Ini Efek Samping Laparotomi yang Perlu Diketahui
“Laparotomi menjadi salah satu prosedur alternatif yang dapat menyelamatkan nyawa pasien. Namun, risiko efek sampingnya terkadang tak bisa dihindari. Misalnya, infeksi, nyeri, dan perdarahan.”
Halodoc, Jakarta – Laparotomi membantu ahli bedah dalam mendiagnosis dan mengobati berbagai kondisi. Metodenya dengan sayatan di dinding perut agar dapat melihat organ-organ di dalamnya.
Ahli bedah hanya menggunakan laparotomi dalam kondisi darurat. Prosedur ini dibutuhkan untuk kecepatan atau aksesibilitas atau karena kondisi serius yang dapat mengancam nyawa.
Namun sebelum prosedur, ketahui efek sampingnya terlebih dulu di bawah ini!
Efek Samping yang Mungkin Terjadi
Laparotomi adalah prosedur bedah yang aman dan efektif mengatasi masalah pada rongga perut. Meski begitu, ada beberapa risiko efek samping yang bisa saja terjadi. Ini beberapa kondisi yang harus kamu waspadai:
1. Infeksi
Salah satu risiko utama adalah infeksi di lokasi sayatan bedah. Ini bisa terjadi jika luka operasi terkontaminasi oleh bakteri. Dokter akan memberikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan.
2. Nyeri pasca bedah
Nyeri di sekitar area sayatan terjadi ketika efek obat bius sudah sepenuhnya hilang. Di sini, dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit untuk mengatasi rasa nyeri yang mengganggu.
3. Perdarahan
Meskipun jarang terjadi, pendarahan internal atau eksternal bisa menjadi efek samping. Dokter akan memantau pasien untuk melihat tanda-tanda perdarahan dan mengatasi masalah ini secepatnya.
4. Obstruksi usus
Laparotomi dapat menyebabkan obstruksi usus. Ini adalah kondisi ketika usus mengalami penyumbatan, sehingga memengaruhi pergerakan usus sementara. Gejalanya berupa mual, muntah, dan gangguan pencernaan.
5. Kerusakan organ
Selama laparotomi, ada risiko kerusakan organ di sekitar area operasi. Meski umumnya jarang terjadi, tetapi dalam beberapa kasus, kerusakan pasien alami secara tidak sengaja.
Laparotomi dan laparoskopi seringkali disamakan. Padahal keduanya adalah metode yang berbeda. Ketahui perbedaan keduanya di sini: Wajib Tahu, Ini Beda Laparoskopi dan Laparotomi.
6. Reaksi terhadap anestesi
Beberapa pasien mungkin saja mengalami reaksi alergi terhadap obat bius atau anestesi. Ini bisa menyebabkan gejala seperti ruam kulit, sesak napas, atau penurunan tekanan darah.
7. Pneumonia
Pneumonia ini dapat terjadi karena perpindahan bakteri dari alat ventilator ke organ pernapasan paru-paru. Gejalanya dapat berupa dada terasa sakit, kesulitan bernapas, dan peningkatan detak jantung.
Ketahui juga penyakit yang bisa terdeteksi melalui prosedur laparotomi: Ini 10 Jenis Penyakit yang Bisa Terdiagnosis dengan Laparotomi.
Tips Perawatan Diri Pasca prosedur
Untuk meminimalisir risiko efek samping, lakukan beberapa langkah perawatan rumahan di bawahi ini:
- Istirahat sebanyak mungkin dalam waktu dua minggu.
- Jangan melakukan aktivitas apa pun.
- Perubahan pola makan. Ikuti semua saran diet yang dokter berikan.
- Pastikan meminum obat dan mengikuti petunjuk penggunaan dengan tepat.
- Periksakan diri jika mengalami nyeri tekan atau keluarnya cairan di area bekas operasi.
Itulah beberapa efek samping dan hal yang perlu dilakukan setelah melakukan prosedur laparotomi.