silau.
- Pencahayaan harus cukup untuk menerangi ruangan saat membaca, menggunakan komputer, atau menonton televisi tanpa menyebabkan silau.
- Istirahatkan mata anak setiap 30 hingga 40 menit, kamu juga bisa meminta anak melihat ke luar jendela pada objek yang jauh untuk membuat mata lebih rileks.