Ini Komplikasi Kesehatan Akibat Sindrom Kallmann
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar penyakit bernama sindrom Kallmann? Penyakit yang berkaitan dengan kelainan genetik ini terbilang langka. Pada pria angka kejadiannya diperkirakan 1 dari 30.000, sedangkan pada wanita 1 dari 120.000. Kelainan genetik ini menyebabkan tubuh tidak bisa atau sedikit memproduksi gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
Memangnya apa sih peran hormon GnRH dalam tubuh? Hormon ini memiliki peran yang penting, GnRH menstimulasi testis pada pria, dan indung telur pada wanita untuk pertumbuhan seks sekunder. Nah, minimnya kadar GnRH dalam tubuh ini yang bisa memicu masalah lainnya.
Menurut para ahli, sindrom Kallmann merupakan salah satu jenis dari hipogonadisme, atau kondisi ketika hormon seksual yang dihasilkan kelenjar seksual berada di bawah normal. Lantas, apa saja komplikasi sindrom Kallmann yang perlu diwaspadai pengidapnya?
Baca juga: Sindrom Kallman Sebabkan Wanita Tidak Mengalami Menstruasi
Masalah Tulang hingga Seks
Bila dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, dalam beberapa kasus sindrom Kallmann bisa menimbulkan komplikasi pada tubuh. Ada beragam komplikasi sindrom Kallmann yang mungkin terjadi, salah satunya adalah osteoporosis.
Menurut jurnal di National Institutes of Health, sindrom Kallmann bisa menyebabkan penurunan massa tulang atau osteoporosis pada pengidapnya. Oleh sebab itu, mereka membutuhkan terapi pengganti hormon, asupan kalsium, dan vitamin D untuk mencegah terjadinya penurunan massa tulang lebih lanjut.
Selain, itu ada pula komplikasi sindrom Kallmann lainnya yang bisa dialami pengidapnya. Sindrom Kallmann yang merupakan salah satu jenis hipogonadisme bisa menimbulkan kemandulan pada wanita dan menopause dini.
Lalu, bagaimana dampaknya pada pria? Pada pria, sindrom Kallmann dan hipogonadisme bisa menyebabkan impotensi atau disfungsi ereksi, gangguan pertumbuhan penis dan testis, gairah seks menurun, hingga kemandulan. Tuh, tidak main-main bukan komplikasi dari sindrom Kallmann?
Baca juga: 4 Pemeriksaan Penunjang untuk Mendeteksi Sindrom Kallman
Bukan Cuma Masalah Reproduksi
Berbicara gejala sindrom Kallmann sama halnya membicarakan berbagai keluhan pada tubuh. Pasalnya, penyakit yang berkaitan kelainan genetik ini bisa menimbulkan beragam gejala pada tubuh pengidapnya. Lalu, seperti apa gejalanya?
Pada beberapa kasus, gejala sindrom Kallmann bisa muncul sejak lahir seperti gangguan indra penciuman (hiposmia), atau bahkan kehilangan kemampuan penciuman (anosmia).
Selain itu, pada pria muncul juga gejala lainnya, seperti massa otot menurun, kebotakan, keterlambatan pubertas, penis yang kecil, dan testis yang tidak turun (kriptorkismus).
Bagaimana dengan wanita? Pada wanita sindrom Kallmann bisa ditandai dengan keterlambatan pertumbuhan payudara, tidak mengalami menstruasi, atau rambut kemaluan yang terlambat tubuh.
Di samping itu, menurut National Institutes of Health - Genetic and Rare Diseases Information Center, pengidap sindrom Kallmann bisa mengalami gejala-gejala lainnya yang tak terkait dengan reproduksi, misalnya:
- Tak terbentuknya salah satu ginjal;
- Skoliosis;
- Obesitas;
- Gerakan mata yang abnormal;
- Perumbuhan gigi yang abnormal;
- Gangguan keseimbangan;
- Bimanual synkinesis, gerakan satu tangan meniru gerakan tangan lain;
- Gangguan pendengaran.
Nah, bagi kamu yang mengalami gejala-gejala di atas, segera temui dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan medis yang tepat. Kamu bisa memeriksakan kesehatan di rumah sakit pilihan, dengan sebelumnya membuat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Kini pemeriksaan kesehatan menjadi jauh lebih mudah.