Ini Fakta Vaksin AstraZeneca yang Sebabkan Penggumpalan Darah
Halodoc, Jakarta - Pada Kamis (11/03/2021), Norwegia, Denmark, dan beberapa negara Eropa lainnya menangguhkan penggunaan vaksin Oxford-AstraZeneca COVID setelah adanya laporan pembekuan darah pada beberapa penerima vaksin. Selain itu, ada juga laporan dari Italia bahwa seorang pria berusia 50 tahun telah meninggal setelah mengalami trombosis vena dalam (DVT) setelah vaksin.
Namun, regulator obat-obatan di Uni Eropa mengatakan bahwa tidak ada indikasi bahwa vaksin AstraZeneca asal Inggris tersebut telah menjadi penyebab peningkatan risiko penggumpalan darah. Lantas, apakah sebenarnya vaksin AstraZeneca aman untuk digunakan? Lalu, apakah pemerintah Indonesia juga akan tetap menggunakan vaksin ini? Mari simak beberapa faktanya berikut!
Baca juga: Vaksin Corona AstraZeneca Ampuh Terhadap Varian Virus COVID-19
Keamanan Vaksin AstraZeneca
European Medicines Agency (EMA), mengatakan bahwa saat ini tidak ada indikasi bahwa vaksinasi telah menyebabkan kondisi penggumpalan darah. Pasalnya, kondisi ini tidak terdaftar sebagai efek samping dari vaksin. Manfaat vaksin juga nyatanya terus melebihi risiko dan vaksin dapat terus diberikan. Sementara itu, penyelidikan kasus peristiwa tromboemboli masih terus dilakukan. Sampai artikel ini ditulis, ada 30 kasus "peristiwa tromboemboli" di antara lima juta orang Eropa yang menerima vaksin tersebut.
Pada Jumat (12/03/2021), World Health Organization juga merilis pernyataan yang mengatakan tidak perlu menghentikan vaksin karena kekhawatiran pembekuan darah. Margaret Harris, selaku juru bicara WHO mengatakan kepada wartawan bahwa negara-negara harus terus menggunakan vaksin AstraZeneca. Tidak ada indikasi untuk tidak menggunakannya. AstraZeneca mengatakan keamanan obat telah dipelajari secara ekstensif dalam uji klinis, sehingga mereka menjamin betul bahwa vaksin ini aman. Regulator juga memiliki standar kemanjuran dan keamanan yang jelas dan ketat untuk persetujuan obat baru.
Gonzalo Viña, juru bicara AstraZeneca, mengatakan bahwa data perusahaan tidak menunjukkan masalah keamanan semacam itu. Analisis data keamanan mereka terhadap lebih dari 10 juta catatan tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru atau trombosis vena dalam pada kelompok usia, jenis kelamin, kelompok tertentu atau di negara tertentu.
Baca juga: Serba Serbi AstraZeneca yang Menyediakan 100 Juta Vaksin Corona
Penggumpalan Darah Setelah Vaksin
Gumpalan darah, terutama jika berukuran besar, sangat mungkin merusak jaringan atau organ seperti paru-paru, jantung, atau otak. Kasus yang parah bahkan bisa berakibat fatal, tetapi orang dengan gumpalan kecil sering kali dapat dirawat di luar rumah sakit dengan obat resep.
Peristiwa trombotik ini umum terjadi, tetapi sebelumnya kondisi ini tidak pernah dikaitkan dengan vaksinasi. Saat ini, para ahli masih belum tahu apakah waktu pembekuan darah dengan vaksinasi terjadi secara kebetulan atau apakah vaksinasi dalam kasus yang jarang terjadi dapat meningkatkan risiko trombotik. Yang penting, uji klinis vaksinasi COVID-19 yang dilakukan dengan baik tidak mengidentifikasi peningkatan risiko trombosis.
Berdasarkan semua data yang tersedia, para ahli percaya bahwa manfaat vaksinasi COVID-19 jauh lebih besar daripada potensi komplikasi, bahkan untuk pasien dengan riwayat pembekuan darah atau mereka yang mengonsumsi obat pengencer darah. Namun, semua orang juga disarankan untuk meninjau tanda dan gejala pembekuan darah, termasuk di antaranya adalah:
- Nyeri kaki.
- Bengkak.
- Nyeri tekan atau kemerahan pada kulit yang terkait dengan deep vein thrombosis (DVT).
- Kesulitan bernapas.
- Nyeri dada atau ketidaknyamanan.
- Detak jantung lebih cepat dari biasanya atau tidak teratur.
- Batuk darah.
- Tekanan darah rendah.
- Pusing atau pingsan yang berhubungan dengan pulmonary embolism (PE).
Baca juga: Ketahui 5 Efek Samping Vaksin Corona
Tanggapan Satgas COVID-19 Terkait Isu Efek Samping Vaksin AstraZeneca
Wiku Adisasmito, selaku Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca yang kini sudah ada di Indonesia aman untuk digunakan. Hal telah disampaikan sebagai respon terhadap penangguhan beberapa negara Eropa dan Thailand dalam penggunaan vaksin tersebut akibat dugaan efek samping pembekuan darah.
Namun, pemerintah Indonesia tetap akan memantau terus penggunaan vaksin AstraZeneca. Alhasil, jika terdapat kejadian ikutan pasca-imunisasi, maka akan dapat segera diambil langkah pengamanan yang sesuai.
Untuk memaksimalkan efektivitas vaksin, maka sebaiknya kamu menjaga kesehatan sebelum, selama masa tunggu suntikan kedua, dan setelah dosis vaksin telah disuntikan. Salah satunya dengan mengonsumsi vitamin yang dipercaya mampu meningkatkan imun dan membantu vaksin bekerja lebih efektif. Jangan khawatir, kini kamu bisa pesan kebutuhan kesehatan kamu hanya di Halodoc. Dengan begini, kamu jadi tak perlu lagi repot keluar rumah. Obat pun akan dikirim kurang dari satu jam dalam kondisi yang aman dan tersegel.