Ini Fakta tentang Varian Baru Virus Corona dari Afrika Selatan
Halodoc, Jakarta - Sebagai salah satu sifat alamiah virus, ia akan terus bermutasi setiap saat. Sehingga tidak mengherankan jika virus corona yang muncul di Wuhan, China pada akhir 2019 ini akan mengalami mutasi yang cukup signifikan seiring dengan replikasi dan penyebaran virus.
Setelah varian baru dari Inggris yang belakangan muncul dan sudah menyebar ke banyak negara, strain baru di Afrika Selatan juga mulai menyebabkan kekhawatiran. Seperti halnya varian baru di Inggris, varian yang di Afrika Selatan juga terbukti jauh lebih mudah menular.
Lantas, apa saja fakta-fakta yang sejauh ini sudah diketahui dari virus corona varian baru dari Afrika Selatan? Simak ulasannya berikut!
Baca juga: Ini 6 Fakta Mutasi Virus Corona Terbaru dari Inggris
Ditemukan Sejak Pertengahan Desember
Pada 18 Desember 2020, Afrika Selatan mengumumkan deteksi mutasi baru yang menyebar dengan cepat di tiga provinsi, dan ini menjadi strain dominan di provinsi Eastern Cape, Western Cape, dan KwaZulu-Natal. Otoritas kesehatan Afrika Selatan menamai varian ini dengan sebutan "501Y.V2" karena mutasi N501Y yang mereka temukan dalam protein lonjakan yang digunakan virus untuk masuk ke dalam sel di dalam tubuh. Mutasi ini, antara lain, juga ditemukan pada galur baru yang diidentifikasi Inggris pada Desember (tetapi diperkirakan beredar sejak September) yang keduanya dianggap meningkatkan penularan virus, sehingga penyebarannya lebih efisien.
Bagaimana dan dari mana varian ini berasal memang belum jelas. Para ahli menekankan bahwa tidak adil untuk "menyalahkan" negara-negara atas mutasi, mengingat bahwa mereka bisa berasal dari mana saja, tetapi telah ditemukan oleh negara-negara tertentu yang "mencarinya," yakni mereka yang melakukan pengawasan lanjutan virus dan dengan demikian cenderung menemukan lebih banyak mutasi. Seperti misalnya varian di Inggris, yang ditemukan oleh 'COVID-19 Genomics UK Consortium,' yang melakukan pengurutan genetik acak dari sampel COVID-19 positif di seluruh negeri.
Sejauh ini, beberapa negara yang sudah mendeteksi varian virus baru ini termasuk Austria, Norwegia, dan Jepang. Inggris juga telah mendeteksi dua orang dengan varian Afrika Selatan, satu di London dan yang lainnya di Barat Laut Inggris. Keduanya adalah kontak orang-orang yang bepergian ke Afrika Selatan.
Berbeda dengan Varian Baru dari Inggris
Otoritas di Inggris dan Afrika Selatan pun kemudian memperingatkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang mutasi baru pada Desember. WHO mencatat bahwa meskipun kedua varian yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan berbagi mutasi N501Y, pada dasarnya mereka berbeda. Varian di Afrika Selatan membawa dua mutasi lain pada protein lonjakan (antara lain E484K dan K417N) yang tidak terdapat di strain Inggris, bernama "VOC-202012/01," dengan VOC adalah singkatan dari "Variant of Concern". Para ahli mengatakan mutasi ini dapat memengaruhi cara kerja vaksin yang ada dalam melawan COVID-19.
Baca juga: Ini Tempat yang Berisiko Tinggi Menularkan COVID-19
Tidak Lebih Berbahaya, Tetapi Menyebar Lebih Cepat
Meskipun kedua jenis virus corona baru ini menyebar lebih mudah, para ilmuwan tidak percaya bahwa keduanya lebih mematikan. Namun, karena sifatnya yang lebih mudah menular, maka kelak akan lebih banyak orang dapat terinfeksi, dan ini dapat berarti infeksi yang lebih serius dan lebih banyak kematian akan terjadi.
Karena varian baru dari Afrika Selatan dan Inggris tampaknya lebih menular, ke depannya pembatasan yang lebih ketat pada masyarakat mungkin diperlukan untuk mengendalikan penyebaran. Namun, para ahli belum banyak mengetahui tentang varian ini dan mereka mendesak orang untuk tidak panik. Tindakan seperti mencuci tangan, menjaga jarak dari orang lain, dan mengenakan masker wajah akan tetap membantu menghentikan penyebaran.
Efektivitas Vaksin Masih Diragukan
Sejauh ini para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin bahwa vaksin COVID-19 akan bekerja pada varian Afrika Selatan yang baru. Seperti yang dilaporkan Aljazeera, Editor Politik ITV, Robert Peston mengatakan, "Menurut salah satu penasihat ilmiah pemerintah, alasan 'kekhawatiran luar biasa' Matt Hancock (Menteri Kesehatan Inggris) tentang varian COVID-19 Afrika Selatan adalah karena mereka tidak yakin vaksin akan seefektif itu seperti untuk varian Inggris".
Para ilmuwan mengatakan varian baru Afrika Selatan berbeda dari varian baru yang beredar di negara itu karena memiliki beberapa mutasi pada protein "lonjakan" penting yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia. Ini juga dikaitkan dengan viral load yang lebih tinggi, yang berarti konsentrasi partikel virus yang lebih tinggi dalam tubuh pasien, kemungkinan berkontribusi pada tingkat penularan yang lebih tinggi.
John Bell, profesor kedokteran regius di Universitas Oxford yang duduk di gugus tugas vaksin pemerintah, mengatakan bahwa ia mengira vaksin akan bekerja pada varian Inggris, tetapi mengatakan ada "tanda tanya besar" apakah itu akan berhasil di Afrika Selatan. Ia juga mengatakan bahwa jika vaksin tidak berhasil pada varian Afrika Selatan, suntikan dapat disesuaikan dan itu tidak akan memakan waktu satu tahun. “Mungkin butuh satu bulan atau enam minggu untuk mendapatkan vaksin baru,” katanya.
Baca juga: 6 Vaksin Corona yang Digunakan di Indonesia
Sejauh ini pemerintah belum mengonfirmasi apakah dua varian baru tersebut apakah sudah masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, cara-cara pencegahan yang sudah dikenal seperti physical distancing, memakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun tetap perlu dilakukan.
Kamu juga perlu memastikan semua kebutuhan kesehatan kamu selama pandemi mulai dari masker, hand sanitizer, hingga suplemen untuk menguatkan sistem imun kamu dan keluarga sudah terpenuhi. Jika kamu cemas untuk pergi keluar rumah untuk mendapatkannya, gunakan fitur beli obat di Halodoc untuk mendapatkan semua kebutuhan kesehatanmu. Semua pesanan kamu akan dikirimkan dengan aman dan tersegel dan akan tiba kurang dari satu jam. Praktis bukan? Tunggu apa lagi, gunakan aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
Aljazeera. Diakses pada 2021. S Africa COVID Variant More Infectious Than UK Strain: Hancock.
BBC. Diakses pada 2021. South Africa Coronavirus Variant: What is The Risk?
CNBC. Diakses pada 2021. Covid Variant Found in South Africa Is Worrying Experts: Here's What We Know So Far.
The Guardian. Diakses pada 2021. South Africa Hits 1 Million Coronavirus Cases As New Variant Spreads Rapidly.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan