Ini Jenis-Jenis Diet Ekstrem yang Perlu Dihindari
Halodoc, Jakarta - Demi mendapatkan bentuk tubuh dan berat badan yang ideal serta kesehatan secara menyeluruh, tak hanya cukup jika hanya mengandalkan olahraga dan istirahat saja. Program penurunan berat badan dan kesehatan tubuh harus dibarengi dengan asupan nutrisi yang bergizi. Singkat kata, kombinasi ketiganya menjadi cara efektif untuk menyehatkan tubuh dan mendapatkan bentuk tubuh yang diinginkan.
Nah, menyoal asupan nutrisi ini, terdapat berbagai program diet yang menawarkan penurunan berat badan. Contohnya diet Mediterania yang sudah terbukti kemanjurannya. Namun, ada pula sebagian orang yang memilih diet ekstrem demi mendapatkan penurunan berat badan yang cepat. Padahal, diet ekstrem yang diterapkannya belum terbukti aman bagi tubuh.
Lantas, apa saja sih diet-diet ekstrem yang perlu dihindari?
Baca juga: Menu Diet Sehat yang Cepat Turunkan Berat Badan
1.Diet Cacing Pita
Diet cacing pita ini terbilang ekstrem karena dilakukan dengan cara menelan telur cacing pita. Dalam diet ini telur cacing pita akan dibiarkan menetas dalam tubuh dan dibiarkan tumbuh hingga dewasa. Cacing-cacing pita dewasa nantinya memakan atau menyerap makanan yang ada di dalam usus tubuh seseorang. Setelah berat badan telah menurun, cacing pita ini nantinya bisa dikeluarkan dengan obat cacing.
Hati-hati, dalam proses kerjanya diet cacing pita ini bisa menyebabkan seseorang muntah dan diare. Makanya, jangan heran bila berat badan pun akan menurun dengan cepat.
Ingat, jangan terlena dengan penurunan berat badan yang ditawarkan diet ini. Pasalnya, diet cacing pita bisa berujung pada infeksi cacing pita di dalam tubuh. Sebenarnya, infeksi cacing pita bisa ditangani dengan mudah, tapi bila sudah menyebar ke berbagai organ tubuh lain lagi ceritanya. Di kondisi ini, taeniasis berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Contohnya, infeksi cacing pita yang dibiarkan bisa memicu komplikasi gangguan pencernaan (menghambat atau menginfeksi usus buntu), gangguan fungsi organ, hingga gangguan pada otak dan sistem saraf pusat (meningitis atau hidrosefalus). Bahkan, bila infeksinya sudah cukup parah dapat menyebabkan kematian.
Baca juga: Banyak Makan Tetap Kurus karena Cacingan, Benarkah?
2.Diet Pembersih atau Diet Detoks Lemon
Diet ekstrem yang perlu dihindari lainnya adalah diet pembersih atau diet detoks lemon (the master cleanse diet/lemon detox diet). Diet ini melarang seseorang untuk mengonsumsi makanan padat atau alkohol. Mereka yang menjalani diet ekstrem ini hanya boleh mengonsumsi tiga jenis minuman, yaitu air lemon, air garam, dah teh herbal laksatif.
Diet detoks lemon ini biasanya dilakukan selama 10 hari. Gol dari diet ini adalah menurunkan berat badan, detoksifikasi sistem pencernaan, dan membuat tubuh lebih sehat dan segar. Hal yang perlu ditegaskan, diet ini menyimpan berbagai pro kontra di kalangan para ahli.
Diet detoks lemon merupakan diet dengan asupan kalori yang rendah. Diet ini hanya mencakup 600 hingga 1.200 kalori per hari, jauh di bawah 2.000 kalori yang disarankan untuk orang dewasa pada umumnya. Selain sangat rendah kalori, diet ini juga minim nutrisi penting, seperti:
- Protein.
- Karbohidrat.
- Lemak esensial.
- Serat.
- Vitamin.
- Mineral.
Di samping itu, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa diet ini dapat membantu membersihkan racun dari tubuh. Padahal, tubuh dirancang untuk menghilangkan racun dengan sendirinya melalui ginjal, hati, dan paru-paru. Singkat cerita, seseorang tak perlu melakukan diet ini untuk mendetoksifikasi tubuh mereka.
Diet detoks lemon tidak menyebutkan pentingnya aktivitas fisik. Bagi mereka yang ingin berolahraga saat menjalani diet ini pun terbilang sulit, sebab tubuh kekurangan kalori dan energi saat menerapkan diet lemon detoks. Pada beberapa kasus, diet ini juga bisa menyebabkan sakit kepala, pusing, diare, dan mual.
Baca juga: Manfaat Infused Water Lemon untuk Pencernaan
3.Diet 500 Kalori
Diet 500 kalori merupakan diet ekstrem yang perlu dihindari. Seperti namanya, diet ini hanya memperbolehkan seseorang mengonsumsi makanan sebanyak 500 kalori per harinya. Padahal, kebutuhan kalori pria dewasa rata-rata per harinya sekitar 2.500 kalori, dan wanita sekitar 2.000 kalori.
Diet ini biasanya ditujukan bagi mereka yang terbilang sangat gemuk. Namun, diet ini memerlukan pengawasan medis karena berisiko menyebabkan tubuh kekurangan berbagai vitamin dan mineral penting. Kurangnya asupan vitamin dan mineral bisa menyebabkan berbagai dampak serius bagi tubuh.
Contohnya, rontoknya rambut atau terjadinya anemia saat tubuh kekurangan zat besi, atau masalah tulang seperti osteoporosis ketika tubuh kekurangan kalsium dan vitamin D. Singkat kata, kurangnya berbagai gizi dan nutrisi penting bisa memicu sederet penyakit dalam tubuh.
Itulah jenis-jenis diet ekstrem yang sebaiknya dihindari. Jika kamu ingin menjalani diet tertentu, bicarakan dengan dokter terlebih dahulu. Kamu bisa bertanya langsung pada dokter gizi melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?