Ini Fakta Mengenai Bingung Puting pada Bayi

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   09 Agustus 2019
Ini Fakta Mengenai Bingung Puting pada BayiIni Fakta Mengenai Bingung Puting pada Bayi

Halodoc, Jakarta – Salah satu kekhawatiran yang mungkin dialami ibu yang baru melahirkan adalah bingung puting pada bayi. Kondisi ini rentan menyerang bayi baru lahir, terutama yang tidak langsung dikenalkan pada puting susu sebagai sumber ASI. Pada dasarnya, setiap bayi yang lahir memiliki naluri untuk mengisap dan menyusu langsung dari puting payudara ibu. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat bayi kebingungan dan merasa kesulitan untuk menyusu langsung yang dikenal dengan istilah bingung puting. 

Selain pada bayi baru lahir, bingung puting juga rentan menyerang bayi yang terlalu cepat dikenalkan dengan botol susu alias dot. Terbiasa minum susu dari dot bisa membuat bayi merasa nyaman dan menyebabkan ia merasa kesulitan saat dihadapkan kembali dengan puting susu ibu. Si Kecil akan sulit untuk mencari dan meletakkan mulut pada puting saat menyusu langsung dari payudara ibu. Sebab, menyusu dari puting ibu ternyata lebih sulit karena bayi harus mengisapnya dengan cukup keras agar ASI bisa keluar. 

Baca juga: Ibu Baru Jangan Takut Menyusui, Ikuti Langkah Ini

Mengatasi Bingung Puting pada Bayi 

Saat bayi terlalu cepat dikenalkan dengan dot, besar risiko ia akan mengalami kondisi yang disebut dengan bingung puting. Menyusu dengan dot cenderung lebih mudah, sehingga membuat Si Kecil merasa nyaman dan tidak membutuhkan usaha besar untuk mengisap. Ini karena sudah biasa mendapat hal yang mudah, bayi rentan mengalami bingung puting saat kembali menyusu langsung dari payudara. Padahal, ASI eksklusif dari puting susu ibu sangat dibutuhkan pada bayi baru lahir, hingga usia 2 tahun. 

Selain karena terlalu cepat mengenalkan dot, bingung puting pada bayi juga bisa terjadi karena adanya masalah atau gangguan saat menyusu langsung dari puting. Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hal ini, seperti jumlah ASI yang tidak cukup, puting lecet atau terluka, serta sumbatan pada saluran payudara. Bingung puting juga bisa saja terjadi karena kondisi bayi, misalnya ada gangguan yang membuat bayi lemah, sehingga tidak mampu menyedot ASI langsung dari puting. 

Baca juga: Masalah Ibu Newborn untuk Atasi Bingung Puting

Salah satu tips yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bingung puting pada bayi adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Cara ini dilakukan dengan meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau perut ibu. Tujuannya adalah untuk merangsang bayi, melalui kontak antar kulit dengan ibu. Inisiasi menyusu dini mengharuskan kulit bayi melekat pada kulit ibu, dan dilakukan segera dalam satu jam setelah bayi lahir.

IMD dilakukan untuk membantu merangsang bayi mencari sendiri sumber air susu ibu (ASI). Setelah menemukannya, Si Kecil akan mulai mencari puting ibunya dan menyesap ASI. Menerapkan IMD dapat meningkatkan peluang bayi memperoleh kolostrum, yaitu cairan berwarna kuning yang merupakan tetes ASI pertama dari puting ibu. Cairan pertama ASI ini disebut mengandung banyak nutrisi dan dapat membantu menurunkan risiko anak mengalami penyakit. 

Menerapkan IMD segera setelah bayi keluar dari jalur lahir pun dapat membantu menekan angka kematian bayi baru lahir, meningkatkan kesehatan serta tumbuh kembang anak. Memberi ASI sedini mungkin juga dapat membantu membangun daya tahan tubuh bayi. Tak hanya itu, pemberian asi secara rutin dan tepat juga disebut sebagai kunci untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan bayi. 

Baca juga: Dampak Negatif Memberi Empeng Pada Bayi

Cari tahu lebih lanjut seputar fakta bingung puting pada bayi dan cara mengatasinya dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips bagi ibu baru dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi: 
Babycenter.com (2019). Nipple confusion
WebMD (2019). Breastfeeding: Get the Support You Need
WHO (2019). Early initiation of breastfeeding to promote exclusive breastfeeding