Ini Bedanya Gejala Tipes dan DBD pada Orang Dewasa
Halodoc, Jakarta – Tipes dan DBD adalah dua penyakit yang umum terjadi di Indonesia. Tipes merupakan penyakit saluran pencernaan yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Sedangkan DBD termasuk penyakit musiman yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Kedua penyakit ini terkadang sulit didiagnosis karena gejalanya yang mirip.
Pasalnya, baik tipes maupun DBD diawali dengan gejala demam tinggi. Kendati demikian, ada perbedaan gejala diantara dua penyakit tersebut. Ketahui perbedaan gejalanya supaya kamu tidak keliru.
Baca juga: Bedakan Gejala Tipes dan DBD pada Anak
Perbedaan Gejala Tipes dan DBD
Meski sama-sama diawali dengan gejala demam, tidak sulit membedakan gejala tipes dan DBD. Berikut perbedaannya:
1. Gejala Tipes
Salmonella typhi, bakteri penyebab tipes dapat memicu infeksi usus. Akibat infeksi ini, pengidap tipes dapat mengalami gejala berupa:
- Demam yang dimulai dengan suhu rendah dan perlahan meningkat setiap hari.
- Sakit kepala.
- Kelemahan dan kelelahan.
- Nyeri otot.
- Berkeringat.
- Batuk kering.
- Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan.
- Sakit perut.
- Diare atau sembelit.
- Ruam.
- Perut sangat bengkak.
2. Gejala DBD
Banyak orang tidak mengalami tanda atau gejala infeksi dengue. Ketika gejalanya muncul, sering kali gejala DBD disalahartikan dengan penyakit lain, termasuk tipes. Gejala biasanya dimulai empat hingga 10 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi. Demam berdarah menyebabkan demam tinggi sampai 40 derajat Celcius dan dibarengi dengan gejala berikut:
- Sakit kepala.
- Nyeri otot, tulang atau sendi.
- Mual.
- Muntah.
- Sakit di belakang mata.
- Kelenjar bengkak.
- Ruam.
Kebanyakan pengidap DBD pulih dalam seminggu atau lebih. Dalam beberapa kasus, gejalanya memburuk dan bisa mengancam jiwa. Ini disebut dengue parah, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue.
Baca juga: Seperti DBD, Tifus Juga Bisa Berakibat Fatal
Demam berdarah parah terjadi ketika pembuluh darah rusak dan bocor, sehingga sel pembentuk gumpalan (trombosit) di aliran darah menurun. Hal ini dapat menyebabkan syok, pendarahan internal, kegagalan organ dan bahkan kematian. Gejala yang dihasilkan oleh demam berdarah parah merupakan keadaan darurat yang mengancam jiwa karena dapat berkembang dengan cepat. Gejala biasanya dimulai satu atau dua hari pertama setelah demam hilang. Berikut gejala yang harus diwaspadai:
- Sakit perut yang parah.
- Muntah terus-menerus.
- Pendarahan dari gusi atau hidung.
- Adanya kandungan darah dalam urine, tinja, atau muntahan.
- Pendarahan di bawah kulit, yang mungkin terlihat seperti memar.
- Sulit bernapas atau bernapas dengan cepat.
- Kelelahan.
- Gelisah.
Apabila kamu mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Supaya lebih mudah dan praktis, buat janji rumah sakit terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc!
Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Tipes dan DBD
Jika kamu mengalami gejala tipes atau DBD, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Sebelum mendiagnosis penyakit, dokter akan bertanya seputar gejala yang kamu rasakan dan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Nah, untuk memastikan diagnosis, dokter umumnya akan menyarankan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah.
Pemeriksaan hitung darah lengkap pada pengidap demam berdarah bertujuan untuk menilai kekentalan darah, jumlah sel pembekuan darah (trombosit atau keping darah), serta jumlah sel darah merah atau hemoglobin. Berbeda dengan demam berdarah, pemeriksaan darah untuk pengidap tipes bertujuan untuk melihat antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi. Pada penyakit tifus, tes darah ini disebut sebagai tes Widal.
Baca juga: Gejala Mirip, Lupus Sering Dikira Sakit Tipes dan DBD
Pengobatan kedua penyakit ini juga berbeda. Pengobatan utama DBD berfokus untuk memenuhi cairan tubuh, sedangkan penyakit tipes diobati dengan pemberian antibiotik untuk menghilangkan infeksi. Selalu jaga imunitas tubuh agar terhindar dari DBD dan tipes. Terapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat, cukup tidur dan rutin berolahraga.