Ini Efek Samping dari Loratadine
Halodoc, Jakarta - Ketika mengalami gejala alergi seperti pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, atau gatal-gatal, obat apa yang akan kamu minum untuk mengatasi gejalanya? Apakah kamu pernah mengonsumsi loratadine untuk mengatasi alergi?
Loratadine merupakan salah satu obat yang umum digunakan untuk mengatasi gejala-gejala alergi. Loratadine bekerja dengan menghambat zat histamin di dalam tubuh. Zat ini diproduksi di dalam tubuh ketika tubuh terpapar alergen (zat pemicu alergi). Nah, zat histamin ini yang memicu reaksi alergi.
Namun, seperti obat-obatan pada umumnya, loratadine tidak bebas dari efek samping bila digunakan secara keliru. Mau tahu apa saja efek samping dari loratadine? Berikut ulasan selengkapnya.
Baca juga: Apa Saja Manfaat Mengonsumsi Obat Cetirizine?
Kenali Efek Samping Loratadine
Umumnya, loratadine tidak menimbulkan efek samping. Pada beberapa kasus, loratadine bisa menimbulkan efek samping seperti:
Mengantuk.
- Insomnia.
- Kelelahan.
- Diare.
- Sakit perut.
- Mata, mulut, dan tenggorokan terasa kering.
- Rasa gugup.
- Mimisan.
- Mata merah.
- Sakit kepala.
- Pusing.
Hal yang perlu digarisbawahi, segera temui dokter atau pergi ke rumah sakit bila mengalami efek samping berupa alergi serius atau anafilaksis. Gejalanya meliputi:
- Wajah bengkak.
- Sesak napas.
- Sulit berbicara.
- Muncul ruam seperti biduran.
- Denyut nadi melemah.
- Jantung berdebar.
- Tekanan darah turun drastis (lemas, pusing, dan terasa ingin pingsan).
Syok anafilaktik dapat terjadi dalam hitungan detik atau menit setelah terpapar oleh penyebab alergi. Hati-hati, syok anafilaktik dapat berkembang secara cepat dan mengancam nyawa pengidapnya.
Oleh sebab itu, seseorang yang mengalami syok ini perlu mendapatkan penanganan medis segera. Bila dirimu atau terdapat anggota keluarga yang mengalami syok ini, segera periksakan diri ke rumah sakit pilihan.
Baca juga: Kenali Jenis-Jenis Alergi Berdasarkan Penyebabnya
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat loratadine. Konsultasikan terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini bila:
- Mengidap gangguan ginjal atau hati.
- Asma.
- Gangguan darah.
- Alergi terhadap kandungan di dalam loratadine.
- Sedang menggunakan obat-obatan lainnya (termasuk obat herbal atau suplemen).
- Intoleransi laktosa dan sukrosa.
Ikuti Dosis dan Aturan Pakai
Cara untuk meminimalkan risiko terjadinya efek samping akibat loratadine, kamu perlu memperhatikan aturan pakai dan dosis yang telah direkomendasikan oleh dokter atau apoteker. Dosis loratadine pada anak-anak dan orang dewasa bisa berbeda.
Contohnya, dokter memberikan loratadine dengan dosis 10 mg satu kali sehari atau 5 mg dua kali sehari pada orang dewasa untuk mengatasi alergi, seperti biduran atau rhinitis.
Nah, untuk anak-anak dosis loratadine berbeda lagi. Dosisnya biasanya disesuaikan dengan umur dan berat badan anak. Contohnya, untuk anak-anak di usia 2-12 dengan berat kurang dari 30 kg, dokter mungkin memberikan dosis sebesar 5 mg satu kali sehari. Sementara itu, beratnya lebih dari 30 kg, dokter akan memberikan dosis sebesar 10 mg satu kali sehari.
Baca juga: Dokter Ahli Alergi Imunologi Menangani Penyakit Apa Saja?
Selain mengikuti aturan dosis yang diberikan oleh dokter atau apoteker, kamu juga harus mengikuti aturan pakai loratadine. Kamu bisa kok membaca informasi mengenai aturan pakai yang tertera pada kemasan obat tersebut.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu dapat bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc.
Kamu juga bisa memeriksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. Praktis, kan?
Referensi:
Netdoctor. Diakses pada 2021. What Should I Know before Taking Loratadine (Claritin)?
Web MD. Diakses pada 2021. Loratadine.
Everyday Health. Diakses pada 2021. What Is Loratadine (Claritin)?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan