Ini Kondisi yang Bisa Menyebabkan Leptospirosis pada Manusia
"Leptospirosis adalah penyakit yang bisa sebabkan kefatalan jika tidak segera diatasi. Seseorang yang bekerja di luar ruangan, seperti di sawah, hutan, ladang, atau peternakan memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit ini. Saat kondisi banjir, penyakit ini pun akan semakin mudah menular."
Halodoc, Jakarta – Leptospirosis adalah penyakit bakteri yang menyerang manusia dan hewan. Penyebabnya adalah bakteri dari genus Leptospira. Pada manusia, penyakit ini bisa menyebabkan berbagai gejala, beberapa di antaranya mungkin disalahartikan sebagai penyakit lain. Beberapa orang yang terinfeksi mungkin tidak memiliki gejala sama sekali.
Tanpa pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal, meningitis, gagal hati, gangguan pernapasan, bahkan kematian. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab dan gejala yang mungkin terjadi.
Hal yang Bisa Sebabkan Leptospirosis
Bakteri Leptospira bisa ditemukan pada rakun, kelelawar, domba, anjing, mencit, tikus, kuda, sapi, kerbau, dan babi. Bakteri menghuni ginjal hewan dan dikeluarkan melalui buang air kecil, menginfeksi tanah atau persediaan air. Bakteri ini pun dapat bertahan di tanah atau air selama berbulan-bulan.
Jika kamu bekerja di ladang, peternakan, sawah, atau hutan tanpa menggunakan pelindung yang memadai, bukan tidak mungkin bakteri bisa masuk ke tubuhmu. Konsumsi air dan makanan yang kurang bersih juga bisa memicu penyakit ini.
Penyakit ini juga lebih sering terjadi di iklim tropis, tetapi juga dapat terjadi di bagian kota-kota besar yang lebih miskin dan di negara berkembang yang tidak berada di daerah tropis. Menurut WHO, risikonya juga akan lebih tinggi pada saat curah hujan berlebihan dan banjir. Bakteri ini tumbuh subur di lingkungan yang panas dan lembap.
Leptospirosis lebih mungkin terjadi di:
- Asia Selatan dan Tenggara
- Australia
- Karibia dan Amerika Tengah
- Andes dan Amerika Latin tropis
- Afrika Sub-Sahara Timur
Ia juga kadang-kadang ditemukan di Selandia Baru, Australia, Hawaii, dan Barbados.
Banjir meningkatkan risiko wabah. Jika perubahan iklim menyebabkan lebih banyak kasus banjir di seluruh dunia, leptospirosis dapat menjadi lebih umum.
Penyakit ini memerlukan penanganan sesegera mungkin dari dokter agar tidak semakin memburuk. Oleh karena itu, Ini Dokter yang Paham Pengobatan Leptospirosis dan bisa bantu kamu tangani kondisi tersebut.
Gejala yang Bisa Terjadi
Tanda dan gejala penyakit ini biasanya muncul tiba-tiba, sekitar 5 hingga 14 hari setelah infeksi. Namun, masa inkubasi dapat berkisar dari 2 hingga 30 hari. Untuk kasus ringan, gejala yang bisa terjadi, antara lain:
- Demam dan menggigil;
- Batuk;
- Diare, muntah, atau keduanya;
- Sakit kepala;
- Nyeri otot, terutama punggung bawah dan betis;
- Ruam;
- Mata merah dan iritasi;
- Penyakit kuning.
Kebanyakan orang sembuh dalam waktu seminggu tanpa pengobatan. Namun, dokter bisa meresepkan antibiotik untuk mengatasinya. Kamu pun bisa cek kebutuhan kesehatan di Halodoc saat mengidap penyakit ini. Antibiotik dan obat lain atau bahkan vitamin bisa kamu dapatkan dengan mudah. Kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc sekarang!
Namun, sekitar 10 persen terus mengembangkan gejala yang lebih parah. Gejala akan tergantung pada organ vital mana yang terlibat. Ini dapat menyebabkan gagal ginjal atau hati, gangguan pernapasan, dan meningitis yang bisa berakibat fatal.
Jantung, Hati, dan Ginjal
Jika bakteri menyerang jantung, hati, dan ginjal, orang tersebut akan mengalami:
- Kelelahan;
- Detak jantung jadi tidak teratur;
- Nyeri otot;
- Mual;
- Mimisan;
- Nyeri di dada;
- Terengah-engah;
- Nafsu makan buruk;
- Pembengkakan pada tangan, kaki, atau pergelangan kaki
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Penyakit kuning, terlihat pada bagian putih mata, lidah, dan kulit yang menguning
Otak
Jika memengaruhi otak atau sumsum tulang belakang, meningitis, ensefalitis, atau keduanya dapat berkembang. Meningitis adalah infeksi pada selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan ensefalitis mengacu pada infeksi jaringan otak. Kedua kondisi tersebut memiliki tanda dan gejala yang serupa, yakni:
- Kebingungan atau disorientasi;
- Kantuk;
- Kejang;
- Demam tinggi;
- Mual;
- Fotofobia atau kepekaan terhadap cahaya;
- Masalah dengan gerakan fisik;
- Leher kaku;
- Ketidakmampuan untuk berbicara;
- Muntah
- Perilaku agresif atau tidak biasa;
- Meningitis atau ensefalitis yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak yang serius, dan dapat mengancam jiwa.
Paru-Paru
Jika ia memengaruhi paru-paru, orang tersebut tidak bisa bernapas. Tanda dan gejalanya lainnya, antara lain:
- Demam tinggi;
- Napas terengah-engah;
- Batuk darah.
Dalam kasus yang parah, mungkin ada begitu banyak darah sehingga orang tersebut mati lemas.