Ini Gejala Torch yang Wajib Bumil Ketahui
Halodoc, Jakarta – Kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi kebanyakan wanita. Namun, di samping rasa bahagia tersebut, ibu hamil juga perlu hati-hati dengan bahaya TORCH yang mengintai. TORCH adalah singkatan dari lima nama jenis penyakit infeksi, yaitu Toxoplasma, Other infection (Chlamydia, HIV, Hepatitis B, dan lain-lain), Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Kelima jenis penyakit infeksi ini sama-sama bisa menyerang ibu hamil dan memberi dampak buruk pada janin. Karena itu, ibu hamil diharapkan dapat waspada terhadap penyakit TORCH dengan mengetahui apa saja gejala-gejala yang ditimbulkannya.
Ibu hamil dapat terkena infeksi TORCH bila terkena kontak dengan virus atau bakteri yang menjadi penyebab penyakit tersebut selama kehamilan. Infeksi TORCH yang diidap oleh ibu hamil dapat membahayakan kondisi janin, antara lain menyebabkan janin mengalami kecacatan seperti kelainan pada saraf, mata, kelainan otak, paru-paru, telinga dan fungsi motorik lainnya; menyebabkan bayi lahir prematur, sehingga berisiko mengalami cacat bawaan yang menetap seperti asma, cerebral palsy, dan masalah perkembangan otak anak.
Kelima jenis penyakit infeksi ini menimbulkan gejala yang berbeda-beda. Berikut penyebab dan gejala TORCH pada ibu hamil:
Toxoplasma
Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang bernama Toxoplasma gondii. Ibu hamil bisa terkena infeksi ini bila mengonsumsi daging yang terkontaminasi atau yang tidak dimasak dengan matang, buah atau sayur yang tidak dicuci bersih, serta menyentuh tanah yang sudah bercampur dengan feses kucing yang mengandung parasit. Gejala yang ditimbulkan toxoplasma tergolong ringan, yaitu influenza, badan terasa lelah, demam, dan malaise. Karena gejala yang ditimbulkan tidak terlalu jelas, bahkan bisa tidak menimbulkan gejala, toksoplasma sulit dideteksi. Itulah sebabnya, pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Baca juga: Sedang Hamil? Hati-hati Ancaman Toksoplasma
Other Infection (HIV)
HIV adalah jenis virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Virus ini bisa menular melalui hubungan intim atau penggunaan jarum suntik. Bila ibu hamil mengidap HIV, maka ada kemungkinan ibu menularkan virus tersebut kepada bayi melalui plasenta saat proses persalinan atau melalui ASI.
Pada tahap awal, ibu hamil yang mengidap virus ini akan mengalami gejala yang mirip seperti flu, yaitu tenggorokan sakit, demam, muncul ruam di tubuh, mudah lelah, diare, dan nyeri sendi. Walaupun demikian, ibu hamil yang mengidap HIV masih memiliki kemungkinan untuk melahirkan bayi yang sehat. Biasanya dokter akan menganjurkan ibu untuk melahirkan secara Caesar untuk mencegah bayi tertular virus melalui plasenta. Baca juga: Jenis Persalinan untuk Ibu Hamil Pengidap HIV
Rubella
Penyakit rubella atau yang dikenal juga dengan sebutan campak jerman, disebabkan oleh virus rubella. Bila diidap oleh ibu hamil, virus ini dapat memberi dampak buruk pada janin yaitu mengganggu perkembangan janin bahkan membahayakan nyawa janin. Gejala rubella pada ibu hamil antara lain demam, ruam pada kulit, batuk, nyeri sendi dan sakit kepala.
CMV (Citomegalovirus)
Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo yang termasuk dalam golongan virus herpes. Gejala yang ditimbulkan infeksi CMV antara lain demam yang turun naik selama tiga minggu atau lebih. Penyakit ini juga dapat menyebabkan keguguran, kebutaan, radang hati, radang paru-paru, bahkan kerusakan otak pada janin.
Herpes Simpleks Tipe II
Infeksi herpes yang menyebabkan lesi pada area genital dan sekitarnya seperti bokong, anus, dan paha disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe II (HSV II). Ibu hamil yang mengalami infeksi ini berisiko menularkannya ke janin saat di dalam kandungan maupun saat persalinan. Gejala herpes yang dapat timbul di antaranya demam, nyeri otot, mual, lelah, dan muncul luka atau lentingan yang terasa nyeri pada mukosa mulut atau Miss V. Luka ini dapat menyebabkan ibu hamil merasa nyeri saat buang air kecil.
Bila ibu hamil mengalami gejala-gejala seperti influenza, jangan disepelekan karena siapa tahu itu merupakan gejala TORCH. Segera periksakan diri ke dokter kandungan, bahkan bila perlu lakukan tes laboratorium agar penyakit TORCH dapat dideteksi lebih dini sehingga tidak terjadi dampak buruk yang tidak diinginkan. Ibu juga bisa membicarakan masalah kehamilan yang dialami dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.