Ini Dampak Mengonsumsi Daging Merah Terlalu Banyak
“Segala sesuatu yang berlebihan tentunya tidak baik. Begitu juga konsumsi daging merah yang sebenarnya menyehatkan, bisa jadi berisiko jika berlebihan. Terutama jika yang dikonsumsi adalah daging olahan.”
Halodoc, Jakarta – Daging merah mengandung banyak nutrisi penting, termasuk protein, vitamin B12, dan zat besi. Namun, ada bukti yang menunjukkan bahwa makan daging merah terlalu dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan serius.
Benarkah demikian? Yuk simak lebih lanjut pembahasannya!
Lemak Jenuh dalam Daging Merah yang Perlu Diwaspadai
Banyak penelitian menunjukkan bahwa makan daging merah terlalu banyak dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Selama bertahun-tahun, para ahli percaya bahwa hubungan antara konsumsi daging merah dan penyakit jantung disebabkan oleh lemak jenuh yang ada di dalamnya.
Menurut laman American Heart Association (AHA), daging merah umumnya memiliki lebih banyak lemak jenuh daripada sumber protein lain, seperti ayam, ikan, atau kacang-kacangan.
Konsumsi lemak jenuh dalam jumlah tinggi dan lemak trans dalam jumlah berapa pun dapat meningkatkan kadar kolesterol. Lalu, pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit jantung.
Meskipun demikian, daging merah bukanlah sumber utama lemak trans. Makanan yang diolah sedemikian rupa dan digoreng cenderung paling banyak mengandung lemak trans.
Selain itu, gagasan mengenai lemak jenuh dan kaitannya dengan penyakit jantung masih dipertanyakan dan jadi kontroversi di kalangan ahli. Misalnya dalam studi pada 2018 yang diterbitkan di jurnal Nutrients.
Para penulis menyatakan bahwa para peneliti telah membesar-besarkan peran lemak jenuh dalam perkembangan penyakit jantung. Jadi, semua hal masih dipertimbangkan. Ada bukti yang mendukung dan ada pula yang menentang lemak jenuh yang berperan dalam penyakit jantung. Karenanya, penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Bisakah Menyebabkan Kanker?
Konsumsi daging merah berlebihan juga disebut-sebut dapat menyebabkan kanker. Namun, temuan studi spesifik bervariasi. Misalnya dalam sebuah makalah yang diterbitkan International Agency for Research on Cancer pada 2015.
Dalam makalah tersebut, disebutkan bahwa ada potensi makanan ini untuk menyebabkan kanker. Namun, risiko kanker lebih besar pada konsumsi daging olahan berlebihan.
Secara khusus, makalah tersebut menyatakan bahwa berdasarkan beberapa penelitian besar, orang yang makan lebih banyak daging merah lebih mungkin mengembangkan kanker kolorektal.
Risikonya lebih tinggi untuk daging merah dan daging olahan, meskipun daging olahan tampaknya lebih meningkatkan risiko.
Penelitian tersebut juga menemukan risiko lebih tinggi terkena kanker pankreas dan prostat pada mereka yang makan daging merah. Selain itu, mereka yang makan lebih banyak daging olahan juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker lambung.
Para penulis mengatakan bahwa metode pengolahan daging, seperti pengawetan dan pengasapan, dapat memunculkan bahan kimia penyebab kanker. Inilah sebabnya para peneliti menghubungkan daging olahan dengan risiko kesehatan yang lebih besar daripada daging merah yang minim proses.
Tips Memasak yang Lebih Sehat
Ketika seseorang memasak daging merah dengan suhu tinggi, seperti dengan menggoreng atau memanggang di atas api besar, bahan kimia tertentu terbentuk di dalam daging.
Bahan kimia ini, yang disebut amina heterosiklik dan hidrokarbon aromatik polisiklik, dapat menyebabkan perubahan DNA yang menyebabkan kanker.
Jadi, proses pengolahan daging merah juga penting. Berikut tips mengolahnya agar lebih sehat:
- Tidak memasak daging dengan api besar atau di atas permukaan logam yang sangat panas.
- Memasak daging terlebih dahulu dalam microwave untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memasaknya dengan api besar.
- Membolak-balik daging secara teratur selama memasak.
- Tidak makan daging yang hangus.
Selain itu, menyajikan sayuran kaya antioksidan, seperti sayuran berdaun hijau gelap, dengan daging yang dimasak adalah ide terbaik. Antioksidan dapat membantu menangkal radikal bebas berbahaya dalam tubuh, dan nutrisi dalam sayuran dapat membuat asupan gizi jadi lebih seimbang.
Nah, itulah pembahasan mengenai daging merah dan bahayanya jika berlebihan. Ternyata, selain pada jumlah, kamu juga perlu fokus pada jenisnya. Konsumsi daging merah minim proses lebih menyehatkan dibanding daging olahan.
Terus jaga pola makan bergizi seimbang agar tetap sehat, ya! Jika kamu mengalami masalah kesehatan, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk cek kebutuhan vitamin kesehatan kamu kapan saja.
Referensi:
Nutrients. Diakses pada 2022. Fat, Sugar, Whole Grains and Heart Disease: 50 Years of Confusion.
International Agency for Research on Cancer. Diakses pada 2022. Red Meat and Processed Meat: IARC Monographs on the Evaluation on Carcinogenic Risks to Human.
Medical News Today. Diakses pada 2022. Is Red Meat Bad For Your Health?
Scripps. Diakses pada 2022. Is Red Meat Bad for You?
WebMD. Diakses pada 2022. The Truth About Red Meat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan