Ini Penyebab Keloid yang Perlu Diketahui
Keloid terbentuk karena tubuh memproduksi kolagen berlebih.
DAFTAR ISI
Keloid adalah jaringan parut yang tumbuh berlebihan dan melampaui batas luka asli pada kulit. Kondisi ini biasanya muncul sebagai benjolan keras, menonjol, dan berwarna lebih gelap dari kulit sekitarnya.
Keloid sering terbentuk akibat respons tubuh yang berlebihan dalam proses penyembuhan luka, seperti luka sayatan, bekas jerawat, tindikan, atau luka bakar.
Faktor yang dapat menyebabkan terbentuknya keloid antara lain faktor genetik dan kondisi kulit tertentu. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab keloid agar dapat membantu mengambil tindakan penanganan yang tepat.
Kenali Berbagai Penyebab Keloid
Keloid terjadi karena respons penyembuhan luka yang berlebihan. Saat kulit terluka, tubuh memproduksi kolagen untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
Berikut ini penyebab keloid yang perlu kamu ketahui:
1. Bekas Jerawat
Ketika jerawat parah seperti nodul atau kista menyebabkan peradangan yang dalam, kulit bisa menjadi rusak dengan kondisi yang cukup serius.
Dalam proses penyembuhan, tubuh memproduksi kolagen untuk memperbaiki jaringan kulit.
Namun, jika produksi kolagen berlebih, keloid akan terbentuk. Keloid dari bekas jerawat biasanya muncul di area wajah, dada, atau punggung, tempat jerawat sering berkembang.
2. Luka Bakar
Luka bakar yang dalam juga bisa merusak banyak lapisan kulit. Proses penyembuhan luka bakar ini lebih kompleks dibandingkan luka biasa, karena kulit butuh waktu lebih lama dan lebih banyak kolagen untuk pulih.
Terkadang, tubuh akan memproduksi kolagen berlebih, yang akhirnya membentuk keloid. Risiko ini meningkat jika luka bakar tidak dirawat dengan benar atau terinfeksi.
3. Bekas Cacar
Luka-luka kecil yang tertinggal setelah cacar air bisa memicu keloid, terutama jika lepuhan cacar sering digaruk, kemudian memicu iritasi pada kulit.
Meskipun bekas cacar air biasanya tidak besar, tubuh dapat bereaksi secara berlebihan, menghasilkan jaringan parut berlebih yang akhirnya berkembang menjadi keloid.
4. Tindik Telinga
Tindikan di telinga atau area lain tubuh menimbulkan luka kecil yang harus sembuh.
Jika proses penyembuhan terganggu oleh infeksi, iritasi, atau trauma tambahan, tubuh dapat memproduksi terlalu banyak jaringan parut.
Keloid bisa mulai tumbuh beberapa minggu hingga bulan setelah tindikan, dan ukurannya dapat bervariasi.
5. Prosedur Operasi
Luka dari sayatan operasi, terutama yang dalam, juga bisa memicu keloid. Ini terjadi karena tubuh berusaha memperbaiki luka dengan cepat, kadang menghasilkan kolagen secara berlebihan.
Area seperti dada, bahu, dan punggung atas lebih rentan terhadap keloid setelah operasi, karena area ini lebih sering mengalami tekanan atau gerakan.
6. Vaksinasi
Meski kasus ini jarang terjadi, suntikan vaksin juga berpotensi menyebabkan keloid di tempat suntikan.
Ini biasanya terjadi karena respons tubuh yang berlebihan saat menyembuhkan luka kecil akibat jarum.
Seseorang yang memiliki kecenderungan genetik untuk keloid lebih berisiko mengalami ini, meskipun umumnya ukuran keloidnya kecil.
7. Faktor Genetik
Keloid juga dapat disebabkan oleh faktor genetik. Jika ada anggota keluarga yang memiliki keloid, maka peluang seseorang mengembangkan keloid juga lebih besar.
Selain itu, orang dengan latar belakang etnis tertentu, seperti keturunan Afrika, Asia, atau Latin, memiliki risiko lebih tinggi karena faktor genetik yang memengaruhi respons penyembuhan kulit.
Hubungi Dokter Ini untuk Mengatasi Keloid
Jika kamu atau orang terdekat mendapati keloid pada kulit, segeralah hubungi dokter untuk mengetahui cara pengobatannya.
Berikut ini terdapat beberapa rekomendasi dokter spesialis kulit di Halodoc yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dan bisa membantu menangani keloid.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya.
Nah, ini dia daftar rekomendasinya:
1. dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E
Kamu bisa berkonsultasi dengan dokter Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E, seorang alumnus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2013 dan Universitas Hasanuddin tahun 2022.
Saat ini, ia menjalani praktik di Maluku Tengah sekaligus tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nomor STR 7321602322144303.
Dengan pengalaman di bidangnya selama 11 tahun, dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E siap memberikan layanan konsultasi terkait masalah pada kulit, termasuk keloid.
Kamu juga bisa berdiskusi dengan dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E terkait masalah kulit lainnya, seperti ruam pada kulit dan jerawat.
Chat dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E Mulai dari Rp55.000,- di Halodoc.
2. dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E
Dokter rekomendasi selanjutnya adalah dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E, seorang lulusan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya tahun 2011 dan Universitas Udayana tahun 2017.
Kini, ia berpraktik di Denpasar, Bali dan terdaftar dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nomor STR 5121602423127230.
Berbekal pengalaman 13 tahun, dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E mampu memberikan penanganan terhadap keloid secara akurat.
Tak hanya itu, dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E juga siap memberikan solusi terhadap masalah rambut rontok berlebih, jerawat, dan penyakit menular seksual.
Chat dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E Mulai dari Rp55.000,- di Halodoc.
Dokter spesialis kulit tersebut siap membantu kamu mengatasi masalah keloid.
Dengan aplikasi Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kapan saja dan di mana saja dengan mudah dan aman.
Kamu tidak perlu khawatir jika dokter sedang offline atau tidak tersedia. Sebab, kamu tetap bisa memesan jadwal konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!