Ini Penyebab Bronkopneumonia yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta – Penyebab bronkopneumonia yang paling umum adalah infeksi paru-paru bakteri, seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenza tipe b (Hib). Infeksi paru-paru virus dan jamur juga dapat menyebabkan pneumonia.
Kuman yang berbahaya dapat memasuki bronkus dan alveoli dan mulai berkembang biak. Sistem kekebalan tubuh menghasilkan sel darah putih yang menyerang kuman ini, yang menyebabkan peradangan. Gejala sering timbul dari peradangan ini.
Faktor risiko untuk mengembangkan bronkopneumonia meliputi:
-
Berusia di bawah 2 tahun;
-
Berusia di atas 65 tahun;
-
Merokok atau penggunaan alkohol berlebihan;
-
Infeksi pernapasan baru-baru ini, seperti pilek dan flu;
-
Penyakit paru jangka panjang, seperti COPD, cystic fibrosis, bronchiectasis, dan asma;
-
Kondisi kesehatan lainnya, seperti diabetes, gagal jantung, penyakit hati;
-
Kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV atau gangguan autoimun tertentu;
-
Minum obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh, seperti untuk kemoterapi, transplantasi organ, atau penggunaan steroid jangka panjang; dan
-
Operasi atau trauma baru-baru ini
Bronkopneumonia yang tidak diobati atau parah dapat menyebabkan komplikasi, terutama pada orang yang berisiko, seperti anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau tertekan.
Baca juga: Kenali Gangguan Pernapasan Bronkopneumonia pada Anak
Karena ini memengaruhi pernapasan seseorang, bronkopneumonia dapat menjadi sangat serius dan kadang-kadang dapat menyebabkan kematian.
Pada 2015, di seluruh dunia 920.000 anak di bawah usia 5 tahun meninggal karena pneumonia. Kejadian kematian ini sebagian besar disebabkan oleh bronkopneumonia. Komplikasi bronkopneumonia dapat meliputi:
-
Kegagalan Pernapasan
Ini terjadi ketika pertukaran esensial oksigen dan karbon dioksida di paru-paru mulai gagal. Orang dengan gangguan pernapasan mungkin membutuhkan ventilator atau mesin pernapasan untuk membantu pernapasan.
-
Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS)
ARDS adalah bentuk kegagalan pernafasan yang lebih parah dan mengancam jiwa.
-
Sepsis
Juga dikenal sebagai keracunan darah atau septikemia, inilah saat infeksi menyebabkan respons imun berlebihan yang merusak organ dan jaringan tubuh. Sepsis dapat menyebabkan kegagalan banyak organ dan mengancam jiwa.
Baca juga: Ini Bedanya ISPA dan Bronkopneumonia pada Anak
-
Abses Paru-Paru
Ini adalah kantung berisi nanah yang dapat terbentuk di dalam paru-paru.
Untuk mendiagnosis bronkopneumonia, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat riwayat kesehatan seseorang. Masalah pernapasan, seperti mengi, adalah indikasi khas bronkopneumonia. Namun, bronkopneumonia dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan pilek atau flu, yang kadang-kadang membuat diagnosis menjadi sulit.
Jika dokter mencurigai bronkopneumonia, mereka dapat memesan satu atau lebih dari tes berikut untuk mengkonfirmasi diagnosis atau menentukan jenis dan tingkat keparahan kondisi:
-
X-Ray Dada atau CT Scan
Tes pencitraan ini memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam paru-paru dan memeriksa tanda-tanda infeksi.
-
Tes Darah
Ini dapat membantu mendeteksi tanda-tanda infeksi, seperti jumlah sel darah putih yang abnormal.
-
Bronkoskopi
Ini melibatkan melewati tabung tipis dengan cahaya dan kamera melalui mulut seseorang, turun batang tenggorokan, dan ke paru-paru. Prosedur ini memungkinkan dokter melihat bagian dalam paru-paru.
Baca juga: 3 Jenis Pemeriksaan untuk Diagnosis ISPA
-
Tes Dahak
Ini adalah tes laboratorium yang dapat mendeteksi infeksi dari lendir yang telah seseorang batuk.
-
Oksimetri Nadi
Ini adalah tes yang digunakan untuk menghitung jumlah oksigen yang mengalir melalui aliran darah.
-
Gas Darah Arteri
Dokter menggunakan tes ini untuk menentukan kadar oksigen dalam darah seseorang.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai penyebab bronkopneumonia, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan