Ini Dampak Jangka Panjang Kekerasan Seksual yang Terjadi pada Anak
“Kekerasan seksual memberikan dampak yang signifikan untuk orang-orang yang mengalaminya. Pada anak, dampak ini termasuk hilangnya kepercayaan dan rasa percaya diri.”
Halodoc, Jakarta – Kasus kekerasan seksual pada anak masih menjadi masalah sosial yang menyita perhatian sampai saat ini. Bukan tanpa alasan, tak sedikit anak yang menjadi korban dari perilaku ini enggan untuk melaporkan apa yang mereka alami. Alasannya sederhana, takut akan stigma negatif yang bukan tidak mungkin akan mereka dapatkan.
Inilah sebabnya, sebagai orang tua, ibu dan ayah wajib mengetahui dan mengenali apa saja tanda kekerasan seksual pada anak. Sebab, dampak yang mereka alami bisa melekat hingga diri mereka dewasa. Tidak hanya pada kesehatan fisik, ini juga berdampak pada kondisi kesehatan mental mereka.
Dampak Kekerasan Seksual pada Anak untuk Jangka Panjang
Secara fisik, mungkin tidak akan terlihat hal yang menjadi masalah pada anak yang korban dari tindak kekerasan seksual. Akan tetapi, secara psikis atau kejiwaan, mereka akan mengalami banyak perubahan yang bisa jadi sangat signifikan, bahkan memicu dendam.
Lalu, apa saja dampak kekerasan seksual pada anak yang mungkin terjadi dalam jangka panjang? Berikut beberapa yang perlu ayah dan ibu ketahui:
1. Trauma
Ini adalah efek paling utama yang bisa ibu perhatikan pada anak korban tindak kekerasan seksual. Trauma ini bahkan membuat mereka perlu mendapatkan pendampingan dari tenaga kejiwaan, pemerhati anak, dan pastinya orang tua mereka sendiri. Bukan tidak mungkin, rasa trauma ini akan membuat anak merasa tidak percaya diri, rendah diri, dan tidak bisa menjalin relasi baik dengan orang lain.
2. Kecemasan dan depresi
Efek lain dari masalah kekerasan seksual pada anak terhadap korban adalah munculnya depresi dan kecemasan. Ketika anak-anak mengalami pelecehan atau kekerasan secara seksual, mereka sering menginternalisasi peristiwa tersebut, termasuk memiliki pikiran negatif tentang diri sendiri hingga dewasa.
Gejala yang bisa ibu kenali berupa anak sering merasa rendah diri, kerap menunjukkan keinginan untuk mengakhiri hidup, mengalami masalah tidur, gangguan makan, dan mengisolasi atau mengasingkan diri. Kecemasan sangat terkait dengan depresi, seperti dua sisi mata uang yang sama.
Anak-anak yang mengalami pelecehan seksual berisiko tinggi mengalami kecemasan kronis, ketegangan, serangan panik, dan timbulnya berbagai jenis fobia atau ketakutan.
3. Penyalahgunaan zat terlarang
Orang dewasa yang mengalami pelecehan seksual pada masa kanak-kanak, empat hingga lima kali lebih mungkin menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan terlarang. Penggunaan alkohol dan obat-obatan berfungsi sebagai pengobatan sendiri yang membantu korban mematikan perasaan yang terkait dengan trauma yang mereka alami.
Studi pada National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism terhadap lebih dari 1.100 wanita yang mengalami pelecehan pada masa kanak-kanak, menemukan hasil yang cukup mengkhawatirkan. Menurut studi tersebut, mereka yang mengalami pelecehan seksual menunjukkan risiko tinggi penyalahgunaan alkohol, termasuk tidak mampu mengurangi jumlah asupannya.
Sementara itu, studi lain dalam National Institute on Drug Abuse menyebutkan, wanita yang mengalami pelecehan seksual pada masa kanak-kanak, memiliki peningkatan risiko penyalahgunaan narkoba.
4. Post traumatic stress Disorder (PTSD)
Beberapa penyintas pelecehan seksual anak menunjukkan gejala PTSD, seperti:
- Perilaku gelisah.
- Mimpi buruk.
- Permainan berulang yang mengekspresikan aspek pelecehan.
- Fobia.
- Kehilangan keterampilan perkembangan.
- Perilaku seksual yang tidak pantas.
Anak-anak yang lebih besar mungkin bertindak dengan bersikap kejam kepada orang lain, atau menginternalisasi pelecehan, menarik diri dari orang lain, menyakiti diri sendiri, atau bunuh diri.
Depresi, kecemasan, dan pikiran untuk bunuh diri adalah benang merah yang mengalir melalui banyak efek jangka panjang dari pelecehan seksual masa kanak-kanak. Hal ini menyebabkan mereka juga berkorelasi kuat dengan PTSD.
5. Mengalami masalah seksualitas
Efek fisik jangka panjang dari pelecehan seksual masa kanak-kanak terutama terkait dengan seks dan seksualitas. Namun, emosi dan fisik saling terkait. Masalah terkait seks pada anak-anak yang mengalami pelecehan seksual, dan berisiko terjadi pada masa dewasa meliputi:
- Tidak tertarik pada seks, mengembangkan fobia seks, atau menghindarinya sama sekali.
- Memandang seks sebagai kewajiban karena cara pelaku memaksa atau memanipulasi mereka selama pelecehan.
- Tidak merasa terangsang atau sensasi apapun saat berhubungan seks.
- Tidak terhubung secara emosional dengan pasangannya selama hubungan seksual.
- Mengembangkan perilaku seksual kompulsif atau hiperaktif, yang berarti mereka perlu berhubungan seks dan melakukannya dengan jumlah pasangan yang berlebihan.
Selain itu, penyintas pelecehan seksual anak sering kali mengalami kesulitan untuk memulai atau mempertahankan hubungan intim dengan orang lain. Sementara itu, wanita yang menjadi penyintas mungkin mengalami nyeri vagina dan kesulitan mencapai orgasme. Demikian pula, pria mungkin menderita disfungsi ereksi atau kesulitan mencapai klimaks.
Jika tidak segera mendapatkan penanganan, kekerasan seksual yang terjadi pada anak bisa memicu efek sosial yang sangat luas. Jadi, segera berikan pertolongan dan pendampingan untuk mengurangi efek tersebut. Cek dan gunakan Layanan Janji Medis di Halodoc untuk memudahkan mendapatkan penanganan. Download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
US Department of Veterans Affairs. Diakses pada 2022. PTSD: National Center for PTSD.
National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism. Diakses pada 2022. Alcohol Abuse as a Risk Factor for and Consequence of Child Abuse.
National Institute on Drug Abuse. Diakses pada 2022. Childhood Sex Abuse Increases Risk for Drug Dependence in Adult Women.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan