Ini Bahaya Zat Aditif Buatan untuk Kesehatan Tubuh
“Zat aditif buatan sering digunakan untuk meningkatkan penampilan, rasa atau kesegaran pada banyak produk makanan. Bila dikonsumsi secara berlebihan, beberapa zat aditif buatan tertentu bisa berbahaya untuk kesehatan. ”
Halodoc, Jakarta – Zat aditif adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam makanan untuk berbagai tujuan. Seperti untuk menjaga kesegarannya atau untuk meningkatkan warna, rasa, atau teksturnya. Zat tersebut bisa berupa pewarna makanan, penambah rasa, atau berbagai pengawet.
Sebenarnya zat aditif sangat umum digunakan dalam banyak makanan yang mungkin kamu konsumsi sehari-hari. Berbagai zat aditif yang ada di pasaran pun tentunya sudah dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Meski begitu, ada beberapa jenis zat aditif yang perlu kamu batasi konsumsinya, terutama yang buatan. Pasalnya, beberapa zat aditif buatan bisa berbahaya untuk kesehatan bila dikonsumsi secara berlebihan. Simak penjelasannya di sini.
Apa Itu Zat Aditif Buatan?
Zat aditif buatan adalah bahan sintetis (artinya tidak alami) yang ditambahkan ke dalam makanan untuk meningkatkan penampilan, tekstur, rasa, dan kesegarannya. Jadi, zat aditif bisa dibagi dalam dua kategori, yaitu:
- Alami. Zat aditif alami berasal dari sumber makanan alami. Misalnya, bit merah digunakan untuk memberi warna merah alami pada makanan, sedangkan kedelai dan jagung digunakan untuk membuat lesitin (sejenis pengemulsi) untuk mengikat bahan makanan.
- Buatan. Zat aditif buatan tidak berasal dari alam. Misalnya, sebagian besar ekstrak vanila terbuat dari vanilin yang diproduksi di laboratorium.
Zat aditif buatan ditemukan pada banyak makanan umum, seperti yoghurt, roti, saus salad, soda, makanan yang dipanggang, keripik, dan makanan olahan lainnya.
Faktanya, banyak makanan yang kamu temui di supermarket mengandung zat aditif alami atau buatan dalam berbagai bentuk, seperti emulsifier, pemanis, pengawet atau pewarna makanan.
Mereka digunakan untuk meningkatkan kualitas produk. Zat aditif juga membantu mengikat bahan, seperti minyak dan air, untuk menghasilkan tekstur dan penampilan yang lebih seragam.
Zat aditif buatan juga digunakan untuk meningkatkan komposisi nutrisi makanan. Misalnya, asam askorbat sintetis (vitamin C) dan asam folat (bentuk sintetis dari folat) biasanya ditambahkan ke makanan karena lebih stabil daripada versi alaminya.
Bahaya Zat Aditif Buatan untuk Kesehatan
Berikut adalah bahaya mengonsumsi zat aditif buatan secara berlebihan untuk kesehatan:
1. Membahayakan Kesehatan Usus
Banyak mengonsumsi makanan olahan yang mengandung zat aditif buatan diduga berpengaruh terhadap banyak hal. Seperti meningkatnya risiko gangguan usus, seperti sindrom iritasi usus besar, penyakit Crohn, dan dysbiosis usus. Hal itu membuat orang bertanya-tanya apakah ada hubungan antara kesehatan usus dan zat aditif buatan.
Beberapa penelitian pada tikus menunjukkan bahwa konsumsi pemanis buatan bisa menurunkan keragaman bakteri pada usus dan menyebabkan masalah pencernaan. Namun, belum ada penelitian yang mengaitkan zat aditif buatan dengan masalah usus pada manusia.
Perlu diingat, mikrobioma manusia sangat berbeda dari hewan, sehingga cara zat aditif buatan dimetabolisme pun juga berbeda. Selain itu, beberapa orang memang memiliki perut yang sensitif terhadap zat aditif buatan tertentu, sehingga bisa mengalami diare.
2. Meningkatkan Berat Badan
Pemanis buatan adalah zat aditif yang cukup populer yang sering digunakan sebagai pengganti gula. Zat aditif ini mengandung nol kalori tapi bisa memberikan rasa manis pada makanan dan minuman. Variasi populernya, antara lain aspartam, acesulfame K, sakarin, dan sucralose.
Meskipun tidak mengandung kalori, tapi pemanis buatan diduga bisa berkontribusi pada penambahan berat badan dengan mengubah mikrobioma usus, yang menyebabkan perubahan metabolisme dan regulasi hormon.
Namun, sebagian besar pemanis buatan tidak mencapai usus bagian bawah di mana mikrobioma usus berada. Faktanya, sebuah penelitian tidak menemukan perbedaan dalam koloni bakteri usus ketika seseorang mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah normal.
3. Meningkatkan Risiko Kanker
Beberapa zat aditif buatan dikaitkan dengan risiko lebih tinggi dari jenis kanker tertentu. Contohnya, pola makan yang tinggi nitrit dan nitrat, yang biasa ditemukan pada daging olahan, sudah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal.
Selain itu, bisphenol A (BPA), zat aditif yang biasa ditemukan dalam kemasan makanan, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker dan gangguan endokrin. Namun, banyak mengonsumsi makanan yang diproses tinggi memang sudah dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih tinggi secara keseluruhan. Akan tetapi, masih belum jelas apakah zat aditif berperan dalam hal ini.
4. Memengaruhi Kesehatan Anak
Zat aditif buatan tertentu, seperti pewarna makanan, dikhawatirkan bisa menyebabkan anak-anak mengalami hiperaktif, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), atau gangguan spektrum autisme.
Pewarna dan perasa makanan buatan sering digunakan untuk meningkatkan tampilan dan rasa dari banyak produk makanan anak-anak. Meskipun banyak kelompok dan diet, seperti diet Feingold mengklaim bahwa zat aditif buatan menyebabkan masalah perilaku atau gangguan perkembangan saraf pada anak-anak. Akan tetapi, hanya sedikit penelitian yang mendukung hal ini.
Selain itu, BPA adalah pengganggu endokrin yang bisa menyebabkan masalah perkembangan pada bayi yang sedang tumbuh. Itulah mengapa zat aditif tersebut sudah dilarang penggunaannya dalam botol dan kemasan kaleng bayi. Jadi, carilah botol bayi yang memiliki label BPA free.
Itulah bahaya zat aditif buatan untuk kesehatan. Oleh karena itu, kamu dianjurkan untuk membatasi konsumsinya. Bila kamu mengalami masalah kesehatan tertentu, jangan ragu untuk tanya dokter melalui aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.