Ini Berbagai Hal yang Bisa Sebabkan Leukopenia
“Leukopenia menunjukkan jumlah sel darah putih pada tubuh yang rendah. Tanpa penanganan, komplikasi yang mungkin terjadi sangat serius dan berbahaya.”
Halodoc, Jakarta – Sel darah putih adalah bagian penting dari sistem kekebalan tubuh. Fungsi utamanya untuk membantu melawan penyakit dan infeksi. Jika tubuh memiliki terlalu sedikit leukosit, maka terjadi kondisi yang dikenal sebagai leukopenia. Lalu, apa saja yang bisa menjadi penyebab leukopenia?
Leukopenia sendiri memiliki hubungan dengan penurunan jumlah salah satu jenis sel darah putih, dalam hal ini adalah neutrofil. Pada kondisi normal, orang dewasa memiliki sel darah putih dengan jumlah antara 4.500 mikroliter sampai 11.000 mikroliter.
Seseorang disebut mengalami leukopenia apabila jumlah sel darah putih pada tubuh tidak sampai 4.000 mikroliter. Namun, ada pula ahli yang menetapkan standar batas minimal leukopenia adalah 4.500 mikroliter.
Berbagai Penyebab Leukopenia
Terdapat beberapa kondisi dan gangguan kesehatan yang bisa menjadi penyebab leukopenia. Berikut di antaranya:
1. Kondisi sel darah atau sumsum tulang
Sel darah putih berasal dari sel induk di sumsum tulang. Oleh karena itu, kondisi yang memengaruhi sel darah atau sumsum tulang dapat menyebabkan leukopenia. Beberapa contoh kondisi tersebut antara lain:
- Anemia aplastik.
- Leukemia.
- Limfoma.
- Multiple Myeloma.
- Sindrom myelodysplastic.
- Sindrom mieloproliferatif.
- Myelofibrosis.
Limpa juga penting dalam produksi leukosit. Splenomegali atau pembesaran limpa juga dapat menyebabkan leukopenia.
2. Menjalani perawatan atau terapi kanker
Perawatan kanker ditujukan untuk menargetkan dan menghilangkan sel kanker yang membelah dengan cepat di dalam tubuh. Namun, karena sel darah juga tumbuh dengan cepat, beberapa pengobatan atau terapi kanker juga dapat menghancurkan sel-sel ini.
Perawatan kanker yang dapat menyebabkan leukopenia meliputi kemoterapi, terapi radiasi (terutama bila digunakan pada tulang besar, seperti di kaki dan panggul), dan transplantasi sumsum tulang.
3. Kelainan bawaan
Kelainan bawaan sudah ada sejak lahir. Kondisi yang dapat menjadi penyebab leukopenia termasuk kelainan bawaan yang memengaruhi cara kerja sumsum tulang untuk membuat sel darah. Misalnya Sindrom Kostmann, neutropenia bawaan yang parah, dan myelokathexis.
4. Penyakit menular
Beberapa penyakit menular yang dapat menjadi penyebab leukopenia antara lain:
- HIV atau AIDS.
- Tuberkulosis.
- Hepatitis virus.
- Malaria.
- Demam tifoid.
Infeksi virus akut lainnya, seperti flu atau infeksi yang sangat parah juga dapat menyebabkan leukopenia.
5. Gangguan autoimun
Beberapa gangguan autoimun dapat membunuh leukosit atau sel punca sumsum tulang yang membuat sel darah, dan berujung pada leukopenia. Contoh gangguan autoimun yang dapat menjadi penyebab leukopenia seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan Sindrom Sjogren.
6. Malnutrisi
Leukopenia yang terjadi karena kekurangan nutrisi atau malnutrisi, biasanya disebabkan karena defisiensi zinc, tembaga, asam folat, dan vitamin B12.
7. Sarkoidosis
Sarkoidosis adalah penyakit sistemik yang disebabkan oleh respon imun yang berlebihan. Ini ditandai dengan pembentukan granuloma atau area peradangan kecil di berbagai sistem di tubuh. Ketika granuloma ini terbentuk di sumsum tulang, leukopenia dapat terjadi.
Selain itu, beberapa jenis obat juga bisa menjadi penyebab leukopenia. Misalnya, obat bupropion, carbimazole, interferons, cyclosporine, mycophenolate mofetil, penicillin, lamotrigine, minocycline, clozapine, sirolimus, tacrolimus, dan valproic acid.
Nah, Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Pengobatan Leukopenia dan bisa kamu hubungi.
Itulah beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab leukopenia. Apabila kamu merasakan gejala yang mengarah pada kondisi ini, seperti sakit tenggorokan, demam, kedinginan, sakit saat berkemih, napas pendek, batuk, area tubuh memar, luka yang bernanah, dan muncul luka putih pada mulut, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
Kamu bisa cari Dokter Spesialis Penyakit Dalam terbaik di Halodoc sehingga penanganan bisa segera dilakukan. Pastikan kamu sudah download aplikasi Halodoc di ponselmu, ya!