Ini Bahayanya Serangan Panik yang Tidak Diobati

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   28 Oktober 2019
Ini Bahayanya Serangan Panik yang Tidak DiobatiIni Bahayanya Serangan Panik yang Tidak Diobati

Halodoc, Jakarta  - Wajar saja ketika seseorang merasakan kondisi panik saat melakukan sesuatu hal yang baru atau bertemu dengan orang banyak. Namun, sebaiknya perhatikan jika kamu mengalami kondisi panik berlebihan dan tanpa penyebab yang jelas.

Baca juga:  Perlu Tahu, Ini Bedanya Serangan Panik dan Serangan Kecemasan

Serangan panik umumnya terjadi secara tiba-tiba tanpa ada pemicu yang jelas dan kamu mengalami kondisi panik secara berlebihan. Serangan panik umumnya terjadi dalam beberapa menit hingga beberapa jam. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, serangan panik yang berulang dapat sebabkan gangguan panik atau gangguan lain pada kesehatan mental kamu.

Ketahui Bahaya Serangan Panik yang Tidak Diatasi

Umumnya, ada beberapa gejala yang menjadi tanda dari pengidap serangan panik, seperti berkeringat secara berlebihan, merasa gelisah, dan terkadang berpikir di luar nalar atau irasional. Seseorang yang alami serangan panik umumnya merasakan ketakutan yang berlebihan. Tidak hanya itu, perubahan fisik juga terjadi seperti mulut menjadi kering, otot lebih tegang, sesak napas, detak jantung meningkat lebih cepat, nyeri dada, mual, hingga pingsan.

Serangan panik dapat terjadi sekitar 5 hingga 10 menit pada pengidap serangan panik. Umumnya, setelah kondisi ini tertangani dengan baik, pengidap merasakan kelelahan dan menyisakan rasa takut yang berlebihan sehingga pengidap serangan panik umumnya menghindari kondisi yang memicu serangan panik. Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat ketika kamu mengalami beberapa gejala yang menjadi tanda dari serangan panik.

Selain dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, serangan panik yang tidak diatasi dapat berbahaya untuk kesehatan mental pengidapnya. Serangan panik yang tidak diatasi memicu munculnya fobia atau ketakutan baru pada pengidap serangan panik. Selain itu, pengidap kesulitan bersosialisasi yang menyebabkan pengidap enggan untuk bertemu dengan orang banyak. 

Baca juga: Ini Bedanya Serangan Jantung dan Serangan Panik

Selain itu, pengidap serangan panik lebih rentan alami depresi. Serangan panik yang tidak dapat diatasi memicu tingkat stres pada diri pengidap. Stres yang tidak dapat diatasi memicu pengidap serangan panik alami depresi. Segera atasi kondisi ini agar kesehatan mental tetap terjaga. Jika tidak, keinginan untuk bunuh diri dapat muncul sebagai akibat serangan panik yang tidak dapat diatasi dengan baik.

Serangan panik dapat sebabkan pengidapnya menggunakan obat-obatan narkotika untuk menenangkan diri dengan cara yang lebih mudah dan cepat. Tidak hanya kesehatan mental, penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya juga memicu gangguan pada kesehatan tubuh yang mengakibatkan penyakit kronis.

Atasi Serangan Panik dengan Beberapa Cara Ini

Pada saat seseorang alami serangan panik, otak akan memerintahkan sistem saraf untuk memberikan respon perlawanan atau menghindar. Kondisi ini yang dapat sebabkan tubuh menghasilkan zat kimia yang memicu adrenalin, peningkatan detak jantung, dan perubahan pola pernapasan. Ada beberapa faktor yang membuat seseorang alami serangan panik, seperti stres, perubahan suasana, faktor genetik, dan pengalaman traumatik yang pernah dilalui.

Baca juga: Serangan Panik Menyerang, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Namun jangan khawatir, ada beberapa penanganan yang dilakukan untuk mengatasi serangan panik, seperti penggunaan obat penenang atau lakukan terapi perilaku kognitif untuk mengatasi kondisi serangan panik. Pada terapi perilaku kognitif, pengidap diajarkan untuk mengatasi perasaan panik dan rasa takut yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Panic Attacks
Better Health. Diakses pada 2019. Panic Attack
Medscape. Diakses pada 2019. What Are The Complications of Panic Disorder