Ini Hewan yang Berisiko Menularkan Tinea Corporis
Halodoc, Jakarta - Memiliki hewan peliharaan memang menyenangkan. Mereka bisa menjadi teman yang baik, setia, bahkan menghiburmu dengan tingkahnya yang menggemaskan. Namun, sebagai pemilik hewan peliharaan yang baik, kamu juga perlu menjaga kesehatan hewan peliharaanmu. Jika tidak, bukan hal yang mustahil mereka jadi penular penyakit.
Salah satu penyakit yang sangat mungkin menular dari hewan peliharaan adalah tinea corporis atau infeksi jamur atau kurap di kulit leher, badan, lengan, dan tungkai. Semua jenis hewan peliharaan berbulu, seperti anjing, kucing, marmut, dan masih banyak lagi sangat mungkin menularkan jamur penyebab tinea corporis pada pemiliknya. Kemudian, penularan juga bisa terus terjadi melalui kontak langsung.
Baca juga: Ini Alasan Kemoterapi Bikin Rentan Kena Tinea Corporis
Seperti Apa Gejala Tinea Corporis?
Mereka yang mengidap tinea corporis biasanya akan merasakan gejala pada 4 hingga 10 hari setelah tubuh terpapar jamur. Beberapa gejala yang akan terjadi, antara lain:
- Muncul ruam berbentuk cincin atau melingkar (ringworm).
- Muncul ruam pada beberapa area tubuh seperti leher, batang tubuh, lengan, tangan, dan tungkai.
- Sensasi gatal dan kulit menjadi bersisik.
Saat infeksi berkembang semakin parah, maka ia bisa menyebabkan munculnya luka melepuh atau luka yang bernanah di sekitar ruam. Oleh karena itu, jika kamu mulai merasakan gejala awal, segera diskusikan dengan dokter di Halodoc untuk memastikannya. Dokter di Halodoc akan memberikan penanganan awal yang tepat. Jika diperlukan, kamu juga bisa dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga: Ini 3 Gejala Terkena Tinea Corporis yang Perlu Diketahui
Apa Saja Penyebab Tinea Corporis?
Tinea corporis paling sering disebabkan oleh infeksi jamur golongan dermatophytes, yakni trichophyton. Jamur ini bisa berkembang biak pada jaringan keratin, yakni jaringan keras dan tahan air yang terdapat pada kulit, rambut, hingga kuku.
Jamur dermatophytes juga bisa menular dengan beberapa cara, seperti:
- Bersentuhan atau melakukan kontak langsung dengan kulit pengidap tinea corporis.
- Bersentuhan atau melakukan kontak langsung dengan kulit hewan yang terinfeksi, terutama hewan peliharaan.
- Bersentuhan atau melakukan kontak langsung dengan benda-benda yang terkontaminasi jamur, misalnya pakaian, seprai, dan handuk.
Bukan hanya itu, ada juga beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena tinea corporis, seperti:
- Tinggal di daerah dengan iklim yang hangat atau lembap.
- Memiliki keringat yang berlebihan.
- Menggunakan pakaian yang terlalu sempit atau ketat.
- Menggunakan pakaian, seprai, atau handuk pengidap tinea corporis,
- Kerap melakukan olahraga yang melibatkan kontak fisik dan kulit secara langsung, seperti misalnya gulat.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Mengidap diabetes.
Baca juga: Hati-Hati, Ini Cara Penularan Tinea Corporis yang Perlu Diketahui
Bagaimana Tinea Corporis Diobati?
Pengobatan tinea corporis dilakukan guna mengatasi infeksi dan mencegah terjadinya komplikasi. Biasanya dokter akan memberikan antijamur berupa krim atau salep. Ada beberapa jenis antijamur yang bisa diberikan, seperti Klotrimazol, Mikonazol, Econazole, Ketoconazole, dan Terbinafine.
Apabila tinea corporis tidak mengalami perbaikan gejala atau tak kunjung sembuh, maka dokter bisa memberikan obat antijamur tablet. Penting untuk mengikuti petunjuk dan anjuran yang diberikan oleh dokter dan jangan menghentikan penggunaan obat tanpa persetujuan dokter.
Bukan hanya itu, kamu juga perlu menerapkan gaya hidup sehat dan bersih, seperti menggunakan pakaian yang nyaman, dan tidak berbagi penggunaan handuk atau pakaian dengan orang lain. Dengan begini, tinea corporis tidak berkembang makin parah atau bahkan menyebar.