Ini Alasan Rapid Tes Antigen Lebih Akurat Dibanding Antibodi
Halodoc, Jakarta - Untuk memastikan diagnosis COVID-19, ada beberapa jenis tes yang bisa dilakukan. Salah satu yang baru saja diumumkan secara resmi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 28 September 2020 lalu, sebagai alat tes COVID-19 alternatif adalah rapid tes antigen. Dibanding rapid tes antibodi yang selama ini dilakukan, rapid tes antigen disebut-sebut lebih murah, tetapi hasilnya lebih akurat.
Rencananya, alat rapid tes antigen akan diproduksi sebanyak 120 juta buah, dengan harga satuan hanya sekitar 5 dolar atau Rp. 75.000 saja. Meski metode pengambilan sampelnya mirip dengan swab atau PCR, rapid tes antigen hanya memerlukan waktu 30 menit saja dalam pelaksanaannya. Namun, hasilnya dinilai lebih akurat dibanding rapid tes antibodi yang menggunakan sampel darah. Mengapa bisa begitu, ya?
Baca juga: Alasan Pandemi Belum Tentu Usai Meski Vaksin Corona Ditemukan
Rapid Tes Antigen Lebih Akurat Dibanding Antibodi
Dibanding rapid tes antibodi dan PCR, rapid tes antigen bisa dilakukan dengan lebih cepat, yaitu 15-30 menit saja. Meski tingkat akurasinya tidak setepat PCR, jika dibandingkan dengan rapid tes antibodi, rapid tes antigen dinilai lebih akurat, yakni hngga 97 persen.
Alasan mengapa rapid tes antigen lebih akurat dibanding rapid tes antibodi adalah karena tes ini bisa mendeteksi langsung keberadaan antigen virus corona pada sampel, yang berasal dari saluran pernapasan. Perlu diketahui bahwa antigen biasanya bisa terdeteksi ketika virus yang masuk ke tubuh aktif bereplikasi.
Sementara itu, pada rapid tes antibodi, yang dideteksi adalah keberadaan antibodi dalam darah. Pada kebanyakan kasus COVID-19, keberadaan antibodi dalam darah pengidap COVID-19 umumnya baru muncul pada beberapa hari atau pekan kedua setelah terinfeksi virus.
Baca juga: Uji Coba Vaksin Corona Lemah pada Lansia, Apa Alasannya?
Itulah sebabnya rapid tes antigen sudah bisa atau paling baik dilakukan ketika seseorang baru saja terinfeksi virus corona. Jadi, sebelum antibodi muncul untuk melawan virus yang masuk ke tubuh, ada peran antigen yang bertugas mempelajarinya. Nah, keberadaan antigen itulah yang dideteksi oleh rapid tes antigen.
Meski begitu, sama seperti rapid tes antibodi, tetap ada kemungkinan hasil rapid tes antigen tidak akurat. Salah satu alasannya adalah karena virus yang dipelajari antigen bisa jadi bukanlah virus corona atau SARS-CoV-2, melainkan virus lain yang sejenis, seperti influenza.
Bagaimana Alur Pemeriksaan Rapid Tes Antigen?
Jika hasil rapid tes antigen dinyatakan negatif, peserta tes akan diarahkan agar menjalani isolasi mandiri. Namun, jika gejala makin berat saat isolasi, harus langsung ke fasilitas kesehatan. Sementara itu, jika tak ada gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dalam 10 hari, harus menjalani tes antibodi.
Baca juga: Berjuang Hasilkan Vaksin COVID-19, Ini Kandidatnya
Kemudian, bila hasil tes antibodi negatif, kemungkinan gejala yang muncul bukan COVID-19. Namun, bila hasilnya positif, peserta harus menjalani swab test atau PCR dua kali dalam dua hari berturut-turut. Jika saat isolasi muncul gejala ISPA dalam kurang dari 10 hari, rapid tes antigen perlu dilakukan ulang.
Jika ternyata hasil rapid tes antigen negatif, harus tes antibodi 10 hari kemudian. Namun, bila hasilnya positif, peserta harus menjalani swab atau PCR dua kali dalam dua hari berturut-turut. Jika hasil tes PCR negatif, berarti bukan COVID-19, sedangkan jika hasilnya positif, peserta dinyatakan menjadi pasien COVID-19.
Kalau ada pertanyaan lebih lanjut tentang rapid tes antigen atau hal-hal lain terkait COVID-19, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter, kapan dan di mana saja.
Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. Global partnership to make available 120 million affordable, quality COVID-19 rapid tests for low- and middle-income countries.
WHO. Diakses pada 2020. Advice on the use of point-of-care immunodiagnostic tests for COVID-19.
The Guardian. Diakses pada 2020. Covid-19 tests that give results in minutes to be rolled out across world.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Diakses pada 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19).
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan