Ini Bahaya PM 2.5 pada Kesehatan Ibu Hamil
“Bahaya polusi PM 2.5 tidak hanya menyerang kesehatan saluran pernapasan pada ibu hamil. Polusi tersebut juga bisa menyebabkan beberapa hal, seperti berat badan lahir rendah pada bayi, kelahiran prematur, hingga keguguran.”
Halodoc, Jakarta – Dalam beberapa tahun terakhir, polusi udara menjadi perhatian masyarakat. Namun, pada pertengahan 2023, bisa dibilang polusi udara, khususnya di Jakarta dan sekitarnya semakin memburuk dan berdampak pada kesehatan masyarakat.
Buruknya kualitas udara di Jakarta pun bisa terlihat dari berbagai cara, seperti misalnya pengukuran konsentrasi Particulate Matter (PM).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Particulate Matter (PM) merupakan polutan dengan ancaman dampak signifikan terhadap kesehatan manusia, berdasarkan kontribusinya terhadap penyakit yang dapat muncul.
Sementara itu, PM 2.5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil atau sama dengan 2.5 mikrometer. Lantas, bagaimana bahaya PM 2.5 pada kesehatan ibu hamil? Simak ulasannya berikut ini!
Ini Bahaya PM 2.5 untuk Kesehatan Ibu Hamil
Mengutip penelitian yang Nafas & Halodoc lakukan pada pertengahan 2023, PM 2.5 dianggap jauh lebih berbahaya terhadap kesehatan, karena ukurannya yang sangat kecil.
Ini membuat partikel halus tersebut tidak dapat tersaring oleh tubuh bahkan bisa sampai masuk ke dalam pembuluh darah. PM 2.5 ini bisa masuk ke tubuh melalui paru-paru dan pembuluh darah yang kemudian berdampak pada keseluruhan organ tubuh.
Meskipun polusi PM.25 tidak terlihat oleh mata, tapi ia memiliki dampak kesehatan yang tidak boleh kamu sepelekan, salah satunya pada ibu hamil.
Pada ibu hamil, PM 2.5 bisa masuk ke janin melalui plasenta, ini kemudian akan memengaruhi kesehatan plasenta, dan mengganggu tumbuh kembang bayi dalam kandungan.
Nah, berikut ini beberapa dampak potensial polusi udara selama kehamilan yang perlu ibu waspadai:
Persalinan prematur
Mengutip laporan dari International Journal of Environment Research and Public Health pada tahun 2019, terdapat korelasi antara polusi udara dan persalinan prematur. Ibu hamil yang tinggal di daerah dengan udara tercemar lebih mungkin mengalami persalinan prematur.
Kelahiran mati
Lahir mati adalah kematian bayi di akhir kehamilan, setelah 20 minggu.
Berat badan lahir rendah
Paparan polusi seperti PM 2.5 dapat mengganggu tumbuh kembang bayi, sehingga menyebabkan bayi terlahir dengan ukuran yang sangat kecil.
Masalah kesehatan pada ibu yang sedang hamil
Paparan polusi udara juga berkaitan dengan risiko komplikasi terkait kehamilan pada ibu. Misalnya, preeklampsia dan tekanan darah tinggi.
Masalah perkembangan paru-paru janin
Paparan polusi udara dapat memengaruhi perkembangan paru-paru janin. Pada akhirnya, saat bayi lahir ia berisiko tinggi mengalami masalah pernafasan jangka panjang, seperti asma dan alergi.
Sementara itu, menurut Hasil data penelitian Nafas & Halodoc, dalam kurun waktu tertentu pada tahun 2023 tentang paparan polusi PM 2.5 di Jabodetabek, ada beberapa temuan penting, yaitu:
- Tren keluhan penyakit pernapasan di bulan Juni meningkat 34 persen ketika PM 2.5 meningkat sebesar 10 mikrometer.
- Polusi meningkat, persentase keluhan penyakit pernapasan di setiap kecamatan meningkat hingga 41 persen.
- Konsentrasi PM 2.5 lebih dari 55 mikrometer (kategori tidak sehat) berisiko menimbulkan keluhan pernapasan dalam rentang waktu 12 jam.
- Polusi tinggi, keluhan terkait bronkitis dan asma meningkat 5 kali lipat dalam kurun waktu 48 jam.
- Kelompok sensitif memiliki risiko tertinggi dengan masalah pernapasan hingga 48 persen selama periode Juni hingga Agustus.
Kesimpulannya, bahwa polusi udara seperti PM 2.5 merupakan masalah serius. Baik bagi ibu hamil maupun kelompok masyarakat lainnya.
Nah, jika kamu ingin membaca hasil laporan lengkap yang dilakukan Nafas & Halodoc, kamu bisa baca di sini: Udara Buruk Jabodetabek Berpotensi Tingkatkan Kasus Penyakit Pernapasan hingga 34%.
Tips Menjaga Kesehatan Ibu Hamil di Tengah Polusi Udara
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa partikel polusi dapat mencapai bayi dalam kandungan melalui plasenta.
Dampak polusi pada ibu hamil yaitu komplikasi kehamilan seperti keguguran, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah.
Namun, ada beberapa tips yang dapat ibu hamil lakukan untuk menjaga kesehatan di tengah polusi udara, yaitu:
- Hindari kontak dengan orang yang merokok dan mintalah anggota keluarga yang merokok untuk melakukannya di luar ruangan.
- Baca indeks kualitas udara (AQI) setiap hari. Ini akan memberi tahu tingkat polusi dan apakah kamu perlu khawatir dengan kadarnya.
- Gunakan pembersih udara, alat ini dapat membantu menghilangkan segala sesuatu mulai dari asap, alergen, hingga jamur dan kuman dari udara. Dengan begini, ibu dan bayi dapat tumbuh di lingkungan yang lebih sehat.
- Lindungi udara di rumah dengan menggunakan pembersih rumah tangga berbahan alami, melakukan pemeriksaan rutin terhadap jamur, dan menggunakan penutup ventilasi.
- Habiskan lebih banyak waktu di dalam rumah atau ruangan. Terutama saat kadar polusi PM 2.5 sedang tinggi.
- Tanam tanaman pembersih udara, sebab tanaman secara alami dapat menyaring udara dan membantu ibu hamil dan bayi sedang tumbuh menghirup udara yang lebih sehat.
Selain itu, ibu hamil juga perlu mencatat 7 Cara Ampuh Menjaga Kesehatan di Tengah Polusi.
Itulah yang perlu ibu ketahui tentang bahaya PM 2.5 pada kehamilan.
Jika ibu mengalami gejala kesehatan terkait dengan saluran pernapasan, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan rujukan perawatan segera.
Referensi:
Nafas X Halodoc. Diakses pada 2023. Udara Buruk Jabodetabek Berpotensi Tingkatkan Kasus Penyakit Pernapasan hingga 34%.
Tommy’s. Diakses pada 2023. Air pollution and pregnancy.
International Journal of Environmental Research and Public Health. Diakses pada 2023. Prenatal Fine Particulate Matter (PM2.5) Exposure and Pregnancy Outcomes—Analysis of Term Pregnancies in Poland.
BMKG. Diakses pada 2023. Informasi Konsentrasi Partikulat (PM2.5).
Medical News Today. Diakses pada 2023. Can air pollution affect pregnancy outcomes?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan