Ini Kalori dalam Semangkuk Lontong Opor
Halodoc, Jakarta - Lebaran tinggal menghitung hari. Masyarakat Muslim di Indonesia tentu sudah mulai sibuk memasak ketupat, opor ayam, kue, dan makanan khas Lebaran lainnya. Bicara soal hidangan Lebaran, tentu yang paling wajib adalah ketupat atau lontong opor, ya. Dilengkapi dengan rendang, balado kentang dan ati ampela, semur daging, atau teri kacang.
Meski begitu, di berbagai daerah di Indonesia, makanan campuran makanan pendamping untuk lontong opor bisa berbeda-beda. Di Sumatera, Aceh, Medan, dan Pekanbaru, misalnya, lontong opor tidaklah terlalu populer. Masyarakat sana biasanya menyantap lontong sayur, dengan lauk pelengkap sambal teri kacang, tauco udang, telur badalo, ayam goreng, atau rendang.
Baca juga: Manfaat Opor Ayam Senikmat Rasanya, Enggak Percaya?
Tingginya Kalori dalam Semangkuk Lontong Opor
Kenikmatan semangkuk lontong opor beserta aneka lauk-pauknya memang tidak bisa diragukan lagi. Namun, di balik kenikmatan itu, tersembunyi kalori dan lemak jenuh yang cukup tinggi. Sebab, kuah lontong sayurnya saja biasanya mengandung santan. Jadi, dalam semangkuknya, terkandung sekitar 357 kalori, dengan 21 persen lemak, 66 persen karbohidrat, dan 12 persen protein. Sekitar 90 persen dari total lemaknya adalah lemak jenuh.
Perlu diketahui bahwa lemak jenuh adalah kumpulan lemak yang telah terkontaminasi berbagai jenis radikal bebas, yang dapat menimbulkan penyakit dan mengancam kesehatan organ tubuh bagian dalam. Lemak jenis ini bisa menghambat penyerapan vitamin, merusak sel otak, menghambat sirkulasi darah ke otak, meningkatkan kadar kolesterol, memicu diabetes, obesitas, paru-paru dan liver, mempercepat serangan stroke, hingga mengganggu kinerja hormon.
Baca juga: Jadi Menu Wajib, Lebih Baik Opor Ayam Negeri atau Ayam Kampung?
Meski begitu, lemak jenuh sebenarnya tak selalu berbahaya, kok. Dalam kadar yang pas, lemak jenuh memiliki manfaat bagi tubuh. Salah satunya adalah sebagai bantalan organ dan dapat menjaga daya tahan tubuh. Namun, jika kadarnya berlebihan, lemak jenuh justru bisa memberi efek buruk bagi tubuh, seperti yang telah disebutkan tadi.
Sekitar 357 kalori yang terkandung dalam semangkuk lontong sayur belum termasuk makanan pendampingnya. Misalnya, jika ditambah rendang, ada tambahan sekitar 195 kalori, yang lebih dari setenganya atau 51 persennya adalah lemak. Selebihnya adalah 40 persen protein dan 9 persen karbohidrat.
Sementara itu, dalam seporsi opor ayam terkandung 392 kalori. Sekitar 47 persen dari total kalori itu adalah lemak, 13 persennya karbohidrat, dan 40 persen protein. Ini artinya, jika kamu mengonsumsi lontong sayur beserta opor ayam dan rendang secara bersamaan, akan ada asupan 943 kalori. Kandungan tersebut juga belum termasuk kerupuk emping, balado kentang dan ati ayam, serta lauk lainnya.
Dalam 100 gram emping melinjo saja, terkandung sekitar 350 kalori. Kalau ditotal, mengonsumsi lontong opor, rendang, dan emping saja sudah menyumbang 1.293 kalori ke dalam tubuh. Itu hanya satu porsi atau sekali makan saja, ya. Belum lagi jika kamu nambah atau makan lontong opor tersebut untuk makan siang dan malam juga di hari Lebaran.
Baca juga: Bahaya di Balik Menu Buka Puasa Bersantan
Total kalori yang masuk di hari itu akan lebih dari 3.000. Padahal, kebutuhan kalori orang dewasa rata-rata adalah 2.000 kalori saja per harinya. Belum lagi jika kamu juga mengonsumsi aneka kue kering, minum beberapa gelas sirup dan kudapan lainnya. Kalau dihitung-hitung jumlah kalorinya, kamu pasti terkejut.
Namun, risiko kesehatan yang mungkin didapat dari menyantap lontong opor saat Lebaran bukan berarti membuat kamu tidak boleh mengonsumsinya, ya. Kamu tetap bisa menikmati sajian lontong opor dan kudapan lebaran lainnya saat Lebaran, kok. Hanya saja, cobalah untuk mengurangi porsinya dan tidak terlalu banyak menambah lauk pendamping dalam lontong opor kamu.
Setelah makan banyak, jangan lupa untuk mengimbanginya dengan minum air putih yang cukup dan olahraga secara rutin dan konsisten. Kalau kamu mengalami masalah kesehatan setelah makan banyak saat Lebaran, kamu bisa download dan gunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter, kapan dan di mana saja.