Ini Beda Gangguan Imunodefisiensi Primer dan Sekunder
Halodoc, Jakarta – Gangguan imunodefisiensi dapat menyebabkan tubuh tidak bisa melawan infeksi dan penyakit. Jenis gangguan ini memudahkan seseorang terinfeksi virus dan bakteri. Gangguan imunodefisiensi bisa terjadi sebagai penyakit bawaan atau sejak lahir (primer) dan diakuisisi (sekunder).
Apapun yang melemahkan sistem kekebalan dapat menyebabkan gangguan imunodefisiensi sekunder. Perlu diketahui kalau sistem kekebalan tubuh meliputi organ limfa, amandel, sumsum tulang, dan kelenjar getah bening. Informasi selengkapnya mengenai gangguan imunodefisiensi bisa dibaca di bawah ini!
Fakta Mengenai Gangguan Imunodefisiensi
Organ-organ yang disebutkan di atas membuat dan melepaskan limfosit. Ini adalah sel darah putih yang diklasifikasikan sebagai sel B dan sel T. Sel B dan T melawan penjajah yang disebut antigen. Sel B melepaskan antibodi khusus untuk penyakit yang dideteksi tubuh. Sel T menghancurkan sel asing atau abnormal.
Contoh-contoh antigen yang perlu dilawan oleh sel B dan T, termasuk bakteri, virus, sel kanker, dan parasit. Gangguan imunodefisiensi mengganggu kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri melawan antigen ini.
Baca juga: Bagaimana Gangguan Imunodefisiensi Dapat Dideteksi?
Penyakit defisiensi imun terjadi ketika sistem kekebalan tidak bekerja dengan benar. Jika kamu dilahirkan dengan kekurangan atau jika ada penyebab genetik, kondisi tersebut disebut penyakit imunodefisiensi primer. Ada lebih dari 100 gangguan imunodefisiensi primer.
Contoh-contoh gangguan imunodefisiensi primer meliputi:
- Agammaglobulinemia X-linked (XLA).
- Defisiensi imun variabel umum (CVID).
- Immunodeficiency gabungan (SCID), yang dikenal sebagai penyakit limfositosis atau "anak dalam gelembung".
Gangguan imunodefisiensi sekunder terjadi ketika sumber luar, seperti bahan kimia beracun atau infeksi menyerang tubuh. Berikut ini yang dapat menyebabkan gangguan imunodefisiensi sekunder:
- Luka bakar parah;
- Kemoterapi;
- Radiasi;
- Diabetes; dan
- Kekurangan gizi,
Contoh-contoh gangguan imunodefisiensi sekunder meliputi:
- AIDS.
- Kanker pada sistem kekebalan tubuh, seperti leukemia.
- Penyakit kompleks imun, seperti virus hepatitis.
- Multiple myeloma (kanker sel plasma, yang menghasilkan antibodi).
Mereka yang Berisiko Alami Gangguan Imunodefisiensi
Orang-orang yang memiliki riwayat keluarga gangguan imunodefisiensi primer memiliki risiko lebih tinggi dari normal untuk mengembangkan gangguan primer. Apapun yang melemahkan sistem kekebalan dapat menyebabkan gangguan imunodefisiensi sekunder.
Misalnya, paparan cairan tubuh yang terinfeksi HIV sampai pengangkatan limfa. Pengangkatan limpa mungkin diperlukan karena kondisi, seperti sirosis hati, anemia sel sabit, atau trauma pada limfa.
Penuaan juga melemahkan sistem kekebalan tubuh. Seiring bertambahnya usia, beberapa organ yang menghasilkan sel darah putih menyusut dan memproduksi lebih sedikit. Protein penting untuk kekebalan tubuh. Tidak cukup protein dalam diet dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Baca juga: Akhirnya, Penyebab Penyakit Lupus Kini Terungkap
Tubuh juga menghasilkan protein ketika kamu tidur yang membantu tubuh melawan infeksi. Karena alasan ini, kurang tidur mengurangi pertahanan kekebalan tubuh. Kanker dan obat-obatan kemoterapi juga dapat mengurangi kekebalan tubuh.
Adapun penyakit dan kondisi berikut ini terkait dengan gangguan imunodefisiensi primer:
- Ataxia-telangiectasia.
- Sindrom Chediak-Higashi.
- Penyakit imunodefisiensi gabungan.
- Sindrom DiGeorge.
- Hipogamaglobulinemia.
- Cacat adhesi leukosit.
- Panhypogammaglobulinemia.
- Penyakit Bruton.
- Agammaglobulinemia bawaan.
- Defisiensi selektif IgA.
- Sindrom Wiskott-Aldrich.
Butuh informasi lebih detail mengenai gangguan imunodefisiensi, bisa ditanyakan langsung di aplikasi Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.
Referensi: