Ini Gejala Syok Kardiogenik yang Perlu Diwaspadai
“Nyeri dada merupakan salah satu gejala syok kardiogenik. Namun, masih banyak gejala syok kardiogenik lainnya, yaitu kesulitan bernapas, nyeri pada tubuh bagian, atas, dan berkeringat dingin.”
Halodoc, Jakarta – Syok kardiogenik terjadi ketika jantung tidak mampu menyuplai cukup darah ke organ vital tubuh. Akibatnya, jantung gagal memompa nutrisi yang cukup ke tubuh, tekanan darah menurun, dan organ-organ mulai mengalami kegagalan fungsi.
Kondisi ini jarang terjadi, tapi jika terjadi, maka merupakan keadaan darurat medis yang serius. Sangat penting untuk bertindak cepat dalam penanganan gejala saat syok kardiogenik terjadi, agar pengidap bisa selamat.
Lantas, apa saja gejala syok kardiogenik? Ini ulasannya!
Gejala Syok Kardiogenik
Salah satu gejala syok kardiogenik yang harus kamu waspadai yaitu nyeri dada. Terutama jika nyeri dada berlangsung lebih dari beberapa menit atau hilang dan muncul kembali.
Dada mungkin terasa berat, kencang, penuh, atau mati rasa. Kamu mungkin merasakan adanya tekanan, nyeri, sensasi terbakar, atau remas. Rasa sakitnya mungkin terasa seperti mulas.
Pada beberapa pengidap, terutama wanita, nyeri dada tidak selalu menjadi gejala utama. Waspadai juga tanda-tanda lain dari syok kardiogenik berikut ini:
- Nyeri atau ketidaknyamanan di tubuh bagian atas dan/ di lengan kiri.
- Kesulitan bernapas.
- Nyeri di perut bagian atas, tenggorokan, atau rahang.
- Berkeringat atau keringat dingin.
- Detak jantung terasa cepat atau tidak teratur.
- Merasa sangat lemah, pusing, dan cemas.
Gejala lain yang berhubungan dengan syok kardiogenik meliputi:
- Bingung atau tidak waspada.
- Pingsan.
- Tekanan darah sangat rendah.
- Denyut nadi lemah.
- Kesulitan bernapas.
- Jumlah urine sedikit dari biasanya.
- Tangan dan kaki terasa dingin.
- Kulit pucat.
- Merasa sangat lelah.
- Bengkak di perut dan kaki.
- Nafsu makan berkurang.
Setelah mengetahui gejalanya, sebaiknya ketahui juga tentang Cara Efektif Mencegah Syok Kardiogenik.
Mendiagnosa Gejala Syok Kardiogenik
Jika anggota keluargamu mengalami serangan jantung atau salah satu dari beberapa gejala di atas, segera cari pertolongan medis.
Pertolongan medis darurat mungkin dapat mencegah syok kardiogenik dan mengurangi kerusakan jantung. Kondisi ini berakibat fatal jika tidak segera dokter tangani.
Untuk mendiagnosa syok kardiogenik, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Berikut ini pemeriksaan untuk mendiagnosa syok kardiogenik:
- Pengukuran tekanan darah. Jika seseorang mengalami syok kardiogenik, maka hasil pengukuran tekanan darahnya akan rendah.
- Tes darah. Pemeriksaan ini dapat mengetahui apakah telah terjadi kerusakan serius pada jaringan jantung atau apakah telah terjadi penurunan nilai oksigen.
- Elektrokardiogram (EKG). Tes ini mungkin menunjukkan detak jantung tidak teratur (aritmia), seperti takikardia ventrikel atau fibrilasi ventrikel. Aritmia mungkin menjadi penyebab syok kardiogenik.
- Ekokardiografi. Tes ini memberikan gambaran aliran darah jantung dengan melihat struktur dan aktivitas jantung. Melalui ekokardiografi, kamu akan tahu bagian jantung yang tidak bergerak, seperti pada serangan jantung, atau mungkin menunjukkan kelainan pada salah satu katup jantung atau kelemahan otot secara keseluruhan.
- Kateter Swan-Ganz. Pemeriksaan ini bertujuan mengukur tekanan yang mencerminkan fungsi pemompaannya.
Itulah yang perlu kamu ketahui tentang gejala syok kardiogenik. Jika kamu atau anggota keluargamu mengidap penyakit jantung, sebaiknya segera hubungi dokter spesialis jantung di Halodoc untuk mendapatkan saran perawatan yang tepat.