Ini Komplikasi yang Disebabkan oleh Penyakit Usus Buntu
Halodoc, Jakarta - Pernah merasakan gejala seperti nyeri mendadak nyeri di bagian kanan bawah yang disertai dengan mual, muntah, demam, konstipasi, atau diare? Sebaiknya kamu tidak menyelepkan gejala ini, karena bisa menjadi tanda kamu mengalami penyakit usus buntu.
Penyakit usus buntu atau apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu. Usus buntu adalah kantong berbentuk jari yang menonjol dari usus besar di sisi kanan bawah perut. Penyakit ini sering terjadi pada mereka yang berusia antara 10 dan 30 tahun, dan bisa diatasi dengan pengangkatan usus buntu melalui tindakan bedah. Penyakit ini tidak bisa disepelekan karena berbagai komplikasi bisa terjadi.
Baca juga: Dapatkah Usus Buntu Ditangani Tanpa Operasi?
Komplikasi Akibat Radang Usus Buntu
Ada beberapa kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi akibat penyakit ini, antara lain:
-
Usus Buntu yang Pecah. Kondisi ini bisa menyebabkan infeksi ke seluruh perut (peritonitis). Kondisi ini bisa mengancam jiwa dan dibutuhkan operasi segera untuk menghapus usus buntu dan membersihkan rongga perut.
-
Kantong Nanah yang Terbentuk di Perut. Jika usus buntu pecah, kamu mungkin mengalami kantung infeksi (abses). Pada kebanyakan kasus, ahli bedah akan mengalirkan abses dengan menempatkan tabung melalui dinding perut ke dalam abses. Tabung dibiarkan di tempat selama sekitar dua minggu, dan kamu diberikan antibiotik untuk membersihkan infeksi.
Setelah infeksi hilang, kamu akan menjalani operasi untuk mengangkat usus buntu. Namun kebanyakan kasus, abses akan segera dikeringkan dan pengangkatan usus buntu akan segera dilakukan.
Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat jika kamu mengalami gejala mirip usus buntu. Kamu bisa buat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mempermudah pemeriksaan.
Baca juga: Bukan Cuma Nyeri Perut, Ini 9 Gejala Usus Buntu pada Anak
Pola Hidup dan Pengobatan Rumahan Atasi Usus Buntu
Kamu harus beristirahat selama beberapa minggu usai operasi usus buntu, atau lebih lama jika usus buntu pecah. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu pengobatan usus buntu, antara lain:
-
Hindari Aktivitas Berat. Jika operasi usus buntu dilakukan secara laparoskopi, batasi aktivitas selama tiga hingga lima hari. Jika kamu menjalani operasi pembedahan, batasi aktivitas selama 10 hingga 14 hari. Tanyakan kepada dokter tentang batasan aktivitas yang aman dan kapan kamu dapat melanjutkan aktivitas normal setelah operasi.
-
Saat Batuk, Beri Sanggahan pada Perut. Letakkan bantal di atas perut dan berikan tekanan sebelum kamu batuk. Hal ini untuk membantu mengurangi rasa sakit.
-
Hubungi Dokter jika Obat Pereda Nyeri Tidak Membantu. Jika kamu terus merasa nyeri, maka ini bisa memperlambat proses penyembuhan. Jika kamu masih kesakitan meskipun telah menjalani pengobatan, segera hubungi dokter.
-
Bangun dan Bergerak ketika Sudah Siap. Mulailah perlahan dan tingkatkan aktivitas saat kamu merasa sanggup melakukannya, awalnya bisa dengan berjalan kaki.
-
Tidur saat Lelah. Saat tubuh sedang masa penyembuhan, kamu mungkin merasa lebih mengantuk daripada biasanya. Tenang dan istirahatlah saat kamu membutuhkannya.
Baca juga: Makan Gorengan Bisa Memicu Penyakit Usus Buntu?
Itulah risiko komplikasi dan gaya hidup yang bisa kamu terapkan usai menjalani pembedahan usus buntu. Jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait hal ini, jangan ragu untuk bertanya pada dokter melalui chat di aplikasi Halodoc. Dokter akan selalu siaga memberikan saran kesehatan untuk setiap kondisi kesehatan yang kamu alami.