Ini Bedanya Cystitis dan ISK pada Wanita

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   24 September 2019
Ini Bedanya Cystitis dan ISK pada WanitaIni Bedanya Cystitis dan ISK pada Wanita

Halodoc, Jakarta - Wanita termasuk rentan terhadap penyakit yang menyangkut daerah organ intimnya. Salah satu gangguan terjadi pada wanita adalah infeksi saluran kemih (ISK). Umumnya, hal ini disebabkan oleh penularan melalui hubungan seksual. Selain itu, daerah kewanitaan sering menjadi tempat bakteri bersarang.

Salah satu jenis infeksi saluran kemih yang umum terjadi pada wanita adalah cystitis. Hal ini dapat menyebabkan kamu merasakan sensasi terbakar saat buang air kecil dan terdapat darah ketika mengeluarkan urine. Pertanyaannya adalah apa perbedaan cystitis dengan ISK? Ini ulasan selengkapnya!

Baca juga: Cystitis, Infeksi Saluran Kencing yang Sering Menyerang Wanita

Bedanya Cystitis dengan ISK yang Harus Diketahui

Sebenarnya, bedanya cystitis dengan ISK tidak ada. Cystitis adalah jenis infeksi saluran kemih. Seseorang yang mengalami infeksi pada sistem kemih, seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra, maka ia mengidap gangguan tersebut. Jika infeksi terjadi kandung kemih, maka orang tersebut mengidap cystitis.

Gangguan cystitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri yang melibatkan kandung kemih. Hal ini sering disebabkan oleh infeksi virus dibandingkan dari infeksi jamur dan penyebab lainnya. Penyakit ini juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obatan, penyakit lainnya, dan efek samping dari terapi radiasi.

Walau begitu, ketika cystitis terjadi jarang menyebabkan kelainan yang parah. Pada kasus yang ringan akan membaik dengan sendirinya setelah beberapa hari. Pada seseorang yang mengalami gangguan ini dalam tahap yang parah, perawatan reguler mungkin diperlukan. Hal ini untuk menghindari infeksi pada ginjal yang lebih parah.

Gejala utama dari cystitis yang umum terlihat pada orang dewasa adalah:

  • Rasa sakit, terbakar atau menyengat saat buang air kecil;

  • Buang air kecil lebih sering dan mendesak daripada biasanya;

  • Urine berwarna gelap atau berbau kuat;

  • Terasa nyeri di perut;

  • Tubuh terasa tidak sehat, pegal, dan kelelahan.

Gejala yang mungkin terjadi pada anak kecil ketika terserang cystitis termasuk:

  • Merasakan sakit di perut;

  • Perlu buang air kecil segera atau lebih sering;

  • Mengalami demam hingga 38 derajat Celcius atau lebih;

  • Kelemahan atau lekas marah;

  • Nafsu makan menurun dan muntah.

Jika kamu mempunyai pertanyaan terkait bedanya cystitis dengan ISK, dokter dari Halodoc dapat menjawab kebingungan yang kamu alami. Caranya hanya dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu! Lalu, kamu dapat melakukan pemeriksaan fisik dengan pemesanan online melalui aplikasi tersebut.

Baca juga: Ini Kebiasaan yang Menyebabkan Cystitis

Cara Diagnosis Cystitis

Cara untuk mendiagnosis gangguan ini, dokter melakukan pemeriksaan fisik. Awalnya, kamu akan ditanyakan gejala yang timbul dan riwayat penyakit yang menyerang. Setelah itu, pemeriksaan tambahan mungkin dilakukan, seperti tes urine dan foto rontgen. Hal tersebut untuk mencari penyebab lainnya yang menyebabkan peradangan saluran.

Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan agar hasilnya lebih detil adalah sistoskopi. Hal ini dilakukan dengan memasukkan selang kecil dengan kamera di ujungnya. Cara ini dilakukan untuk melihat kondisi saluran kemih agar menentukan hal yang menjadi penyebab gangguan ini.

Pengobatan untuk Menangani Cystitis

Setelah melakukan diagnosis, langkah penanganan akan dilakukan. Pengobatan yang dilakukan tergantung dari tingkat keparahan yang terjadi. Cara mengurangi gejala dari cystitis secara mandiri adalah dengan banyak minum air putih, melakukan kompres di perut, dan mengonsumsi obat pereda nyeri.

Baca juga: Menyerang Kandung Kemih, Begini Tips Mencegah Cystitis

Jika semua hal tersebut tidak berhasil, maka kamu harus mengonsumsi obat antibiotik agar infeksi dapat teratasi. Dosis yang diberikan sesuai dengan tingkat keparahan yang terjadi. Obat yang diberikan harus habis agar gangguan yang terjadi hilang seluruhnya. Untuk mencegah kondisi terjadi kembali, sebaiknya hindari kebiasaan menahan buang air kecil dan konsumsi air secara cukup setiap harinya agar mencegah perkembangbiakan bakteri di dalam saluran kemih.

Referensi:
Health Line.Diakses pada 2019.Bladder Infection vs. UTI: How to Tell Which One You Have
MedicineNet.Diakses pada 2019.What Is the Difference Between a Bladder Infection vs. UTI?