Ini Jam Makan yang Tepat saat Diet Intermittent Fasting
"Intermittent fasting adalah diet dengan metode jam makan. Artinya, kamu diharuskan berpuasa dan hanya bisa makan pada jam-jam tertentu saja."
DAFTAR ISI
- Jam Makan saat Intermittent Fasting
- Efek Intermittent Fasting untuk Tubuh
- Apakah Bisa Dilakukan Semua Orang?
- Hubungi Dokter Gizi di Halodoc untuk Pedoman Diet Sehat
Halodoc, Jakarta – Intermittent fasting adalah salah satu jenis diet dengan membatasi konsumsi makanan pada jam-jam tertentu. Sejumlah penelitian sudah membuktikan khasiat diet ini, salah satunya untuk menurunkan berat badan.
Ada beberapa metode yang bisa kamu pilih saat ingin menjalani diet ini. Perbedaannya umumnya hanya terletak pada jendela makannya saja. Nah, berikut jam makan yang tepat saat menjalani intermittent fasting.
Jam Makan saat Intermittent Fasting
Berikut beberapa metode yang paling populer:
1. Jendela makan 16/8
Metode yang satu ini disebut juga sebagai protokol Leangains. Caranya dengan melewatkan sarapan dan membatasi waktu makan harian hingga 8 jam.
Misalnya, kamu hanya boleh makan dari jam satu siang sampai jam sembilan malam. Di luar itu, kamu tidak boleh mengonsumsi apapun kecuali minum air putih. Artinya, metode ini mengharuskan kamu untuk berpuasa selama 16 jam lamanya.
2. Eat-Stop-Eat
Nah, metode yang satu ini mengharuskan kamu puasa selama 24 jam dalam 1-2 kali seminggu. Artinya, kamu tidak boleh mengonsumsi apapun dari makan malam sampai makan malam keesokan harinya.
3. Diet 5:2
Kamu hanya boleh mengonsumsi 500-600 kalori selama dua hari berturut-turut dalam satu minggu. Setelah itu, kamu bisa makan secara normal di sisa lima hari lainnya.
Kesamaan dari ketiga metode di atas adalah mampu mengurangi asupan kalori harian kamu. Dengan begitu, hal ini bisa membantu menurunkan berat badan.
Meski ada jendela makan, bukan berarti kamu bisa makan sepuasnya. Kamu tetap perlu mengatur jenis makanan dan porsi makan kamu.
Sebagian besar orang menganggap kalau metode 16/8 adalah yang paling sederhana dan mudah dilakukan. Bahkan, metode ini adalah yang paling berkelanjutan alias bisa dilakukan dalam jangka panjang.
Jika kamu ingin mencoba diet ini, berikut Cara Menerapkan Diet Intermittent Fasting bagi Pemula yang perlu kamu tahu.
Efek Intermittent Fasting untuk Tubuh
Ada beberapa hal yang terjadi di dalam tubuh saat kamu berpuasa. Misalnya, tubuh akan menyesuaikan kadar hormon agar lemak yang tersimpan lebih mudah diakses. Sel juga memulai proses perbaikan dalam jaringan.
Nah, berikut yang terjadi pada tubuh saat melakukan diet ini:
- Tingkat hormon pertumbuhan manusia meningkat sebanyak lima kali lipat. Proses ini bermanfaat untuk menghilangkan lemak dan penambahan otot.
- Sensitivitas insulin meningkat dan kadar insulin turun drastis. Tingkat insulin yang lebih rendah membuat lemak tubuh yang tersimpan lebih mudah diakses.
- Saat berpuasa, sel memulai proses perbaikan sel. Ini termasuk autophagy, di mana sel mencerna dan membuang protein tua dan disfungsional yang menumpuk di dalam sel.
- Ada perubahan fungsi gen yang berkaitan dengan umur panjang dan perlindungan terhadap penyakit. Kenali lebih dalam Manfaat Diet Intermitten Fasting bagi Kesehatan berikut ini!
Apakah Bisa Dilakukan Semua Orang?
Tentu saja tidak, ada beberapa kelompok individu yang tidak disarankan untuk melakukan diet ini.
Kelompok individu tersebut, antara lain:
- Anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun.
- Wanita yang sedang hamil atau menyusui.
- Pengidap diabetes tipe 1 yang menggunakan insulin. Ada kekhawatiran bahwa intermittent fasting meningkatkan risiko hipoglikemia.
- Seseorang yang memiliki riwayat gangguan makan.
Hubungi Dokter Gizi di Halodoc untuk Pedoman Diet Sehat
Jika kamu mengalami efek samping negatif saat menjalani diet, segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapat diagnosis yang tepat.
Nah, berikut ini terdapat beberapa rekomendasi dokter yang bisa kamu hubungi.
Mereka ini sudah memiliki pengalaman dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
1. dr. Karina Marcella Widjaja Sp.GK
Pilihan pertama yaitu dr. Karina Marcella Widjaja Sp.GK yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) pada 2017 dan Universitas Indonesia pada 2023.
Saat ini, dr. Karina Marcella Widjaja Sp.GK menjalani praktik di Tangerang, Banten dan merupakan anggota aktif IDI dan (PDGKI).
Dengan pengalaman selama 6 tahun, dr. Karina Marcella Widjaja Sp.GK bisa memberikan tips tips pola makan agar tubuh dan kulit tetap sehat.
Chat dr. Karina Marcella Widjaja Sp.GK mulai dari Rp 55,000,- di Halodoc.
2. dr. Annisa Fauziah Sp.GK
Jika kamu butuh saran diet yang tepat, kamu dapat menghubungi dr. Annisa Fauziah Sp.GK. Ia merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro pada 2015.
Saat ini, dr. Annisa Fauziah Sp.GK menjalani praktik di Tegal, Jawa Tengah dan aktif tergabung sebagai anggota IDI dan (PDGKI).
Dengan pengalaman selama 9 tahun,dr. Annisa Fauziah Sp.GK bisa memberikan saran pola makan agar tubuh dan kulit tetap sehat.
Chat dr. Annisa Fauziah Sp.GK mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.
Itulah berbagai daftar dokter yang bisa kamu hubungi untuk mendapatkan informasi lengkap seputar pengobatan plantar fasciitis.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ingin tahu berapa berat badan idealmu? Kamu bisa mencari tahunya dengan menggunakan kalkulator BMI. Klik gambar berikut untuk mengeceknya sekarang:
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2023. Intermittent Fasting 101 — The Ultimate Beginner’s Guide.
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2023. Intermittent Fasting: What is it, and how does it work?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan