Ini Efek Samping Pengobatan Kanker pada Anak
“Kanker dapat dialami oleh siapa saja, termasuk anak. Kanker pada anak bisa diatasi dengan berbagai pengobatan. Namun, tindakan ini dapat memicu efek samping pengobatan kanker. Sebaiknya ketahui terlebih dahulu beberapa efek samping pengobatan kanker yang bisa dialami anak.”
Halodoc, Jakarta - Kanker terjadi ketika sel membelah dan berkembang biak jauh lebih cepat dibanding kebanyakan sel normal. Pertumbuhan sel yang tidak terkendali menyebabkan massa sel kanker yang disebut tumor, atau situasi di mana sel-sel sehat berdesakan dan tidak bisa melakukan tugasnya secara efisien. Penyakit ini dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak dapat mengalami penyakit kanker.
Kemoterapi dan terapi radiasi merupakan dua jenis pengobatan kanker yang paling umum. Pengobatan ini bekerja dengan menghancurkan sel-sel yang tumbuh cepat. Namun, jenis sel sehat yang tumbuh cepat lainnya juga bisa rusak bersamaan dengan sel kanker. Dengan begitu, pengobatan yang dilakukan untuk pengidap kanker dapat memicu efek samping termasuk pada anak.
Efek Samping Pengobatan Kanker pada Anak
Ada berbagai jenis pengobatan kanker yang dapat dilakukan oleh pengidap kanker untuk menurunkan risiko perburukan maupun komplikasi. Pengobatan yang dilakukan akan berbeda-beda. Jenis pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan, usia pengidap kanker, jenis kanker, hingga tingkat keparahan penyakit.
Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa pengobatan yang akan dilakukan dapat memicu sejumlah efek samping termasuk pada anak-anak. Pemeriksaan perlu dilakukan dengan tepat untuk memperhitungkan jumlah dan tingkat keparahan efek samping terhadap pengobatan.
Berikut ini adalah efek samping pengobatan kanker pada anak, yaitu:
1. Kelelahan
Kelelahan adalah efek samping paling umum dari kemoterapi dan terapi radiasi. Aak-anak yang paling aktif pun cenderung merasa lelah dan merasa sedikit pusing selama perawatan dan beberapa waktu setelahnya.
Kondisi ini sangat wajar terjadi, tetapi sebaiknya ibu tetap mendorong anak untuk melakukan aktivitas ringan. Selain itu, pastikan anak mendapatkan asupan makanan dan istirahat yang cukup untuk mengembalikan kondisi kesehatannya.
2. Gejala Mirip Flu
Beberapa pengobatan kanker dapat memicu respons peradangan normal tubuh, menghasilkan gejala seperti flu atau pilek. Minum banyak cairan bisa membantu membersihkan lendir berlebih.
3. Rasa Sakit
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, atau kerusakan saraf sementara. Hal ini menyebabkan anak mengalami sensasi panas, mati rasa, atau kesemutan pada tangan dan kaki. Jika hal ini terjadi, dokter akan meresepkan obat-obatan yang dapat membantu meredakan sakit.
4. Luka Mulut, Gusi, dan Tenggorokan
Baik kemoterapi ataupun radiasi (khususnya pada kepala dan leher) dapat menyebabkan luka mulut, gusi sensitif, tenggorokan teriritasi, dan peningkatan risiko kerusakan gigi.
5. Masalah Gastrointestinal
Banyak jenis obat kemoterapi yang menyebabkan mual, muntah, kehilangan nafsu makan, sembelit, atau diare. Umum bagi anak-anak mengalami perubahan preferensi rasa terhadap makanan saat menjalani kemo. Misalnya, anak jadi tidak bisa mentolerir bau atau tekstur makanan tertentu.
6. Perubahan Kulit
Obat kemoterapi bisa menyebabkan ruam, kemerahan, dan jenis iritasi kulit lainnya, terutama jika anak terkena radiasi sebelum kemoterapi. Radiasi bisa menyebabkan gejala serupa, bersamaan dengan lepuh, pengelupasan, dan pembengkakan, di area yang mengalami pengobatan.
7. Perubahan Berat Badan
Beberapa anak mengalami penurunan berat badan atau penambahan berat badan. Hal ini umum terjadi pada anak yang menggunakan steroid untuk mengalami peningkatan nafsu makan dan menambah berat badan di bagian tubuh yang tidak biasa, seperti pipi atau belakang leher. Beberapa anak lainnya mengalami penurunan nafsu makan atau kesulitan menelan makanan (terutama jika merasa mual setelah kemoterapi).
8. Rambut Rontok
Selama kemoterapi, rambut menipis dan rontok bisa terjadi di seluruh tubuh. Terapi radiasi pada kepala dan leher bisa menyebabkan kerontokan rambut di area tersebut. Namun, radiasi di tempat lain tidak akan menyebabkan rambut di kepala rontok.
9. Masalah Ginjal dan Kandung Kemih
Beberapa obat kemoterapi mempengaruhi ginjal. Dengan tetap terhidrasi bisa membantu menangani masalah ini. Segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc jika Si Kecil mengeluarkan darah saat buang air kecil.
10. Anemia
Pengobatan kemoterapi dan radiasi bisa menghancurkan semua jenis sel darah yang sehat dan merusak produksi sel darah baru. Rendahnya kadar sel darah merah (sel yang membawa oksigen) bisa menyebabkan anemia, yang menyebabkan kelelahan, pucat, sesak napas, dan detak jantung yang cepat.
Segera kunjungi rumah sakit terdekat ketika efek samping yang dialami oleh anak tidak kunjung membaik. Ibu bisa cari tahu rumah sakit terdekat dan buat janji melalui aplikasi Halodoc. Jangan ragu untuk download aplikasi Halodoc sekarang juga agar pemeriksaan yang dilakukan dapat berjalan lancar.
Perlu orangtua ketahui, akan sulit bagi anak-anak dan remaja untuk menghadapi dan mengatasi efek samping pengobatan kanker. Pengobatan terkadang menyakitkan atau tidak nyaman.
Anak mungkin merasakan efek emosional dari penyakit yang serius. Berikan dukungan pada anak, jawab pertanyaannya, dan jelaskan apa yang terjadi dengan cara yang sesuai dengan usia anak.
Ibu juga bisa bertanya langsung pada dokter mengenai proses pengobatan yang akan dilakukan anak melalui aplikasi Halodoc. Rekomendasinya sebagai berikut:
1. dr. Alwin Permana, Sp.B(K)Onk
Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Primaya Evasari. dr. Alwin Permana mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Padjadjaran.
Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.
Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Eka Cibubur dan MRCCC Siloam Hospitals Semanggi. dr. Alban Dien mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Depok pada tahun 2006.
Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.
3. dr. Abdul Rachman Sp.B(K)Onk
Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Bethsaida Tangerang. dr. Abdul Rachman mendapatkan gelar kedokteran setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Depok.
Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.
Ketiganya tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia yang dapat memberikan layanan online seputar bedah onkologi.
Kamu bisa buat janji dengan salah satu dokter spesialis melalui aplikasi Halodoc.