Ini Cara Mencegah Gejala DBD yang Harus Diketahui
Halodoc, Jakarta - Pergantian musim menuju musim penghujan adalah momen yang mewajibkanmu untuk lebih memerhatikan kondisi kesehatan. Pasalnya, suhu udara yang mudah berubah dan mulai turunnya hujan, menyebabkan bakteri, nyamuk, dan lalat jadi mudah berkembang biak. Salah satu penyakit yang cukup menjadi perhatian karena sering mewabah adalah demam berdarah (DBD). Oleh karena itu, penting untuk melakukan cara mencegah gejala DBD.
Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang hidup di wilayah tropis seperti Indonesia.
Baca Juga: Malaria dan DBD, Lebih Berbahaya yang Mana?
Bagaimana Cara Mencegah Gejala DBD?
Terdapat beberapa cara untuk mencegah gejala DBD, mulai dari pemberian vaksin, menjalani pola hidup sehat, atau dengan menjaga kebersihan lingkungan, yaitu:
Pemberian Vaksin
Untuk kasus DBD yang menimbulkan dengue shock syndrome dapat dicegah dengan pemberian vaksin dengue. Vaksin diberikan pada anak usia 9-16 tahun, sebanyak 3 kali dengan jarak 6 bulan. Namun, pemberian vaksin ini tidak disarankan pada anak di bawah usia 9 tahun. Dengan pemberian vaksin, maka tubuh anak membentuk sistem kekebalan tubuh anak terhadap tipe virus Dengue.
Melakukan Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Kegiatan ini dilakukan dalam dua kali pengasapan insektisida atau fogging. Pengasapan selanjutnya perlu dilakukan satu minggu setelahnya untuk membunuh jentik nyamuk yang tidak dapat dibasmi saat pengasapan pertama. Selain fogging, metode PSN lain yang perlu dilakukan adalah dengan rutin menjalankan 3M-Plus, terutama pada musim hujan. Caranya antara lain:
-
Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi atau toren, minimal tiap pekan;
-
Menutup rapat tempat penampungan air;
-
Mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti;
Kamu bisa melakukan beberapa upaya tambahan untuk mencegah gigitan nyamuk. Caranya dengan mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah, memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah, menaburkan bubuk abate pada penampungan air yang sulit dikuras, menggunakan kelambu saat tidur, menanam tumbuhan pengusir nyamuk, dan menghentikan kebiasaan menggantung pakaian. Beberapa cara ini dikenal cukup efektif mencegah gigitan nyamuk atau membiarkan nyamuk bersarang di sekitar rumah.
Tidak kalah pentingnya adalah memeriksakan diri ke dokter saat gejala sudah muncul. Sebab penanganan yang tepat sejak awal sangat penting untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan. Segera buat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc jika kamu mulai menemukan gejala DBD terjadi padamu atau orang terdekatmu.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Seputar DBD
Bagaimana Langkah Tepat Mengobati Demam Berdarah?
Sebetulnya tidak ada metode khusus untuk mengatasi DBD. Pengobatan berfokus untuk mengatasi gejala dan mencegah infeksi virus semakin parah. Beberapa saran yang diberikan dokter saat kamu mengalami DBD, antara lain:
-
Minum banyak cairan dan istirahat yang cukup;
-
Mengonsumsi obat penurun panas, untuk meredakan demam.
-
Bila diperlukan, pengidap DBD akan diberikan asupan cairan melalui infus. Pemberian cairan infus ini dibarengi pemantauan detak jantung, denyut nadi, tekanan darah, dan jumlah urine yang keluar.
Baca Juga: Muncul Gejala DBD, Haruskah Langsung ke Dokter?
Rawat inap diperlukan bagi orang yang terkena demam berdarah serius.Pengidapnya melewati masa-masa kritis selama 24 hingga 48 jam lamanya, di mana saat hari ke 3 dan 4 saat demam turun. Masa-masa ini yang menentukan peluang pasien untuk bertahan hidup. Bila tidak mendapat penanganan tepat, akibatnya bisa fatal.
Referensi:
WebMD (Diakses pada 2019). Dengue Fever.
BetterHealth (Diakses pada 2019). Health. Dengue Virus Disease.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan